4

7 0 0
                                    

Pict from klia.info

20.20
Burung besi yang aku naiki mendarat di bandara KLIA2. Setelah pesawat berhenti, aku beranjak dari tempat duduk lalu antri keluar. Kubalas senyum pramugari yang mengucapkan Terima kasih sudah terbang bersama kami.

Panas. Itu kesan pertamaku saat menjejakkan kaki di sini. Kuedarkan pandangan. Terlihat orang-orang berwajah khas Asia Tenggara berlalu-lalang. Tak heran karena KLIA2 hanya melayani penerbangan low cost area Asia Tenggara saja.

"Eh, ikam tahu tempat imigrasinya?", tanya Rina tiba-tiba.

Aku menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Lalu?", lanjutnya.

"Kita ikuti saja orang-orang ini. Pasti ke imigrasi juga".

"Iya kalau iya. Kalau mereka cuma transit lalu pindah pesawat?"

Hmmmmmm benar juga.

"Yawes kita jalan dulu aja. Syukur-syukur kalau ada orang bisa kita tanya-tanya."

15 menit....
20 menit....
30 menit kita berjalan cepat. Kok gak sampai-sampai ya

Takut tersesat, akhirnya aku bertanya untuk yang kesekian kalinya ke petugas bandara.

Rute yang kami tempuh sudah benar. Karena memang KLIA2 sangatlah luas jadi butuh waktu dan effort lebih untuk sampai di tempat imigrasi.

Tidak lama kami mengantri untuk stempel paspor, keluarlah kami dari bagian imigrasi. Sekarang menuju tempat pengambilan koper. Setelah itu, scanning barang-barang bawaan kami. Cukup rumit dan lama juga apabila mau memasuki sebuah negara ya.

Beres semua, kami langsung keluar bandara. Transportasi menuju pusat kota Kuala Lumpur kami tempuh menggunakan bus. Sebenarnya ada pilihan naik kereta juga sih. Tapi dari segi harga dan tingkat urgent nya, kami lebih memilih bus yang harganya lebih bersahabat
🙂

Perjalanan untuk sampai di pusat kota alias KL Center butuh waktu 1 jam menggunakan bus. Melewati jalan tol, tengah kota yang macet (yap. Macet! Padahal saat itu sudah pukul 23.00 waktu setempat), pemandangan negara Malaysia yang ternyata 11:12 dengan Indonesia 🤭

Sampailah kami di KL Center. Untuk menuju ke penginapan, kami harus naik MRT lalu turun di stesen Pasar Seni, dilanjutkan berjalan ke arah Chinatown. Penginapan kami ada di tengah-tengah Chinatown.

Jujur. Untuk mencari penginapan kami memang agak sulit. Beruntung kami ada barengan turis Thailand yang penginapannya di area Chinatown, juga ada warga setempat yang dengan baik hatinya membantu mencari (yang akhirnya kami sadar ini di negara orang, lalu kebaikan yang 'terlalu baik' ini membuat kami khawatir).

Aku ingat sekali. Aku sampai di penginapan pukul 01.00 dini hari. Lelah, letih, lapar, gerah, emosi berkumpul jadi satu.

Hari ini kami tutup dengan makan malam (atau sahur) menu khas Malaysia. Entah apa namanya. Kami baru bisa tidur pukul 04.00 pagi waktu setempat

Lost In South SiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang