0.4

74 19 143
                                    

I can see it in your face
You got a side you can't explain

ミ★

Sore itu tepatnya pukul 3, seorang remaja memarkirkan motor NMAX 155-nya dengan seorang penumpang yang seumuran pula.

Keduanya mengenakan seragam, bedanya cowok yang berkacamata melapisi seragam batiknya dengan bomber jacket berwarna biru navy. Beda dari yang satu lagi yang seadanya.

Mereka sampai di parkiran warung ayam geprek yang letaknya tak jauh dari Global Perkasa. Dahulu Brandon rajin kesini tiap minggu sama alumni-alumni yang lain. Tapi karena banyak kerjaan band dan OSIS di SMA barunya, baru sempat kesini lagi sekarang.

Kali ini ia tak mendarat sendiri. Ada Edwin. Cowok berambut hitam ikal itu baru saja turun dari motor sambil benerin celana. Ia melihat sekeliling. "Aelah, ngapain sih lo kesini segala? Mau rebahan, anjir!"

Brandon yang baru saja melepas helm mesih sibuk menata rambutnya di kaca spion. "Ya lagian, lo gue suruh pulang sama Austin enggak mau. Udah dibilang gue mau kesini dulu."

"Motor BMW-nya Austin tuh tipis joknya. Pantat gue rata yang ada!"

"Ya makanya kalo punya motor tuh jangan ditabrak-tabrak." dengus Brandon. Ia pun ikut turun dari motor, menyamakan langkahnya dengan Edwin. "'Skuy."

Kedua siswa SMA Tara Negara itupun segera beranjak dari parkiran. Seiringnya mereka berjalan, ada beberapa pasang mata yang terus sesekali meliri mereka.

Entah mungkin karena familiar dengan wajah Brandon, atau keduanya yang sama-sama stand out karena celana seragam batik mereka berwarna putih, sedangkan yang lain abu-abu.

"Rame bener, yak." Komentar Edwin saat mulai merasakan aura warung yang padat. Melihat seluruh meja yang sebagian besar penuh, iapun bertanya pada Brandon. "Temen-temen lo duduk dimana?"

Brandon sudah terlebih dahulu menempelkan ponselnya ke kuping. Cowok itu tengah berusaha menghubungi teman seangkatannya yang lain. "Ini gue lagi nelpon."

Panggilan Brandon tak kunjung diangkat. Cowok itu mendengus, lalu mengulang sambungan. Ini tabiat biasa Farhan yang sulit dihubungi. Ia dan Edwin sama-sama mencari sosok cowok itu di kerumunan, tapi enggak ketemu juga.

Sampai pada akhirnya mata Brandon teralih dari dalam warung.

Ia melihat sosok yang familiar yang berjalan ke arah pintu masuk. Seorang gadis yang tak lain adalah anaknya teman Chris, Nur Chanaya.

Rambut keriting gadis itu dicepol ke atas, membentuk sebuah messy bun yang meberinya kesan carefree. Awalnya Chanaya berada di antara anak-anak tim Raiders--Lili dan Tazkia, namun tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Duluan aja, guys!" tutur gadis itu. Tazkia dan Lili sempat ragu, namun akhirnya mereka mengiyakan dan duluan masuk ke warung.

Habis itu, Chanaya mundur beberapa langkah dan tiba-tiba jongkok. Dia ngeluarin sebuah bingkis makanan berwarna ungu dari kantong, langsung disobek dan isinya ditaburin ke pinggir jalan.

Setelah Brandon perhatikan lekat-lekat, ia sadar akan apa yang sedang Chanaya lakukan.

Beberapa anak kucing dan induknya berkumpul di dekat tubuh Chanaya, melahap seluruh makanan kering yang gadis itu berikan. Ternyata yang barusan ia taburkan itu adalah whiskas.

Dengan lembut kepala kucing-kucing itu ia elus, seakan-akan menyuruh mereka untuk makan lebih banyak. Senyuman yang terukir di bibirnya sangat tulus. "Ayoo abisin!"

WIJAYA - prettymuch series (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang