Cinta itu gak bikin Lo bodoh. Lo bodoh emang udah dari sananya. Cuman, baru keliatan pas Lo jatuh cinta
- zal -
Di sebuah malam yang dingin, seorang gadis cantik dengan rambut terurai berdiri di balkon kamarnya. Tubuhnya bersandar pada pinggiran balkon.
Mata indahnya menatap jauh ke langit sana. Melihat bintang dan bulan yang menghiasi langit malam dengan sinarnya. Matanya terfokus. Menghiraukan segala hal yang ada di sekitarnya.
Sepi. Sunyi. Sendiri.
Hanya alunan lagu dari music box berwarna biru pastel yang berdiri di atas nakas kamarnya lah yang menemaninya. Memecah keheningan malam. Menyenandungkan lagu indah yang menyimpan banyak kenangan yang tidak akan pernah ia lupakan.
Tidak akan. Karena baginya, semua kenangan bersama dia, terlalu indah untuk dihapuskan begitu saja.
Dia.
Seketika hatinya sesak. Air mata turun dari kelopak matanya. Tangannya menggenggam kuat sebuah buku bersampul cokelat bertuliskan "Memories Of Alka :)". Buku tempat ia mengabadikan semua hal indah bersama dia.
Dia yang hingga saat ini masih tinggal di hatinya.
Dia yang hingga saat ini masih memenuhi pikirannya.
Dia yang hingga saat ini selalu membawa mimpi indah dalam tidurnya.
Dia yang hingga saat ini masih menjadi impian terindah baginya.
Jika saja ia tidak bodoh, mungkin mereka masih bersama.
Jika saja ia tidak lemah, mungkin mereka masih bisa tertawa bersama.
Jika saja ia bukan penakut, mungkin mereka masih bisa saling bercengkrama.
"Kamu harus segera mendapat penanganan, Aletta..."
Suara itu terngiang di telinganya. Suara dokter yang selama ini berusaha membantunya untuk hidup.
"... Sel kankernya sudah menyebar..."
"...Operasi itu harus dilakukan..."
"....Kecil kemungkinan untuk selamat.. Tapi hanya itu yang bisa kita upayakan saat ini.."
Mata Aletta terpejam kuat. Mencoba mengusir suara - suara yang mengingatkannya akan kondisinya saat ini.
Aletta menolak untuk lemah. Atau setidaknya menolak untuk terlihat lemah. Namun dalam hati ia menyadari, bahwa ia memang lemah.
Kenapa harus dia? Kenapa harus dia yang mengalami semua ini? Apa dosa Aletta di masa lalu hingga ia harus berada di posisinya saat ini? Kenapa?
Semua pertanyaan itu selalu menghantuinya. Namun tak sekalipun ia mendapat jawabannya.
Tok tok tok
Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Aletta segera menghapus jejak air mata di pipinya. Aletta tidak ingin siapapun melihatnya lemah. Ia harus kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Teen FictionApa yang akan kau lakukan saat tiba - tiba mantanmu datang ke rumah tanpa peringatan dan mengajakmu "kencan"? Terkejut? Pasti. Begitulah yang di rasakan Azka saat tiba - tiba Aletta, berdiri di depan pintu rumahnya dengan senyum yang merekah. ______...