"Eh eh ko ponakan aunty nangis si"-Ucap Mesly sembari menimang-nimang Zahwa;keponakannya anak dari Davin dan Zahra.Mesly berada dikamar Zahra,sedangkan Zahra berada dikamar mandi.
Zahra meminta bantuan pada Mesly untuk menjaga anaknya sebentar karna ia ingin membersihkan badannya.
Tentu saja Mesly sangat senang bermain dengan Zahwa,Sudah satu minggu Zahwa berada didunia merasakan kasih sayang dari orang tua dan keluarga tentunya.
Sekarang Mesly lebih senang menghabiskan
waktunya dirumah karna mendapati Zahwa yang lucu dan menggemaskan.Setiap baru pulang dari rumah sakit Mesly selalu menyempatkan diri untuk menemui keponakannya semua kelelahan Mesly hilang saat sudah bersentuhan oleh Zahwa--keponakan kecil Mesly.
Mesly sangat menyayangi Zahwa seperti anaknya sendiri bahkan ia sampai lupa waktu dan hampir saja melupakan profesinya saat sedang bermain ria dengan Zahwa.
sinar sang surya yang sudah ingin tenggelam bersamaan dengan muncul ke remangan rembulan membuat Mesly nyaman terlebih lagi sunset yang memanjakan mata yang dapat dilihatnya melalui jendela kamar.
Zahra keluar dari kamar mandi.
"Zahwa ngerepotin Aunty-nya ya"-Ucap Zahra lalu mendekat ke arah Mesly,sekedar melihat anaknya yang sudah kembali damai dengan mata terpejam lalu duduk ditepi ranjang melipat selimut."Engga mba malah aku suka direpotin sama Zahwa"-Jawab Mesly,setia menimang-nimang keponakannya.
Ceklek...
Suara pintu terbuka.Sontak Mesly dan Zahra mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.
Terpampang Davin,sedang mengendurkan kaitan dasinya lalu mendekat ke arah Zahwa.
"anak papah digendong sama bu dokter jelek ya"-Ledek Davin yang melirik Mesly.Mendengar ucapan itu Mesly mendengus kasar.
"Jelek-jelek gini tetep cantik lah"-Jawab Mesly,Menjauhkan Zahwa dari Davin.Zahra yang melihat itu hanya berdiam diri ditepi ranjang sembari menggeleng heran.
"Kalo jelek ya jelek aja maruk amat jadi manusia"-Tutur Davin."Zahwa anak gue kenapa papahnya ga boleh nyium?"-Sambung Davin yang mendekatkan mulutnya kepipi mungil Zahwa namun kembali dijauhkan oleh mesly yang semakin mundur.
"Lo tuh baru pulang kerja se-engganya cuci mukake,mandike apake kotor,bau banyak firus banyak penyakit banyak setan!jangan deket-deket ponakan gue"-Ucap Mesly yang menatap tajam ke abangnya itu.
"Yaampun aku lupa mas maaf ya terlalu asik lihatin kalian berdua,aku seduhin kopi ya,atau mau aku siapain air panas?"-Tawar Zahra yang baru menyadari jika suaminya baru pulang dari kantor.
"Seduh kopi boleh"-jawab Davin,dan mendapat anggukan dari Zahra.
"Mandi dulu,tuh bakteri berkembang biak di baju lo mau nambah populasi bakteri lo?"-Ucap Mesly memelankan nada suaranya karna Sikecil Zahwa menggeliat halus digendongannya.
"Ya kaga lah gila,gue kan mau istirahat seje--"-belum sempat Davin menyelesaikan kalimatnya langsung dipoting oleh Mesly.
"Istirahat abis mandi bisa kan?"-Tutur Mesly menatap Davin."Lu mandi sekarang!!jangan kaya anak kecil udah punya si kecil juga masih aja kaya anak kecil.Kenapa gue ngomong muter-muter deh.ribet."-Koreksi Mesly pada ucapnya sendiri.
Menciptakan tawa bagi ketiganya bahkan sampai-sampai Zahwa terusik dari tidur sorenya.
Oekk...oekkk"Berisik lo bang ponakan gue nangis kan!"-Cecah Mesly."yee lo tuh ketawa kekencengan anak gue nangis dah"-Davin membalas tak mau kalah.
Terus saja ber-argumentasi tanpa memerdulikan adanya Zahra disana yang sedang menatap mereka penuh dengan senyum dan kerehanan akibat sikap suami dan adik iparnya yang seperti Anak kecil.
"Aku buatin Kopi ya mas"-ucap Zahra,bangkit dari duduk lalu berjalan kearah luar sampai Mesly berkata sesuatu yang membuat langkah Zahra terhenti.
"et et kakak itu belum boleh cape-cape apa lagi harus sering naik turun tangga"-Ujar Mesly menasehati."Kopi bang Davin aku aja yang buatin,kakak disini aja sama sikecil!"-tambah Mesly sangat Jelas."dan lo bang!!mandi lo sekarang!gantian jagain Zahwa kesian kakak ipar gue cape gantian ya abang ku sayang ko ga pulang pulang katanya kerja mencari uang~~lah ko nyanyi hehe"-sambung Mesly yang membuat Davin tepuk jidat tak tahan dengan sikap dokter yang satu ini.
______________________________
"Ardi,ayo nanti kamu telat!"-teriak Mesly dari depan pintu, menunggu Ardi yang sedang asik menoel-noel pipi Zahwa.
"iya kak ini cium Zahwa dulu dikit doang"-Jawab Ardi,lalu mencium pipi Zahwa menyalimi tangan Zahra sopan.
"Mba hati-hati ya dirumah,nanti aku pulang sekolah gantian jagain Zahwa hehe"-Ucap Ardi pada Zahra dan hanya mendapatkan acungan satu jempol tangan kanan Zahra.
Sama seperti Mesly,Ardi pun sangat-sangat sayang kepada Zahwa melakukan segala hal pun ia masih ingat dengan senyuman Zahwa kecil.
sebelum belajar ingin melihat Zahwa,Berangkat sekolah harus melihat Zahwa,Mau main Lihat Zahwa serba Zahwa pokoknya.
Ardi pun ikut serta untuk menjaga Zahwa dan membantu meringankan pekerjaan Zahra tentunya.
Walaupun Ardi hanya bermain diatas kasur dengan Zahwa itu sudah sangat-sangat membuat Ardi merasa bahagia,Bukannya tak ingin menggendong Zahwa namun usia Zahwa yang masih sangat rentan dan lembut membuat Ardi takut untuk menggendongnya meskipun sudah diajarkan menggendong bayi oleh Mesly.
Semenjak ada Zahwa kebahagiaan keluarga Marganeta semakin terasa lengkap bahkan sangat sangat sangat sangat lengkap.
Dari Dapid yang sangat murah hati dan murah senyum,Ditambah dengan Mesly dan Davin yang tidak pernah akur saat bertemu namun itu yang membuat mereka terlihat sangat sangat menyayangi satu sama lain.
Zahra yang sangat telaten,mempunyai kasih sayang sangat besar untuk mereka semua dan sifatnya yang keibu-ibuan,ada Ardi dan Zahwa yang selalu menciptakan tawa diantara mereka semua.
Zahwa yang selalu membuat rumah tenang,damai dan tentram menjadi riuh piuh akibat suara tangisannya dimalam hari dan menambah kerjaan seorang Davin dan Zahra tentunya.
Ardi dengan sikap polosnya yang selalu mengatakan hal yang homor untuk semuanya.
-----✦-----✦----✦-----
[Happy Reading!♡]segini dlu ya mwehehe..
terlalu sedikit ya?hmm gpp lah ya:v.
jangan lupa Vote dan komennya yogss!!
biar aku tambah semangat lagi buat nulisnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Tomboy Dan Kisah Cintanya
Novela JuvenilBagaimana rasanya jika para pasien dihadapkan dengan dokter yang amat sangat tomboy? Mungkin ada saja yang suka dan tentu ada yang berfikir jika dia bukan dokter sungguhan. Bagaimana dia mendapatkan jodohnya?dengan sikapnya yang sedikit cuek dengan...