Sayang

1.3K 267 5
                                    

Jeongin duduk di gazebo depan kantin yang sepi di jam KBM.

Dari kejauhan sosok Hyunjin terlihat dan Hyunjin sadar ada siapa di sana yang duduk di gazebo.

Jeongin senyum.

Tapi...

"HEH?! JANGAN KABUR BANGSAT!!!"

Ya, setelah Jeongin senyum ke Hyunjin, yang dikasih senyum paham apa maksudnya.

Buru-buru deh Hyunjin kabur.

"BAYAR UTANG LO!"

"GAK MAU!!! GUE BOKEK!"

"TUHAN MENCIPTAKAN DUA GINJAL BUAT APA?! YANG SATU DIJUAL BUAT BAYAR PULSA LAH!!"

"KEMAHALAN KALAU BAYAR PULSA PAKAI GINJAL!"

Untungnya, mereka lagi kejar-kejaran di lapangan belakang yang jauh dari kelas-kelas yang lagi KBM.

Mungkin cuma ada ibu kantin yang melihat mereka gemas.

"Aduh, kalau anak sendiri pasti udah dinikahin."

"Ya kali, Bu! Saya ogah sama sotong kek dia!" Kata Jeongin.

"Saya mau Bu, kalau nikah sama juragan pulsa satu ini."

"Heh!!!”

"Bilang 'sayang' dulu dong, baru gue bayar!"

Jeongin berhenti dari larinya.

Ia taruh salah satu telapak tangannya ke pipi kanan, kepalanya sedikit ia miringkan ke kanan.

Jeongin senyum tulus.

"Hyunjin setan..."

Pshhhhhh...

Hyunjin tahu kalimat Jeongin salah, pakai banget malah!

Tapi, Jeongin terlalu kiyowo.

Dan karena Jeongin terlalu mempesona baginya, gak sadar di depan ada batu.

Bye muka ganteng Hyunjin :D

Jeongin ngakak, ibu kantinnya bingung mau gimana.

"Azab gak bayar pulsa! Mampooooosss!!"

Hyunjin tersenyum pahit dalam posisi tengkurap di atas tanah.

.
.
.

Hai?

(1/2) Pulsa [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang