Paper Hearts

413 33 3
                                    

Mayne menghela nafas kasar, ia sadar bahwa apa yang ia lakukan kini adalah sebuah kesalahan fatal. Ia masih sangat ingat apa yang terjadi semalam bersama dengan masa lalunya, Bradley Will Simpson. Baju yang ia pakai semalam pun sudah berganti dengan kaos kebesaran milik Brad serta lengan yang kini menjadi bantalan kepalanya adalah tangan Brad.

Ia menjauhkan tubuhnya pelan-pelan, tentu dirinya tidak ingin Brad terbangun setelah hal buruk yang sudah terjadi pada Brad semalam. Ini adalah kali pertama melihat sisi Brad yang sungguh membuatnya sangat takut. Setelah kejadian semalam, ia sadar bahwa ia masih sangat mencintai Bradley.

There's a lot of things that I may not know
But missing you baby is the only thing I know
I know
And who am I to say what the future holds
But missing you baby is the only thing I know
I know

Dering ponsel milik Brad membuat Mayne terpaksa bangkit dari tidurnya, segera ia raih ponsel itu dan menemukan nama James tercantum di layarnya. Mayne terlihat ragu untuk mengangkat, tapi disisi lain James pasti menghubungi karena ada suatu hal yang penting.

"Nghhh.." lenguhan itu membuat Mayne menjauhkan diri dari king size bed milik Brad.

Brad terlihat mengucek pelan matanya dan mengusap kasar wajahnya yang masih terlihat pucat.

"Siapa yang menyuruhmu menyentuh handphoneku?" pertanyaan ketus itu terdengar, membuat Mayne membulatkan matanya kaget. Segera ia letakkan handphone itu di sisi ranjang berbalut sprei putih dan berusaha merapihkan barang-barangnya yang masih berserakan tak beraturan.

Brad menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya hingga memunculkan tubuhnya yang tanpa atasan. Segera ia bangkit dari rebahnya dan meraih ponsel miliknya lalu mereject telpon James.

"Siapa yang memintamu untuk turun dari ranjangku?" suara serak Brad kembali terdengar, Mayne yang tengah merapikan barang-barangnya pun hanya menolehkan kepalanya ke arah Bradley.

"Apa maumu?" Mayne bertanya balik, ia jelas tidak suka dengan sikap dingin Bradley padanya.

"Kenapa kau harus muncul di hadapanku dan melihat kondisi kacauku?" Brad justru kembali melontarkan pertanyaan. Brad juga tentu mengingat jelas semua kejadian yang terjadi padanya semalam.

"Aku bahkan tidak tahu bahwa--" ucapan Mayne tertahan begitu melihat Bradley merunduk sambil memegangi kepalanya.

"Kau baik-baik saja? Apa kepalamu sakit lagi?" Brad segera menggelengkan kepalanya kasar mendengar pertanyaan khawatir Mayne.

"Tolong, kemarilah!" permintaan lirih itu segera dituruti oleh Mayne. Ia segera naik ke ranjang Brad dan mendekatkan tubuhnya pada Bradley yang tengah merintih kesakitan.

"Apa ada obat yang biasa kau minum jika sakit seperti ini? Jangan sampai kau kembali mimisan seperti semalam, Brad!" kondisi Brad terlihat begitu kacau, ia masih berusaha untuk meredam rasa nyeri di kepalanya yang kembali terasa.

"Kumohon, peluk aku May!" Mayne segera memeluk tubuh Bradley, lelaki itu yang kini tanpa atasan membuat kulit lengan Mayne bersentuhan langsung dengan tubuh Bradley yang mulai gemetar. Wajah Mayne kini terlihat sangat panik, ia sangat takut kejadian semalam terulang kembali.

If my heart was paper, I'd fold it
Throw it to the wind and just hope it
Ends up with you
I signed it with love from me to you
I tried to be cool
But my feelings they don't allow me to
And all that I ask
Is that at least you write me back
I'm waiting

Hello, Brad!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang