5

13 2 0
                                    

Hari 4

Keadaan Hyojin semakin membaik sekarang. Ia bahkan bisa berolahraga di pagi hari berlari mengelilingi taman dekat rumahnya.
Ia merasa tak ada beban saat melihat disana juga banyak para orang lanjut usia. Entah mereka sedang olahraga atau hanya sekedar duduk bersama pasangannya menikmati sejuknya hawa dipagi hari.

Langkah Hyojin terhenti saat ia berpapasan dengan sosok yang sangat tidak ingin ia temui, lebih tepatnya sosok yang sangat ia benci karena sudah membuat hatinya hancur.
Terlebih sosok itu sekarang berdua dengan sang pujaan hati, orang yang membuat Hyojin ditinggalkan secara sepihak.

Karena tak ingin terlihat jika kondisinya tak baik karena sosok tersebut, Hyojin memilih untuk melewati mereka begitu saja. Tetapi langkahnya terhenti saat sosok itu memanggilnya.

"Hyojin"

Hyojin hanya diam, tak ada niatan untuk menoleh ke pria tersebut.

"Hyo, bisa bicara sebentar?"
Pria yang diketahui sebagai mantan tunangan Hyojin yang bernama Jisuk itu berbicara lembut.
Hyojin hanya menoleh malas ke Jisuk.

"Aku sibuk"

"Sebentar saja Hyo"

"Maaf, aku tak ingin menjadi pencuri kekasih orang lain. Ah tidak lebih tepatnya tunangan orang lain, karena aku wanita. Aku bisa merasakan seperti apa sakitnya. Dan aku percaya pada karma"
Ucao Hyojin sambil melontarkan sindiran ke wanita disebelah Jisuk.

Wanita itu menatap Hyojin tak percaya. Hyojin mengatakan hal yang mutlak menyakitkan hatinya.

"Kenapa wajahmu begitu? Merasa ya?"
Sarkas Hyojin ke wanita itu.

Wanita itu hampir saja membalas Hyojin tetapi ditahan oleh Jisuk. Jisuk menahan bukan karena membela siapa-siapa. Ia tahu posisinya, ia yang salah disini.

"Hyo, kumohon aku ingin bicara. Ini tak ada sangkut paut dengannya"

"Aku sibuk. Kau tuli atau bagaimana hah?"

"Sebentar saja Hyo"

"Lebih baik kau pergi. Jangan ganggu dia lagi. Kurang puas kau dulu hah?"
Ucap seseorang dibelakang Jisuk dan ternyata itu Hoseok.

"Kulihat kau ada disekitarnya lagi kupastikan hidupmu tak lama lagi. Pergi sebelum aku melayangkan tanganku ke wajah brengsekmu itu. Bawa wanita tak punya hati ini denganmu juga. Jika ia wanita, ia tak akan mengambil milik orang. Apalagi jika sudah bertunangan. Setidak laku itukah dirimu?"
Sarkas Hoseok ke kedua pasangan di depan matanya.

Ia lalu berjalan ke arah Hyojin dan merangkul pinggang wanita itu.
"Hyojin sudah bahagia bersamaku. Jangan ganggu ia lagi"
Hoseok lalu menarik tangan Hyojin dan mengajaknya pergi dari sana.

Sementara Jisuk dan pasangannya hanya diam. Hingga si wanita mengoceh karena sudah terkena ucapan pedas Hyojin dan Hoseok. Belum lagi sekarang dirinya dicap sebagai perebut milik orang karena tidak laku.

~

Hoseok membawa Hyojin duduk disalah satu bangku taman dengan jarak yang sudah jauh dari pasangan tadi.
Wajah Hoseok sedikit merajuk saat mengajak Hyojin kesana.

"Kenapa tak ajak aku lari pagi sih? Aku tak suka jika kau bertemu dengannya"

"Ya tuhan Hobi, masa iya aku mengajakmu pagi-pagi. Memang kau sudah bangun?"

"Hey kau lupa? Aku mengambil cutiku untuk menjagamu. Kau mau ajak aku pergi tengah malam juga aku iyakan. Pokoknya aku tak mau tau. Kau tak boleh bertemu lagi dengannya"

"Tapi kan tadi aku tak sengaja"

"Sengaja atau tidak sama saja. Pokoknya tak boleh. Mengerti?"

"Iya aku mengerti. Kenapa kau jadi galak begini sih?"

"Jika aku tak galak akan hal ini, kau jadi terus mengingatnya. Bagaimana aku bisa membantumu melupakannya jika kau saja masih bertemu dengannya"

"Iya Hobi. Aku minta maaf"

"Untung saja firasatku benar untuk main kerumahmu pagi-pagi"

"Iya.. Jangan merajuk lagi oke? Hmm kau mau es krim?"

"Boleh. Dimana?"

"Itu truk es krimnya tepat di seberang sana. Ayo"

Mereka pun jalan ke arah truk es krim itu. Selama kesana Hoseok terus menggenggam tangan Hyojin. Takut wanita ini nanti di rebut orang lagi. Banyak pasang mata orang tua yang tersenyum melihat mereka. Banyak pula yang menyangka jika mereka adalah pasangan pengantin baru yang sedang lari pagi berdua.

Wajah Hyojin tentu memanas mendengarnya. Ia tak tahu apa wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus atau tidak. Yang jelas ia tak ingin Hoseok melihat wajah malunya ini.

"Hyo kau mau rasa apa?"
Tanya Hoseok sambil menoleh ke Hyojin. Tapi yang didapatinya justru wanita itu terus menunduk.

"Hey kau baik-baik saja?"

"Coklat Hobi. Pesankan aku rasa coklat"
Jawab Hyojin sambil tetap menunduk.

"Lihat aku, kau kenapa menunduk terus sih?"

"Tak apa, pesankan saja rasa coklat untukku"

Hoseok yang penasaran justru mengangkat wajah Hyojin agar menatap dirinya. Hoseok tersenyum ringan mendapati wajah Hyojin yang memerah. Sebenarnya Hoseok juga mendengar apa yang dikatakan para orang tua tadi tentang mereka. Tapi ia tak menyangka ini berefek besar pada Hyojin.

"Hey sudah jangan malu seperti itu. Kau menggemaskan sekali jika wajahmu merah seperti itu"

"Iih sudah jangan meledekku terus. Aku ingin es krim"

"Iya sayang sebentar"

Jantung Hyojin seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Hoseok.
Sayang?
Apa maksudnya itu?
Ya tuhan tolong jangan terbangkan aku setinggi ini. Akan terasa sangat sakit jika tiba-tiba aku terjatuh dan tak ada tangan hangat ini yang menggenggamku lagi.
Nafasnya sedikit tak beraturan. Ia mencoba bernafas senormal mungkin. Bisa mati sesak jika Hoseok terus bersikap seperti ini padanya.

"Ini es krimmu"
Lamunan Hyojin terputus saat suara Hoseok terdengar dan memberikan es krim pesanannya.

"Te..terima kas..sih"

"Kau kenapa hah? Jangan buat aku tertawa"

"Tak apa"

"Lucu sekali Hyo. Sungguh"

"Hobi, bisa tidak jangan mengucapkan hal-hal seperti itu padaku?"

"Kenapa? Aku sekalian latihan jika nanti kau jadi istriku kan?"

"Hobiiiiiiiii. Berhenti menggodaku"

"Hey. Aku tak menggodamu. Aku serius"

"Bohong. Kau dan Hyera sama saja"

"Ya tuhan Hyo. Oh iya, kau masih ingat kan saat aku ingin mengajakmu pergi?"

"Iya masih"

"Besok ya"

"Kemana?"

"Rahasia. Besok jam 8 aku akan menjemputmu. Dandan yang cantik ya, tapi jangan cantik-cantik. Nanti banyak pria yang melirikmu. Aku tak suka banyak saingan"

"Iya iya. Tapi kemana dulu? Biar aku bisa menyesuaikan pakaianku"

"Pakai yang biasa saja Hyo. Kau diapakan juga cantik kok"

"Ish yasudah"

"Jangan sampai bangun siang kau ya. Kau selalu seperti itu dari dulu. Jika ku ajak pergi pasti kesiangan terus"

Hyojin menatap Hoseok dalam diam. Satu lagi hal yang Hoseok ketahui tentangnya. Kebiasaannya bangun siang jika diajak pergi.
Kebiasaan ini hanya Jisuk yang tahu. Tapi Hoseok seperti benar-benar mengenalnya secara detail.
Seperti mereka benar-benar teman dari kecil.

Hyojin sangat menikmati hari ini bersama Hoseok. Bukan hanya hari ini, tapi hari setelah ia sadar dari kecelakaan yang menimpanya beberapa minggu silam.
Sejak hari itu, ia merasa hidup yang ia jalani lebih cerah. Sejak Hoseok berada disampingnya.

Vote dan komen
dikook0901

Dream after accident (✓)Where stories live. Discover now