Dendam

41 11 0
                                    

Setelah Restu dan Anggun berpacaran, banyak orang yang tidak terima dengan kenyataan ini. Agus, orang yang benar-benar menyimpan dendam pada Restu. Begitupun para kaum hawa, banyak yang cemburu saat mengetahui mereka berpacaran.

Restu dan Anggun memasuki gerbang sekolah. Hari pertama mereka berangkat bersama. Restu menjemput Anggun di rumahnya. Dengan sepeda motornya yang sederhana berhenti di parkiran sekolah. Anggun turun dari motor, disusul Restu.

"Ciee ada yang baru nihh," celetuk Wawan bersiul.

"Apaa sih," ucap Anggun menahan senyum.

"Makan-makan lah traktir kita," ucap Ainun yang sedari tadi menunggu Restu datang. Maul, Ainun dan Wawan, menuggu di parkiran.

"Ayo masuk ke kelas," ajak Restu.

"Makin rajin ajah nih, hahahaa," ucap Wawan tertawa.

Mereka melangkahkan kakinya dan meninggalkan tempat parkir. Restu dengan jaket lorengnya berjalan di depan dan disampingnya ada Anggun. Maul, Ainun dan Wawan mengikuti dari belakang seperti bodyguard.

Banyak mata yang memperhatikan mereka. Ada yang merasa senang dengan fenomena ini ada juga yang patah hati karena Restu jalan dengan Anggun. Tapi mereka tidak menghiraukan.

"Cocok banget Restu sama Anggun," gumam salah satu siswi yang sedang memperhatikan.

"Cocok apaan, gw sakit nih sakit. Sakit hati," balas siswi lain.

Kini mereka jadi perbincangan banyak murid di sekolah. Bahkan guru sudah mengetahui hal ini.

Anggun melirik ke arah Restu, risih dengan sikap semua orang pada dirinya. Restu mengerti apa yang Anggun rasakan.

"Udah tenang aja," ucap Restu membalas lirikan Anggun.

"Hmmm," balas Anggun.

Langkah mereka berhenti dengan kedatangan Agus yang tiba-tiba menghadang dan membawa banyak teman. Tapi itu tidak membuat Restu menjadi takut. Mata Agus penuh dendam pada Restu, Agus belum terima kejadian kemarin. Tangan Agus mengepal menahan amarahnya.

"Ampun aku takut," celetuk Restu dengan nada mengejek, dan di akhiri tawa kecilnya.

"Ngga berani lo datengin kita sendiri ngga usah ajak temen banyak gitu, hahhh! Pengecut!!" Ucap Wawan membuat Agus semakin marah.

"Dulu aja lo Nggun masuk kelas, biar urusan ini kita yang ngadepin," ucap Maul menyuruhnya.

Anggun bergegas meninggalkan mereka dengan penuh khawatir. Anggun ketakutan sambil berlari kecil mencari tempat aman. Kebetulan ada Liza dan Claudia, Anggun berlari menghampirinya.

"Lo ngga ppa Nggun?" Tanya Claudia.

Anggun hanya diam ketakutan. Pagi-pagi sudah terjadi keributan karena dirinya. Badan Anggun gemetar memeluk Claudia tidak bisa berbuat apa-apa. Anggun hanya memekik ketakutan melihat Restu dan temannya saling mendorong dan saling memukul.

Agus melayangkan tinju tepat di hidung Restu, membuat Restu hampir tersungkur. Untuk temannya sigap menangkap badan Restu.

Maul yang tidak terima tamannya di pukul langsung maju memukul balik Agus. Tepat mengenai pelipis matanya, membuat Agus tersungkur ke tanah. Mereka kalah jumlah, tapi tidak membuatnya gentar. Restu yang di kenal lebih banyak diam kini menjadi brutal Tanpa kata ampun pada lawanya. Restu beberapa kali melayangkan pukulan pada Agus dan temannya. Begitupun Maul, Ainun dan Wawan. Mereka menjadi begitu buas menghadapi temannya Agus yang cukup lebih banyak jumlahnya.

"Brengsekk lo!!!," ucap Maul.

"Ngga bakalan gw kasih ampun lo," ucap Restu di sela perkelahiannya.

EMPAT SEKAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang