1

21 4 0
                                    

Suasana gedung rumah sakit malam itu cukup ramai. Beberapa ambulans sudah sampai mengantar beberapa korban kecelakaan tragis itu.
Naasnya dari 6 korban tabrakan itu, 5 diantaranya meninggal dunia di tempat. Hanya ada 1 yang masih kritis dan langsung ditangani dokter.

30 menit kemudian semua keluarga dari korban yang meninggal maupun yang kritis sudah tiba di rumah sakit.
Terlihat seorang ibu yang terduduk lemas di luar ruang ICU menunggu kabar dari anak wanitanya.
Ia ditemani oleh anak bungsu perempuannya dan seorang pria.

"Pergi kau brengsek. Apa lagi yang akan kau lakukan pada anakku?" Ucap ibu wanita itu ke pria yang ada dihadapannya

Pria itu hanya diam mematung sambil menunduk. Dirundungi rasa bersalah yang begitu besar kepada wanita yang sedang ditangani dokter tersebut.

"Ibu tenang ya. Kakak akan baik-baik saja. Kita harus tetap berdoa untuk kakak"
Ucap anak perempuan sambil terus memeluk ibunya dari samping. Menenangkan ibunya agar tak tersulut emosi. Karena jika ia tak ingat ini di rumah sakit, mungkin dia orang pertama yang akan membuat pria di depannya ini juga masuk salah satu ruang rawat inap.

"Lebih baik kau pergi kak. Kami tak membutuhkanmu. Terima kasih sudah membuat kak Hyojin seperti ini"
Ucap anak perempuan itu yang diketahui sebagai adik dari Hyojin.

"Maaf"
Lirih pria itu. Ia sudah tak tahu mau mengungkapkan apa lagi selain kata maaf.

Ibu Hyojin bangun dari duduknya dan menghampiri pria itu. Menamparnya dengan sekuat tenaga agar pria itu bisa merasakan sakit yang keluarga mereka rasakan sekarang, bahkan rasa sakitnya lebih dari itu.
"Pergi sebelum kupanggil petugas keamanan untuk menyeretmu dari sini"

Satu jam kemudian dokter keluar dari ruang ICU dan memberitahu kondisi terkini tentang Hyojin.

"Kami sudah menangani pasien Hyejin, kondisinya sangat kritis sekarang. Dan ia sedang koma, kami tak bisa memastikan kapan ia akan bangun dari komanya. Saya harap ibu dan adik berdoa supaya tuhan memberikan keajaiban untuk Hyojin. Saya permisi"
Jelas dokter itu.

Ibu Hyojin merosot ke lantai dingin rumah sakit saat mendengar penjelasan dokter. Anak pertamanya sekarang sedang menghadapi ajalnya. Ya tuhan bisakah kami bertukar tempat? Biar aku yang disana.
Hyojin masih terlalu muda untuk meninggalkan bumi ini. Ia bahkan belum mewujudkan cita-citanya.

"Ibu, ada Hyera disini. Kita harus sama-sama kuat ya bu. Demi kakak"

~

Kalian tau sangat sulit untuk memasuki ruang ICU jika kau ingin melihat keadaan pasien didalamnya. Itulah yang harus Hyera dan ibunya lakukan demi Hyojin.

Mereka hanya tinggal bertiga sekarang, setelah ayah Hyojin berselingkuh dan menceraikan istrinya. Ibu memantapkan hatinya untuk merawat Hyojin dan Hyera dengan usahanya sendiri.

Itulah rasa sakit yang dialami ibu Hyojin, hingga saat mendengar kabar pernikahan sang anak dibatalkan satu pihak saja. Tanpa ada datang baik-baik kerumah dari pihak keluarga laki-laki.
Ibu Hyojin terpukul anaknya harus merasakan hal yang sama dengannya.

Ia mati-matian merawat dan mengajarkan kepada dua putrinya itu untuk selalu mengetahui mana yang benar-benar mencintaimu mana yang tidak. Ia hanya tak mau mereka merasakan hal yang sama.
Kedua putrinya harus bahagia.

