EPILOG

97 5 1
                                    

5 bulan kemudian

Seorang perempuan muda sedang bergulat dengan peralatan dapur dengan keadaan sedang tekdung (hamil) perut yang besar sudah berumur 4bulan, perempuan itu barangkali mengelus perutnya dan tak lupa dengan senyum yang setiap hari ia pancarkan.

“nyonya biar saya saja yang mengambil pekerjaan dapur, nyonya duduk saja di ruang tamu nanti nyonya kecapekan” ucap sang pekerja rumah tangganya dengan sopan

Perempuan itu tersenyum “gapapa bi, saya bosen juga duduk terus di ruang tamu” ucapnya. Pekerja rumah tangga itu tersenyum menanggapi ucapan sang majikan “kalo gitu, saya ke blakang dulu ya nya, mau bersihin kolam dulu” ucap sang bibi lalu pergi

Tak lama kemudian seorang pria turun dengan baju santai kas rumahan dengan wajah yang segar, pria itu berjalan menuju arah dapur lalu memeluk perempuan yang sudah menjadi istrinya, ia mengelus perut besar sang istri “adiknya nendang nih” ucapnya

Perempuan dengan perut besar itu tersenyum melihat sang suami sangat senang karna merasakan anaknya bergerak di dalam perutnya “anaknya sapa dulu”

“anaknya ayah garel sama bunda naya dong” ucap garel, garel sedikit menunduk dan mendekatkan telinganya ke perut naya “ahh kenapa sayang? Bunda? Cantik dong, selalu sehat ya sayang di perut bunda, satu lagi jangan nakal lho di perut bunda kasian bunda kesakitan, kalo minta makanan jangan aneh aneh lagi ya nak, ayah pusing nurutin permintaan bunda kamu aneh aneh banget, nanti kalo  kamu udah lahir janji deh ayah ngasih mainan banyak banyak” ucapnya seperti anak yang didalam perut itu menjawab semua keluh kesah nasehat garel, ia lalu mencium perut naya, dan cup kecupan singkat mendarat di bibir naya, ia tersenyum selalu mendapat perlakuanmanis dari suaminya ini

“rel” panggil naya

Garel terdiam “kok manggil nama si bun, nanti adeknya denger gimana nanti mereka ikut manggil ayahnya dengan nama garel kan ga baik bunda” ucap garel menegaskan, naya cengengesan mendengar ucapan garel “iya maaf ayah” ucap naya

“ada apa bundan?”

“bunda mau beli peralatan bayi untuk mereka boleh?”  MEREKA satu kata yang mengartikan lebih dari satu, yap gen yang ada di perut naya adalah kembar hmm garel sangat pintar sekali dalam memasukan memang :v

“boleh bunda sayang” ucap garel membuat raut wajah naya menjadi lebih serratus persen bahagia “makasi ayah” ucap naya lalu memeluk badan kekar garel, naya sedikit berjinjit untuk mencium pipi garel, hmm karna postur tubuh garel terlalu tinggi atau memang naya yang kekurangan gizi?:(

“nakal juga ya bundanya  anak anak ayah” ucap garel sambal menoel hidung naya

“kalo ga nakal, ga ada nihh mereka berdua” ucapnya lalu mengelus perutnya sendiri

Hari telah berlalu, bulan telah berganti hari ini dua keluarga sedang berdoa supaya kedua cucunya selamat begitu juga dengan ibunya, sepuluh menit kemudian garel keluar dari ruang persalinan dengan keringat bercucuran dan tak luput senyum yang mengembang di bibirnya “bagamana rel?” Tanya sang ayah

“selamat yah,mereka lahir dengan selamat” ucap garel yang membuat semua keluarga memekik kegirangan, ya walaupun anak garel satu terlahir normal dan satu terlahir sesar karena naya tidak kuat lagi menahan sakitnya.

“Alhamdulillah”

“selamat rel udah jadi dedy” ucap odi, hanya odi dan ia saja yang masih cinta Indonesia kedua temannya sudah meninggalkan Indonesia dan menetap di negara orang lain. Garel tersenyum “thank di”

“udah kamu masuk sana, tungguin naya sapa tau ada perlu bantuan dia” ucap bunda

“iya bun” garel langsung masuk keruang persalinan, didalam ia melihat sedang memandang bahagia kedua anak kembar buncingnya yang tertidur pulas “selamat sayang, kita udah jadi orang tua mereka” ucap garel lalu mencium kening naya  

ImpLOVEssible[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang