Sepulangnya dari berkerja, dewi tidak langsung mandi melainkan istirahat sejenak didalam kamarnya, dia mulai bimbang dengan keputusan yang dia ambil saat ini, yaitu menikah dengan mike pria yang dipilih orang tuanya. Dewi bingung apakah nanti akan baik baik saja satelah menikah, sedangkan diluar sana yang menikah karena saling mencintai saja bisa berakhir dengan perceraian, bagaimana dengan ku nanti, tapi sudahlah kita kan tidak pernah tahu jalan hidup manusia, yang tahu hanya sang pemilik nyawa asal niat kita untuk ibadah dan berbakti kepada orang tua aku yakin semua akan aku jalani dengan indah
( hati kecil dewi berbicara ).
Tanpa disadari oleh dewi, ternyata ibunya memperhatikan dewi sejak 15 menit yang lalu dari luar pintu kamar nya, ibunya sangat miris dan merasa bersalah pada dewi, hingga tanpa sadar dari kedua bola matanya meneteskan airmata kepedihan, ibunya berfikir apakah perjodohan ini benar benar diterima oleh dewi, atau mungkin dewi menjalaninya dengan menderita, namun disisi lain sang ibu hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya, ibu dan ayahnya tidak ingin dewi salah memilih teman hidupnya nanti, penyesalan demi penyesalan seakan menggerogoti pikiran ibu, lalu tiba tiba
" buuu...kenapa didepan pintu kok tidak masuk saja "
dengan terburu buru ibu berusaha menghapus air matanya agar tak terlihat oleh dewi
" iya ndo ini ibu mau masuk...mau menaruh pakaianmu yang sudah ibu cuci dan setrika "
sambil menundukkan kepalanya ibu pun masuk dan langsung menaruh pakaian dewi diatas meja rias dan secepat mungkin pergi dari hadapan dewi. Dewi merasa aneh atas sikap ibunya tersebut, seperti ada yang janggal tapi dewi tidak ingin larut memikirkan apa yang tidak semestinya difikirkan, dewi pun mulai beranjak bangun mengambil handuk dan masuk kamar mandi yang berada didalam kamarnya, Setelah selesai dewi pun berlalu menuju ruang makan.
Tiba diruang makan dewi tersentak kaget melihat sang mama sedang menangis, dewi pun menghampiri dan mencoba untuk menanyakan perihal apa yang membuat ibunya mengeluarkan airmata.
" bu kenapa menangis, apa dewi punya salah sama ibu "
sambil memeluk dewi ibunya menjawab
" tidak ndo...kamu tidak punya salah "
" lalu kenapa ibu menangis, apa ibu ada selisih faham dengan bapak "
" tidak juga ndo..."
" lalu kenapa bu...jawab tolong jawab dewi mohon "
" ibu hanya merasa bersalah padamu ndo "
" salah apa bu...buat dewi ibu tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun "
" ndo apakah kamu benar benar ingin melanjutkan perjodohan ini "
" kenapa ibu menanyakan hal itu "
" jawab dengan jujur ndo "
" iya bu...dewi akan tetap melanjutkan perjodohan ini, dewi ingin melihat ibu dan bapak senang dan bahagia, hanya dengan itu dewi bisa melakukannya "
" tapi ndo tadi sewaktu ibu ingin mengantar pakaianmu, tanpa sengaja ibu melihat kamu sedang melamun, ibu sedih melihatnya sampai airmata ibu menetes ndo "
" sudahlah bu dewi mohon, ibu tidak usah banyak fikiran, dewi kan sudah bilang dewi ikhlas me jalaninya, memang dewi agak sedikit ragu apakah pernikahan tanpa mencintai akan indah menjalaninya, tapi karena tekad dewi besar ingin membahagiakan kalian dewi menepis semua pikiran jelek itu bu, dewi yakin allah akan memberikan keindahan untuk dewi jika dewi belajar mencintai suami dewi kelak "
" makasih ya ndo...kamu memang anak yang baik doa ibu dan bapak selalu menyertaimu ndo "
" amin bu , sudah bu jangan menangis lagi harusnya ibu selalu tersenyum agak dewi lebih semangat lagi dalam menjalani hidup "
dewi pun memeluk dan mencium kening ibunya dan meminta agar ibunya mau menyuapinya makan, mumpung dewi belum sah menjadi istri orang. setelah selesai dewi pamit untuk tidur karena besok harus bekerja kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUBER KEDUA
Short StoryKisah wanita paruh baya bernama dewi, sedang dimabuk cinta untuk kedua kalinya, lantaran pernikahan sebelumnya dijodohkan oleh orang tuanya, cobaan demi cobaan menghampiri dewi hingga pada akhirnya dia dipertemukan oleh seorang pria bernama zaenal.