"Bu, Hyera pulang dulu ya. Bawa pakaian dan makanan untuk ibu. Dan Hyera juga ingin membawa foto seseorang"

"Baiklah nak. Kau hati-hati ya"

"Iya bu. Aku pamit ya"

Sesampainya di rumah, Hyera menyiapkan semua yang akan dia bawa kerumah sakit. Hingga ia masuk kedalam kamar kakaknya dan mengambil salah satu foto polaroid di dinding kakaknya.
Foto pria yang membuat kakaknya lupa akan masalah hidup. Pria yang sukses membuatnya tertawa terbahak-bahak saat ia sedang sedih.
Pria yang dengan segala ketampanannya yang mampu menyihir Hyojin menjadi cinta setengah mati padanya.
Bahkan saat Hyojin ingin menikah, ia izin kepada pria itu melalui surat dan dikirimkan ke alamat kantornya.
Entah pria itu sudah membacanya atau belum.

Jung Hoseok.
Foto pria yang dibawa Hyera untuk menemani kakaknya di ruang ICU. Mungkin terdengar kekanakan, tapi tak ada yang tahu mungkin saja pria itu pula yang akan membuat kakaknya membuka matanya setelah kecelakan ini.

~

Hyera sudah kembali lagi kerumah sakit. Ibunya sempat heran kenapa Hyera membawa foto pria itu. Pria yang diketahui sang ibu sebagai idola anaknya. Bahkan Hyojin pernah bermimpi untuk menonton konser pria itu secara langsung.
Tetapi karena terkendala ekonomi, jadi Hyojin hanya bisa menatap mereka melalui layar ponsel.

Hyera masuk ke dalam ruang ICU dan melihat kakaknya terbaring mengenaskan. Hyera salah satu adik yang bisa dibilang sangat mengidolakan kakaknya itu. Menurut Hyera, Hyojin selain cantik, ia juga wanita yang kuat. Semenjak orang tua mereka berpisah, Hyojin lah yang menjadi tulang punggung keluarga mereka selama ini. Bahkan ia yang membiayai kuliah adiknya. Awalnya Hyera tak ingin, tetapi kakaknya memaksa sang adik untuk kuliah dengan alasan biar nanti cari kerja bisa mendapatkan posisi yang lebih baik.

Saat ini pun Hyera mengambil kerja part time di salah satu cafe untuk membantu kakaknya itu. Tentu dengan perdebatan kecil dulu dengan Hyojin agar ia disetujui.
Matanya berlinang saat sudah disamping ranjang kakaknya. Ia tak melihat lagi wajah cantik kakaknya yang sekarang tertutupi dengan beberapa luka dan perban. Ia juga tak melihat sosok Hyojin yang kuat, yang selalu berdiri paling depan menjaganya dan sang ibu. Sekarang ia hanya melihat kakaknya terbaring lemah dengan mata tertutup.

Hyera meletakkan foto Jung Hoseok di bawah bantal Hyojin. Ia berharap sosok Hoseok yang selama ini diceritakan Hyojin bisa benar-benar membuat kakaknya membuka matanya walau hal itu mustahil dilakukan benda mati seperti foto.

"Kak, cepat bangun ya. Aku tunggu, ingatkan kita mau makan di restoran mewah sama ibu? Jangan tinggalin aku sama ibu dulu. Kita sayang banget sama kakak"
Ucap Hyera dengan terisak. Ia sudah tak mampu menahan air matanya dan kesedihannya itu.

Terlintas dipikirannya tentang sosok pria yang membuat kakaknya seperti ini. Tak ada perasaan lain selain benci sejadi-jadinya dengan pria itu. Pria yang menurut Hyera tidak punya hati dan egois. Ia harap suatu saat pria itu merasakan apa yang kakaknya rasakan sekarang. Kalau perlu mati ditempat sekalian.
Orang-orang seperti itu harus musnah dari permukaan bumi.
Kenapa ia datang hanya memberi janji-janji manis pada kakaknya jika pada akhirnya akan ditinggalkan begitu saja.

"Kak aku janji akan membalas pria itu suatu hari nanti. Kakak tunggu ya"
Ujar Hyera lalu keluar ruangan untuk menjaga ibunya.


Vote dan komen ya
dikook0901

Dream after accident (✓)Where stories live. Discover now