Amel POV
Ditemukan 6 mayat dalam keadaan mengenaskan dengan tubuh terpisah dengan kepalanya serta ada tusukan berkali-kali dibagian wajah dan tubuh bagian belakang, diduga ini sebuah pembunuhan namun tak ada bukti sama sekali, warga menjadi resah...
Ctakk
Aku mematikan televisi yang sedang menyiarkan berita tentang orang mati. Sudah lelah aku mendengar berita tentang pembunuhan yang sama sekali tak ada bukti bahkan jejak dari sang pembunuh.
Adikku itu, sangat lihai dalam membunuh."Kamu kan yang membunuh orang-orang dalam siaran berita itu?Tak bisa kah kau berhenti membunuh?", Aku menghampiri adikku yang terlalu sadis ini. Dia tak menjawabnya.
"Caramu membunuh itu sangat kejam"
"Bahkan 2 hari yang lalu kau memakan daging dan minum darah orang yang kau bunuh, itu menjijikkan!"
"Tolong berhenti membunuh,Ellen. Kau mau kita terus-terusan terkutuk?"
Perkataanku tak digubris oleh Ellen.
"ELLEN!" Akhirnya aku membentaknya.
"Ya, aku yang bunuh. Salahku?" Jawabnya singkat
"IYA TEN..."
"Kan kamu yang bilang sendiri" ujar Ellen memotong perkataanku.
Iya, itu salahku. Kalau saja waktu itu aku lebih berhati-hati. Aku sudah putus asa dengan Ellen. Kenapa dia sangat sulit untuk dihentikan?
"Kenapa kamu sangat suka membunuh?" Kataku dengan suara bergetar menahan tangis.
"Karena aku membenci yang hidup."
Aku sudah tak kuat menahan air mataku yang akhirnya mengalir dari pelupuk mata ku.
Ellen, kau tak mengerti hukuman nya. Aku berusaha menghentikan mu karena aku sayang padamu. Walau ini salahku.
Kring kring....
Telepon masuk di handphone ku.
"Ha-halo"
"Amel, kamu lihat berita di tv? Apa itu perbuatan Ellen?"
"I-iya"
Telepon yang berada diseberang itu Serlina, ibu Ellen, yang juga lelah menghadapi dan menghentikan Ellen.
Terdengar helaan nafas diseberang sana."Maaf, telah melibatkan mu. Maaf,padahal kamu hanya beda setahun lebih tua dari Ellen, tapi kamu harus bertanggung jawab tentang Ellen. Maaf kalian harus hidup berdua jauh dari orangtua, pasti berat."
"I-ini salah ku kok, seandainya waktu itu aku lebih berhati-hati."
Tut...
Aku menutup telepon. Agh, aku tak menyangka Ellen akan sekejam ini. Bagaimana bisa dia setiap hari membunuh orang-orang yang tak bersalah?
"Iya dia takkan tahu kalau hatinya bisa dibongkar-pasang, seperti puzzle"
Kalau saja waktu itu aku diam-diam.
"Aku terus masuk ke mimpi orang yang mengganggu Ellen , akan aku pastikan dia berhenti mengganggu Ellen."
Kalau saja waktu itu aku berhati-hati.
"Tidak, dia tidak tahu kalau kita hidup tanpa perasaan dan bebas membunuh manusia"
Kalau saja waktu itu aku mengendap-endap.
"Tujuan kita hidup adalah untuk membunuh manusia"
KALAU SAJA WAKTU ITU AKU MEMAKAI HATI PERASAANKU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloodie Psycho
Novela JuvenilBerparas cantik, berperilaku manis nan lembut. Namun siapa sangka ia telah membunuh puluhan orang hanya dalam waktu singkat. "aku bukan manusia dan kamu adalah sasaran selanjutnya." smirknya.