9 (END)

19 3 0
                                    

Vote dan comment.
Kalo gak tau caranya cari lewat google.
Saling menghargai ya.

Happy reading 💜💜

---------------------------------------------------------

Pagi itu diruangan rumah sakit, lebih tepatnya di ruang ICU, Hyojin membuka matanya. Merasakan sekujur tubuhnya begitu sakit menghantam hingga ke sel-selnya.
Ia melihat ruangan yang serba putih dipandangannya. Dan samar mendengar suara ibunya memanggil dokter dengan nada terisak. Seperti menahan tangis karena anaknya yang tertidur itu sudah terbangun.

Dokter pun datang dan langsung menangani Hyojin.
Setelah 30 menit, mereka keluar dan menghampiri ibu Hyojin bersama Hyera disana.

"Anak ibu sudah sadar dari komanya setelah satu minggu. Keadaanya membaik, hanya lukanya saja yang membuat ia masih merasakan sakit. Setelah ini ia bisa dipindahkan ke ruang rawat inap"
Jelas dokter ke ibu dan Hyera.

Seketika tubuh Ibu Hyojin melemah mendengar penjelasan dokter. Seminggu ia menunggu anaknya sadar dari masa kritis dan komanya. Sekarang ia baik-baik saja. Ingin sekali ia memeluk Hyojin karena sudah sangat kuat melawan semuanya. Termasuk rasa sakitnya.

~

Hyojin sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Ia sudah sadar sepenuhnya, didalam kamar ia ditemani oleh ibu dan adiknya Hyera.

"Kak" Hyera duduk ditepi ranjang kakaknya sambil tersenyum.

"Kenapa Hye?"

"Nanti kalau kakak sudah sembuh total, kita jalan-jalan ya. Hyera yang bayar" ucap adiknya itu malu-malu.

"Selama kakak koma kamu kerja apa emang?"

"Kak, kan kakak tau aku selama ini kerja part time buat bantu kakak sama ibu. Uang gajinya aku simpen kak buat nanti suatu saat kita jalan-jalan dan uangnya udah cukup sekarang" jelas Hyera sambil menatap kakaknya penuh keyakinan.
Hyojin hanya terkekeh melihat adiknya yang ternyata sudah dewasa ini.

Pintu kamar Hyojin terbuka dan menampilkan sosok perawat yang membawa makanan untuk Hyojin. Setelah menaruhnya di meja makan, ia menghampiri Hyojin sambil merogoh kantungnya seperti mengambil sesuatu.
Perawat itu kemudian memberikan selembar foto kepada Hyojin. Matanya sedikit membulat saat melihat siapa yang ada di foto tersebut.
Jung Hoseok.

"Kami menemukan di bawah bantal kamar ICU saat sedang merapikannya" ucap perawat itu.

"Ah, maaf sus. Ini aku yang taruh disana. Lupa aku ambil. Terima kasih ya sus" ucap Hyera tersenyum ke perawat tersebut.
Setelah perawat itu keluar ruangan Hyojin, ia menatap adiknya penuh tanya.

"Kak maaf, itu aku ambil diatas meja kakak terus aku taruh dibawah bantal kakak. Aku sedih banget waktu liat kondisi kakak pertama kali dan gak bangun-bangun. Aku pikir foto Kak Hoseok yang kakak gilai itu bisa bikin kakak sembuh dan sadar deh minimal" ujar Hyera dengan nada sedih.

"Hyera memang kadang yang tidak-tidak cara berpikirnya Hyo. Maafkan adikmu ini ya" ucap sang ibu.

Hyojin justru tersenyum dan meraih tangan adiknya. Mengelus punggung tangannya dan berucap terima kasih. Ia sangat berterima kasih atas inisiatif Hyera. Memang benar, ia merasa bisa sadar sekarang karena Hoseok.
Saat ia dipindahkan kamar tadi, ia menyadari satu hal. Jika selama ini ia hanya bermimpi. Semua mimpi indah tentang Hoseok selama 7 hari berturut-turut. Mimpi yang kelewat indah buat Hyojin.
Ia sedih, jujur saja. Karena semuanya hanya semu. Tapi disatu sisi ia bersyukur, tuhan masih memberikannya kesempatan itu hidup lagi.

Berubah menjadi yang lebih baik kedepannya dan menjadikan segala pengalaman di masa lalu sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
Tentang Hoseok, ia akan terus mengidolakan pria itu. Pria yang membuatnya merasakan seperti sekarang. Lebih tepatnya merasakan arti bahagia sesungguhnya.

~

Hari ini Hyojin diperbolehkan pulang. Walaupun masih membutuhkan alat bantu seperti kursi roda, ia ditemani sang adik yang rela mendorong demi kakaknya. Saat memasuki lift dan pintunya hampir saja tertutup, ia melihat tangan yang mencoba menahan lift itu. Matanya sukses terbuka lebar saat mengetahui siapa yang menahan lift itu.

Jung Hoseok

Apa yang dilakukan pria itu dirumah sakit?
Ia hanya masuk, menekan lantai tujuannya dan hanya bersandar di sisi lift. Sibuk dengan ponselnya. Sementara Hyojin yang melihatnya dari tadi tak mampu menahan rasa gugupnya. Gugup dalam berbagai arti.
Pertama ia pasti mengingat mimpi itu, dimana Hoseok menjadi sosok yang sangat menyayanginya.
Kedua, ia sudah yakin 5000% jika wajahnya kini sudah mirip dengan kepiting rebus.
Ketiga, hal yang membuatnya sedih. Hoseok tak mengenalinya, tak menatapnya dengan tatapan lembut. Hyojin sadar itu hanya mimpi. Tapi ia ingin sekali merasakan itu sekarang. Secara nyata.

Hyojin masih mengantungi foto Hoseok yang dibawa adiknya saat ia pertama kali kecelakaan. Ia tersenyum menatap Hoseok dan memanggil nama itu dengan pelan. Sempat bingung harus memanggil apa. Hoseok atau Hobi.

"Hoseok ssi, maaf mengganggu. Boleh aku minta tanda tanganmu disini?" Ujar Hyojin sambil memberikan foto Hoseok padanya.

Hoseok tersenyum lalu menanda tangani fot itu.
"Siapa namamu? Tanya Hoseok lagi.

"Hyojin"

"Nama yang cantik"

Setelahnya Hoseok keluar dan sempat menoleh tersenyum melihat Hyojin. Wanita itu diam seribu bahasa, Hoseok menatapnya sama seperti di dalam mimpinya.

~

Saat sampai rumah, Hyojin sudah mendarat di ranjang kamarnya. Kamarnya masih sama saat ia meninggalkannya sebelum malam kecelakaan itu. Padahal di mimpinya kamarnya dia kosong melompong. Bahkan tak ada yang mengetahui siapa itu Hoseok. Lucu sekali bukan?

Hyojin mengambil foto yang tadi sempat ia taruh diatas meja nakas. Ia melihat kembali foto yang sudah bertanda tangan si idolanya itu.
Senyum tak lepas dari wajah Hyojin. Setidaknya ia merasakan bagaimana karma jika bermain-main dengan perasaan. Hingga mata Hyojin membulat saat ia membolak-balik foto tersebut dan terdapat pesan tepat di bagian belakang foto.

"Mari kita bertemu saat kau sudah sembuh total" - Hobi




by.dikook0901

Dream after accident (✓)Where stories live. Discover now