"Eh mana si intan!"ucap airin
Bosan dah dia mulu nyari masalah.batin nadin.
"ada apaan"jawab intan datar.
"Eh sini lo! Lo tuh udah ngambil kevin dari gue tau gak!"
"apaan dah,dateng² cari masalah"jawab nadin
"LO DIEM! LO YANG NYARI MASALAH,TOH GUE GAK PUNYA URUSAN SAMA LO,LO KALO MAU TENAR BILANG AJA,BARU JUGA BERUBAH SOK CANTIK,UDAH JADI SOK JAGOAN SEKOLAH,BARU JUGA TENAR DIKIT,UDAH SONGONG AMAT LO! IDUP LO ITU URUS DULU BENER² KALO LO SOK JAGOAN SAMA TEMEN LO,LAWAN LO SALAH!"Ujar airin ngegas.
"IYA GUE EMANG BARU TENAR,TAPI GUE GAK MINTA JADI TENAR! GUE CUMAN DI SURUH KAKAK GUE BERUBAH,LO TAU! SETIAP TEMEN LO BULLY GUE,GUE TAHAN KARENA GUE GAK MAU NAMA BAIK GUE BURUK SEKETIKA GEGARA LO,SEKARANG,SEE GUE GAK PEDULI LAGI!"
"EH ORANG PANSOS,KALO LO MAU TENAR DENGAN CARI MASALAH SAMA GUE,PERGI DAH LO DARI HADAPAN GUE JALANG! CIH! JIJIK GUE, GUE MASALAH SAMA INTAN LO PULA YANG SOK JAGOAN!"
"Ngaca dong! Kalo lo bawa dekengan.gue gini biar buat lo gak malu, 'Airin si QUEEN bullying,kalah dengan intan satu orang,tetapi kalian mainnya rame' ,kan malu!"ucap nadin yang berubah menjadi santai.
Airin tidak mengubris kata nadin,karena ia tidak punya masalah dengannya.
Airin dkk pergi dari kelasnya nadin
Ntah apa yang dipikiran mereka hingga mereka ingin sekali menghancurkan hubungan intan.
Nadin orangnya memang begitu,punya masalah dengan temannya pasti ia bantu,tetapi jika ia punya masalah ia tidak ingin merepotkan orang lain.
Nadin terpaku akan kejadian dimana ia dan teman temannya pergi ke gedung itu.
Siapa yang iseng mengancam dirinya,tetapi ia tak tahu betul itu memang suatu kebetulan,memang terjadi atau tidak.
Saat mereka sampe di gedung itu,tak ada satupun orang disana,nadin merasa di permainkan dan merasa tidak terima nadin menggeram kesal atas lelucon yang sangat tidak lucu ini.
Bagaimana bisa itu disebut lelucon,sebenarnya tak ada yang bilang itu lelucon,tetapi nadin beranggapan itu sebuah permainan atau lelucon.
Sudah lah,ia bingung mamanya belum pulang sampai sekarang,ayahnya pun juga bingung.
Tetapi nadin tetap berpositif thingking kalau mamanya itu nginap di rumah teman baiknya,mungkin saja.
Ayahnya sudah meminta bantuan teman teman kerjanya,polisi,dan sebagainya,kakaknya aura pun juga begitu,merasa tak tenang jika begini keadaanya.
Soal gedung itu,ayah dan kakanya sudah tau,nadin bukan seorang pemendam yang sangat lama apalagi menyangkut seseorang yang ia sayangi dari kecil.
Kalau pun mamanya itu diculik,nadin akan pastikan orang itu akan mati tersiksa.
"it's ok?"tanya intan pada nadin.
"hm,sure tapi gue gak ngerti apa yang di pikiran orang yang ngirim SMS ini,dan yap! Mama gue belum pulang sampe sekarang,gue gak tau harus gimana lagi,udah di cari ke orang yang terdekat,lapor polisi,dan sebagainya,tetap aja gak ketemu,sebenarnya mama dimana sih? Ditelpon gak aktif"ungkap nadin.
"sabar ya,maaf gue gak bisa bantu nemuin,lo tau kan gue juga udah bantu tetap aja gak ketemu"
Nadin tersenyum seikhlasnya,senyum yang mungkin memiliki banyak arti di dalamnya, "hha it's ok,i'm fine"
Nadin dkk ikut tersenyum,walaupun mereka tau arti senyum itu.
Drt..drt...
"eh hp lo!"
Nadin membuka hpnya dan melihat siapa yang menelponnya.
Lagi lagi nadin di teror dengan nomor yang tidak dikenalinya,bisa diitung itung,log panggilan nadin sudah penuh dengan nomor yang tidak dikenalinya.
Ntah sampai kapan peneror itu capek menerornya.
"siapa nad?"
"biasa"
"gblok sih mereka,sini biar gue yang ngangkat"beginilah adanya jika ada fhani,tetapi ia senang ada yang masih peduli dengannya.
"gk usah fhan,di diemin ae dah,biar mereka capek"lerai windi.
"udah ah,sekali sekali kasih pelajaran ke mereka,enak aja kalo gitu!"
Fhani mengambil hp nadin dari tangannya,dan mengangkat telpon yang sering meneror nadin.
"siapapun ini,gue gak peduli,mau lebih tua kek,mau lebih muda kek,kalo nggak punya kerjaan! Emang sama aja bodohnya,lo kurang kerjaan banget dah ganggu gue,gak ada kerjaan lo? Jadi pembantu gue aja sini,mending gini kan di gaji,dari pada neror,emang lo di gaji,gaji gopek aja bangga"sentak fhani dan langsung mematikan hp nadin.
"Din ganti nomor ae,gak jelas banget"
"eh iy deh,ganti aja,tapi nomor lo cuman kita sama keluarga lo aja yang tau,gak boleh ada yang lain,farhan bolehlah"tawar intan.
Nadin mengiyakan ajakan sahabatnya itu,yang terpenting,tawaran mereka baik.
.
.
.
.
.
.
-----------------------------------------------------------
Jangan lupa
V
O
T
EN
K
O
M
E
NMaaf kalo emang kasar,tapi sih y ini gue tulis dasar yang pernah gue alamin,jadi sorry banget kasar,ngetoxic enak sih mangkanya biasa aja kalo kasar,hhhe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Butuh Proses
Teen Fiction"cantik" itu yang dipikirkan oleh orang lain setelah melihat dirinya,semenjak ia berubah. Semua yang dilakukan pasti butuh proses.seperti Nadin Azzahra.