Seorang Penipu

76 11 3
                                    

17 Tahun yang Lalu.

Malam itu, malam bulan purnama berdarah. Bulan yang hanya bisa dilihat oleh yang tak kasat mata, telah lahir bayi perempuan dengan kutukan leluhurnya mengalir dalam jiwanya.

"Keturunan terakhir kita telah lahir, yang berarti hidup manusia dalam bahaya." Ucap pria separuh baya itu.

***

Agustus 2019

"Anak-anak, kota kita sedang mengadakan murid pertukaran. Sekolah kita mengirimkan beberapa anak ke sekolah lain, dan kita pun kedatangan tamu pertukaran pelajar, anak anak silahkan maju"

Pengumuman itu sedang diucapkan oleh kepala sekolah setelah upacara usai.

Dua orang perempuan maju, dan salah satu nya berparas sangat cantik. Hidung mancung sempurna,bentuk wajah yang tegas,bibir tipis menawan, mata bulat indah namun tajam, Kulit putih bagaikan salju, bertubuh mungil tetapi bentuk badannya sempurna, dan rambut nya yang terurai menambah paras cantiknya.

"WOI ITU SIAPA CANTIK BANGET"

"ANJRIT CEWE GUA ITU YANG RAMBUTNYA DI GERAI"

"ANJ*** CANTIK BANGET"

Semua orang heboh melihat nya.

"Dimohon tenang."

"Silakan nak perkenalkan diri kalian"

"Nama saya Andin Putri." ucapnya sambil tersenyum

"Saya Ellen." ucapnya dengan senyum lebarnya. Cantik.

Para kaum Adam melongo melihatnya, dan orang-orang kembali heboh. Para kaum adam pun berbondong-bondong berteriak menanyakan hal yang mereka ingin ketahui dari Ellen.

"NOMOR TELEPON KAMU BERAPA ELLEN"

"DEDEK ELLEN MAU GAK JADI PACAR BABANG"

"ELLEN AKU CINTA PADAMU PANDANGAN PERTAMA"

"ELLEN UDAH PUNYA PACAR BELOM"

"WOI LO SEMUA ELLEN PACAR GUA!"

Tiba-tiba seorang perempuan berdiri, seketika semua diam dan hening. Mata semua orang tertuju pada perempuan itu.

Perempuan itu berjalan ke depan menghampiri Ellen. Semakin dekat dan sampai berjarak hanya sekitar 20cm.

"Lo Sellena Seline?" mulutnya terbuka dan bertanya.

"Iya"

PLAKK

Tangannya melayang mendarat di pipi Ellen, menyebabkan pipi itu memerah memar. Ia menampar Ellen di depan semua warga sekolah.

"BERLI SEDANG APA KAMU!", bentak kepala sekolah

"HEH MAKSUD LO APA?!", Ucap Andin

Semua bertanya-tanya ada apa,sementara Ellen bersembunyi di belakang tubuh Andin sambil menangis kecil.

"LO GILA YA? BENER BENER GAK WARAS!", Ucap Andin

"Sudah sudah diam semua! Nak Andin,bawa Nak Ellen ke UKS, kamu Berli ikut saya ke ruang BK!", Guru bimbingan konseling datang untuk memisahkan Andin dan Berli.

"Ayok Ellen kita pergi", Andin menarik tangan Ellen untuk pergi.

Dalam tangisannya Ellen menatap Berli sangat tajam sambil menyunggingkan senyum smirknya, seakan Berli adalah mangsa yang paling nikmat untuk di terkam.

Bersiaplah untuk kematianmu.

Bloodie PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang