Hari 5
Pagi hari tepat pukul delapan Hoseok sudah sampai dirumah Hyojin. Ia ingin menepati janjinya untuk membawa wanita itu keluar jalan-jalan.
Sambil menunggu Hyojin, ia memilih untuk duduk di ruang tamu memainkan ponselnya."Kak Hoseok, mau ajak kak Hyo kemana?"
Tanya Hyera menghampiri Hoseok dan duduk disampingnya."Mau aja jalan-jalan saja Hye. Kasihan kakak kamu itu kelamaan dirumah sakit"
"Oohh.. kak, aku mau tanya boleh?"
"Tanya apa Hye?"
Hoseok menaruh ponselnya di meja dan menghadap Hyera, karena gadis ini terlihat serius ini menanyakan sesuatu."Kakak sayang sama kak Hyo kan?"
"Tentu saja. Kenapa? Hyera mau disayang juga? Kakak juga sayang kok sama Hyera"
Jawab Hoseok sambil mengusap lembut kepala Hyera."Kalo itu Hyera tau, tapi kan kakak sayang ke Hyera sebagai adik. Nah yang Hyera tanya sayang kak Hoseok ke kak Hyojin sebagai apa? Sahabat atau seorang wanita?"
Hoseok mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Hyera. Pasalnya gadis ini paling jarang bertanya hal seserius ini."Kalo kakak jujur, kamu marah sama kakak gak?"
Tanya Hoseok kembali ke Hyera."Kenapa harus marah kak? Jawab saja, keburu nanti kak Hyo turun"
"Kakak sayang sama Hyojin sebagai wanita. Sayang sekali, kakak juga gak ngerti kenapa perasaan kakak ke Hyojin sedalam ini. Tapi kakak masih belum berani ngomong, takut nanti dia marah"
Jelas Hoseok dan membuat Hyera tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya."Kak, Hyera dukung kakak sama kak Hyo kok. Lebih cepat lebih baik kak, lagi dari yang Hyera lihat, kak Hyo juga punya perasaan yang sama ke kakak"
"Serius kamu Hye? Tau darimana? Hyojin sendiri yang bilang?"
Tanya Hoseok bertubi-tubi ke Hyera.Belum sempat Hyera jawab, Hyojin sudah turun dari kamarnya dan menghampiri Hoseok. Ia sempat heran melihat Hoseok dan Hyera yang sepertinya sedang berbincang serius sekali.
"Kenapa wajah kalian kaya gitu pagi-pagi?"
Tanya Hyojin ke mereka berdua."Ah engga kak. Ini aku habis cerita sama kak Hoseok semalam aku mimpi buruk. Eh baru inget kak Hoseok kan penakut, jadi gini deh wajahnya"
Bohong Hyera ke kakaknya, anak ini sepertinya sudah terlatih sekali dalam berbohong. Buktinya Hoseok saja masih diam belum bicara apa-apa."Makanya kamu kalo mau tidur bersih-bersih diri dulu. Jangan lupa juga berdoa. Kebiasaan sih habis makan langsung rebahan aja"
Ucap Hyojin ke adiknya itu."Iya kak. Kan aku cuma mau cerita ke kak Hoseok"
Hyojin lalu menghampiri Hoseok dan duduk disebelahnya.
"Hobi ayo, jadi kan jalannya?"
Ajak Hyojin sambil menyentuh pundak Hoseok. Sepertinya pria ini masih belum sadar."Ah iya ayo. Ibu dimana? Aku mau pamit dulu"
"Sebentar kak, biar Hyera panggil ibu"
Tak lama ibu Hyojin keluar dari dapur.
"Bu, Hoseok pinjam Hyojin sebentar ya""Iya nak. Kalian hati-hati ya, jangan lupa makan"
"Iya kak, bawa yang jauh sekalian. Kalo perlu yang lama bawa kak Hyo"
Ucap Hyera sambil melirik ke Hoseok seperti memberi kode ke pria itu."Apaan sih dek. Yaudah bu, Hyojin sama Hobi pamit ya"
Ujar Hyojin lalu ia melangkah keluar bersama Hoseok.~
Selama perjalanan dimobil keduanya belum mengucapkan sepatah katapun. Hyojin sibuk dengan ponselnya sementara Hoseok masih memikirkan perkataan Hyera tadi.
Apa benar Hyojin mempunyai perasaan yang sama dengannya?
YOU ARE READING
Dream after accident (✓)
FanfictionSetelah kecelakaan pada malam itu, aku jadi lebih sering bertemu dengannya. Menghabiskan waktu berdua setiap harinya. Ia adalah orang pertama yang kulihat saat kubuka mataku. Dengan senyum cerahnya, seakan rasa sakitku tak terasa sama sekali. Hingga...