Berli POV
Apa itu tadi? Ellen menatap sekilas padaku dengan sangat tajam dalam tangisan kecilnya. Tatapan tajamnya bukan hanya tajam,melainkan seperti ia akan menjadikanku mangsanya. Bisa bisanya dia begitu. Ah,matanya emang begitu mungkin.
"TUH KALIAN LIAT DIA MENYERINGAI KE GUE", ujarku
"Wuuuu"
Semua menyoraki ku,tak ada yang percaya padaku. Iya tentu tak ada yang percaya, pasti mereka pikir aku orang gila yang tiba-tiba menamparnya. Tapi aku bersumpah, Ellen seram. Apa aku membangunkan singa betina yang lagi menstruasi?
***
Author POV
"Permisi" ucap Ellen memasuki ruang BK. Di salah satu tempat duduk, sudah ada Berli disana.
"Silakan duduk nak, Ellen", ucap Bu Rina selaku guru BK.
Ellen pun duduk di bangku sebelah Berli duduk."Nah,silakan cerita apa masalah kalian"
"Aku gak punya masalah dan maaf aku gak kenal dia, Bu", ucap Ellen dengan lugu nya.
"Lo emang gak kenal gue,tapi gue kenal Lo!",ucap Berli
"Terus kenapa kamu nampar aku di depan banyak orang? Aku gak tau aku salah apa, Aku malu tau!" Ellen membalas ucapan Berli.
"Bu, ini privasi saya. Saya berhak kan ngomong empat mata sama dia?", Ucap Berli dengan tangan terlipat di bawah dada sambil memajukan dagunya yang menunjuk ke arah Ellen.
Bu Rina meng-iyakan perkataan Berli dan mengizinkannya memasuki ruangan 3x3 meter yang berada di dalam ruang BK dan khusus digunakan untuk membahas masalah seseorang secara privasi.
Berli hanya ingin berdua dengan Ellen, membahas tentang apa masalah Berli kepada Ellen. Berli tak mau Bu Rina ikut masuk sehingga Bu Rina memberi Berli syarat agar tak kasar terhadap Ellen.
Lalu, Berli memasuki ruangan 3x3 meter tersebut. Terlihat tubuh bagian belakang Ellen sudah duduk di kursi dengan tangan yang di taruh di atas meja.
Berli berjalan menuju bangku kosong di seberang Ellen duduk. Sambil berjalan menuju bangku itu, Berli menatap Ellen yang sedang menunduk. Tepat saat di depan Ellen, Berli terkejut dengan pandangan Ellen yang sangat menakutkan. Ia menatap Berli sangat tajam dan warna matanya berubah dengan Rambut panjangnya menutupi hampir seluruh wajahnya.
Berli POV
Apa tadi warna matanya berubah jadi warna merah dan kuning?, Batinku
"WOI NONGAK!", Aku membentaknya sambil memukul meja, untungnya ruangan ini kedap suara jadi Bu Rina tak akan bisa mendengar apapun dari sini.
Ia mendongak menatap kan matanya padaku. Sial,mata nya bulat dan berwarna hitam pekat indah. Tapi,tadi warna matanya sempat berubah dan ia menatapku sangat tajam. Apa aku salah liat? Yah, tak ada kan manusia yang warna matanya beda-beda,sejauh ini aku belum liat tuh.
"Lo kenal Ian? MANTAN LO KAN!?"
"Iya", Ellen menundukkan kepalanya lagi.
"Gara-gara lo gue dijadiin pelampiasan doang! CEWEK KURANG AJAR MURAHAN YANG SUKA MAININ COWOK. LO COCOK JADI PIALA BERGILIR"
aku menarik kerah baju Ellen agar ia melihat wajahku yang penuh amarah."Kamu marah sama aku cuma gara-gara cowok? Kamu serius?", Tanyanya dengan polos.
"Ini bukan cuma cowok, tap.." omonganku disela Ellen.
"Cowok di dunia banyak Berli, kalo Ian gamau sama kamu tandanya kamu jelek. Lagi pula, Ian terlalu malaikat buat kamu yang bangsat"
PLAKKK
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloodie Psycho
Teen FictionBerparas cantik, berperilaku manis nan lembut. Namun siapa sangka ia telah membunuh puluhan orang hanya dalam waktu singkat. "aku bukan manusia dan kamu adalah sasaran selanjutnya." smirknya.