Giving you all you want and more
Giving you every piece of me
But I will never can afford
I just want you to love for free★彡
Dahulu, almarhumah eyang pernah berkata pada Gina--Bundanya Brandon, "Astaga, anakmu ini kalo besar nanti bisa bikin banyak perempuan jatuh hati, loh. Sama neneknya aja perhatian banget, apalagi istrinya!"
Ah, eyang ngaco. Lihat nih sekarang cucu eyang gelayutan di sofa karena patah hati!
Mesih dengan posisi rebahan di dalam seragam abu-abunya yang berantakan, Brandon menatap nanar layar ponselnya yang ia lihat lekat-lekat.
Sudah satu hari semenjak dirinya ditolak oleh gebetan satu-satunya itu. Wajah manis Ammie mesih terbayang-bayang. Dan saat Brandon lagi susah-susahnya move on, sosok Ammie muncul di timeline instagramnya.
Foto Ammie memeluk sebuah boneka teddy bear itu diunggah tak lain oleh Rizki alias Iki--salah satu adik kelasnya di OSIS saat ia mesih menjabat dulu. Anak basket, tinggi. Tapi terkenal dengan kelakuannya yang sering bikin masalah sama guru.
Iki sangat bertolak belakang dengan dirinya. Apa Ammie emang lebih suka sama yang berandalan ya? Apa dia kurang seru?
Brandon mendecak frustasi. Ah, persetan. Ia sudah tak peduli--tak peduli dengan Iki, tak peduli dengan Ammie, tak peduli pada postingan ini.
Walaupun boneka beruang yang dipeluk Ammie adalah pemberiannya saat gadis itu berulang tahun--persetan! Brandon muak diperlakukan seperti sampah.
"Hope he treats you well, Ammie," ujar Brandon pada Ammie yang di dalam layar. "Gue udah bosen sama lo."
Beneran kesal sama muka Ammie, cepat-cepat Brandon menghapus seluruh tab layar, keluar dari Instagram dan beralih ke google.
Tak lama setelah mengetikkan sesuatu disana, beberapa not balok sebuah lagu bermunculan. Brandon segera beranjak dari ruang televisi.
Brandon menduduki bangku piano dengan menarik napas dalam. Ponselnya ia taruh ke music rack, fall board ia angkat sehingga tuts keyboard terlihat jelas.
Jari-jarinya ia regangkan. Intro Bored dari Billie Eilish mengalun. Lagunya bertempo pelan dan melankolis. Bagi Brandon, ini adalah sebuah terapi. Kepalanya yang awalnya terasa panas kini mencair.
Dengan mata terpejam, Brandon mulai bernyanyi. "..What makes you sure you're all i need? Forget about it. When you walk out the door, and leave me torn, you're teaching me, to live without it.."
Brandon tersenyum. Ia merasa terwakili dengan lirik yang ditulis oleh Billie. "..bored, I'm so bored. I'm so boored!"
Jemari Brandon terus menari-nari. Rasanya ia tenggelam pada dunianya sendiri. Untuk sesaat, dadanya cukup plong.
Sampai seseorang merusak semua.
BONK!
Brandon terlonjak kaget. Hilang sudah ketenangannya sore ini.
Edwin menekan seluruh tuts nada rendah dengan kelima jari. Berhasil merisak Brandon, cowok berkulit sawo matang itu tertawa lebar.
"Gausah galau mulu, monyet!" ledeknya sambil menoyor kepala si cowok berkacamata. "Mana seragamnya keluar-keluar terus kancingnya kebuka, lagi. Kayak gelandangan perempatan!"
"ANJ-" Brandon menetralkan emosinya. Tenang, tenang, ini Edwin. Kalau bukan Edwin, mungkin udah Brandon lempar ke Ocean Park. "Dateng darimana sih, lo?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WIJAYA - prettymuch series (DISCONTINUED)
Fanfiction❝Wijaya artinya kemenangan. Pantes lo menangin hati orang mulu.❞ WIJAYA, a spin-off from my side fan fiction, FASE. A side of Brandon no one sees. Written in Bahasa. © Ditulis oleh ssweetestplumm. Dipublikasikan tanggal 29 april 2020 dalam rangka #Q...