Kepo

1.2K 245 12
                                    

Minho mengantarnya ke rumah, juga menemaninya sampai malam.

Banyak yang mereka bicarakan meski pada awalnya kecanggungan terjadi.

Minho semakin tahu, Jeongin ini tidak pandai mencari topik pembicaraan, selain itu Jeongin tidak benar-benar lugu.

Ia kira, Jeongin ini bukan perokok. Malah, Jeongin terlihat seperti tipikal cowok yang anti rokok, well karena memang rokok itu lebih banyak membawa dampak negatif dari pada positifnya.

Nyatanya, Minho tercengang.

Minho memang perokok tapi tidak semua addict Jeongin. Minho akan merokok jika ingin saja dan itupun jarang.

Jeongin dengan santainya selama pembicaraan ngalor-ngidul tadi bisa terhitung telah menghabiskan separuh isi LA Mentholnya.

"Pecandu banget Lo?"

"Anjer, jangan pecandu dong, dikiranya gue suka ngobat."

"Lah iya ya."

"Entah, gue suka mereka, meski batangnya pendek dan cepat habis."

"Emm... Je, habis ini Lo mau ngapain?"

"Ke turnamen mungkin, mau ikut? Tapi gue saranin Lo pulang dulu deh, baru ntar cabut lagi, kasihan mama Lo pasti nyariin. Btw, udah ijin kan Lo pulang telat?"

"Udah."

"Bagus, Lo kudu gini seterusnya. Paling gak ortu udah tau kita kemana kok bisa pulang telat, mumpung masih dikasih kesempatan buat ijin ke mereka."

Nada sendu Jeongin bikin Minho gak tahan buat kasih pelukan.

Muka Jeongin memang kelihatan tegar, tapi nada bicara dan sorot matanya nggak demikian.

"Pasti sulit tinggal sendirian, Je."

"Fuck! Gue gak mau nangis! Bangsat, air mata sialan, gue benci..."

Jeongin menangis, ia tidak sekuat itu untuk menahan semuanya.

Ia bejat, memang, tapi berusaha tidak merugikan orang lain.

Memang dia meniduri Lia, tapi itu atas dasar suka sama suka. Tidak ada yang merasa dirugikan bahkan Lia.

Jeongin tidak pernah ikut campur urusan orang lain, tidak pernah kepo berlebih juga. Tapi kenapa semua orang kepo dengan dirinya.

Semenarik itu Jeongin di mata mereka?

Semenarik itukah untuk dijadikan bahan gosip?

"Kita lewati bareng... Sekarang Lo keluarin semuanya, Je. Lo santai dulu... Gue gak kemana-mana."

"Minhooo... Hiks... Sayang Lo."

Semoga Jeongin tidak mendengar degup jantungnya yang kian ribut.

(1/2) Pulsa [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang