Je!

1.3K 248 19
                                    

Sesuai dengan ucapannya tadi. Yeji datang ke basecamp guna mengabari Jeongin.

Nyatanya cowok imut itu tengah terlelap. Terlihat pulas hingga Yeji nggak tega membangunkannya.

Tapi si bangsat Taeil malah langsung mukul panci di sana. Kok ada panci? Ya buat masak mie lah.

Jeongin kaget bukan main, kepalanya pusing. Nggak pernah loh Jeongin bangun tidur langsung ngumpat, tapi sekarang Jeongin pernah.

Dia maki-maki Taeil meski usianya terpaut jauh.

Taeil tertawa puas meski dapat jeweran dari Yeji.

"Kamar mandi dulu ya."

Jeongin ke arah kamar mandi, mungkin matanya rada kabur atau konsennya belum sepenuhnya kembali. Ia sekilas melihat sosok Hyunjin tengah bercengkrama entah dengan siapa.

Hah, mana mungkin. Waktu itu Hyunjin saja tidak suka berada di sini dan ingin terus pulang.

"Tapi asik kali ya kalau si Hyunjin lawan gue? Haha sadar, Je, mimpi Lo udah selesai," gumam dia pada diri sendiri.

Setelah merasakan air dingin menerpa wajahnya, sedikit merapikan helaian rambut yang menjuntai ke depan, lepek karena air.

Jeongin merasa begitu sedih.

Hingga kini ia masih saja berbohong kepada masnya, ia mengatakan tidak ada hal menarik yang terjadi, seperti hari biasa.

Itu menyakitkan. Baru kali ini ia merasa begitu berdosa. Membohongi masnya, lantaran mengatakan semua masih berjalan normal.

Jeongin keluar dengan rambut menyibak ke belakang. Dahinya nampak jelas, membuat hampir seluruh penonton di arena itu teriak heboh.

Malam ini, pertama kalinya Jeongin badass!

"Oopa!!!" Teriak Yeji setelah tercengang dengan penampilan baru Jeongin.

Mata yang menatap malas terkesan meremehkan, serta dahi yang diumbar kemana-mana. Siapa yang sanggup! Tidak ada Jeongin yang imut malam ini!

"Santai dong natapnya!" Seru Taeil.

"Hah? Ini tuh mata kelelahan banting tulang buat anak dan istri." Selanjutnya Jeongin tergelak.

"Halah! Lo tuh, posisi bawah selamanya! Catat, selamanya!"

"Eh anjir, Lo siapa ngatur hak gue, haha."

Pertandingan di mulai, one by one seperti biasanya.

Jeongin tetap dengan CBR merah yang disediakan Yeji, sedangkan lawannya yang sedari tadi mengenakan helm full face hitam mengendarai CBR berwarna senada.

Perlu diingat, dalam sirkuit ini segala perlengkapan berasal dari sirkuit, peserta hanya bermodalkan niat dan skill, atau barangkali nekat.

Sirkuit yang lawan Jeongin pilih adalah sebuah sirkuit dengan tikungan dan tanjakan yang lumayan ekstrim. Dibutuhkan konsentrasi tinggi juga keseimbangan.

Bisa-bisa meleng sedikit keselamatan taruhannya.

Turnamen ini tidak bisa disebut murni balap liar. Lebih tepatnya semi balap liar. Nyatanya, turnamen ini mendapat sponsor dari sebuah perusahaan cukup tersohor, juga dijaga beberapa paramedis meski tidak berpakaian serba putih dan mencolok.

Cewek bendera, alias Yeji berada di antara dua CBR itu. Bendera motif papan catur itu diturunkan dibarengi dengan deru berisik kedua motor itu.

Sepersekian detik kedua motor itu melesat, hilang dari pandangan start awal.

Pada putaran terakhir mendekati garis finish yang secara ajaib dipimpin CBR hitam alias pendatang Jeongin, tinggal beberapa meter menuju kemenangan.

Kejadian tidak diinginkan terjadi.

Sejak awal mulai, Jeongin kehilangan fokusnya. Pikirannya berulang kali melayang kemana-mana. Diiringi denyut nyeri dan mood down yang membuat Jeongin makin hilang fokus.

Puncaknya, ditikungan mendekati garis finish, ban motor Jeongin meletus membuat Jeongin hilang keseimbangan.

Gesekan besi dengan aspal yang terdengar makin mengerikan seiringan dengan erangan perwujudan rasa sakit terdengar.

Jeongin terpental agak jauh dari motornya.

Saat itu juga Jeongin merasa benar-benar lelah. Ia ingin istirahat sejenak.
















"JEEEE!!!"

.
.
.

chap paling panjang :v

500 words, kalau biasanya 200 an.

So, pilih yang mana?

Panjang or pendek?

Atau...

Aku?🙂♥️

(1/2) Pulsa [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang