02

930 170 0
                                    

Aku berjalan dengan langkah santai menuju universitas. Namun tiba-tiba aku melihat kerumunan orang sedang berdesak-desakan hanya untuk mendengar seseorang yang sedang konser jalanan.

Karena akhirnya penasaran juga, aku pun menghampiri kerumunan orang orang tersebut dan melihat siapa orang yang menyanyi itu. Syukurlah badanku kecil, jadi aku tak perlu susah menyela orang orang di depanku, hehe.

"Woah, bagus juga." Ucapku sambil bertepuk tangan kecil. Ternyata ia seorang wanita. Ia bermain piano dan menyanyikan lagu 'Lemon' dengan sangat baik. Aku iri padanya.

Setelah selesai bernyanyi, wanita itu berdiri dan membungkuk kearah penonton. "Baiklah, terimakasih sudah mau menonton, karena ramai, aku ingin mengajak seseorang diantara kalian untuk bernyanyi bersamaku.

"Hmm, kau!" Ucapnya sambil menunjuk kearah ku.

Aku terbelalak kaget. "Eh?"

"Kau membawa gitar, kan? Ayo bermain musik dan menyanyi bersama." Ucapnya meyakinkan.

Memang benar sih, aku membawa gitar. Jadi, mau tidak mau aku maju ke dekatnya dan mengatur gitarku. "Mau bernyanyi lagu apa?" Tanyaku.

"Kau tahu lagu Amatsuki yang berjudul 'Koibito boshū-chū'?" Tanyanya. Aku mengangguk. "Kita akan menyanyi itu, bagaimana?"

Dengan cepat aku mengangguk. Dan tak lama aku memetik senar gitarku.
""Koi ga shitai, shitai, shitai..." Sarigenai nuance de..."

Banyak orang yang menonton kami bernyanyi, bahkan tak sedikit juga yang merekam kami. Menyenangkan rasanya!

Setelah lagu selesai dan wanita itu menutup konser kecilnya, semua orang akhirnya berhamburan dan juga ada yang meminta tanda tangan bahkan bersalaman dengannya.

"Oh ya, aku Lunar, sebut saja begitu." Ucapnya saat orang-orang sudah pergi.

Aku membulatkan bibirku. "Oh... Ah, namaku [Name], apa kau seorang utaite?"

Ia mengangguk. "Ya, walau aku baru, sih. Oh ya, suaramu juga bagus, bagaimana kalau kita bekerja sama?"

Aku terdiam, mencerna kata-katanya. "Apa?! Kau mengajakku menjadi utaite dan bekerja sama denganmu?"

Ia mengangguk lagi. "Iya. Apa kau tidak mau? Jika begitu, tidak masalah juga."

Aku menggeleng cepat. "Bukan begitu. Tapi aku perlu waktu."

Lunar pun mengangguk. "Baiklah, kuberi kau waktu, ini kartu namaku. Kalau sudah mendapat jawaban, silahkan hubungi aku! Sudah ya, aku pergi dulu."

Aku menerima kartu namanya dan mengerjap beberapa kali. "Apa yang akan ku pilih, ya?"

***

Sampai di universitas ku pun, aku masih melamun mencari jawaban yang tepat.

"Kalau menjadi utaite, kafe ku bagaimana? Tapi kalau aku jadi utaite, kesempatan ku bertemu Mafu-kun akan meningkat." Batinku.

Tak mampu mendapat jawaban, aku mengerang kesal sambil mengacak rambutku.

Akhirnya daripada rambutku rontok, lebih baik melihat twitter — yang sepertinya sudah jadi rutinitas ku tiap hari— dan ternyata Mafu-kun update!

Uni_mafumafu "Kalian tahu? Aku tadi melihat konser jalanan, lho! Suara mereka bagus sekali."

Konser tadi? Konser yang mana? Jangan-jangan, konser aku dan Lunar?

Lalu dengan cepat aku menggeleng. "Tidak, itu tidak mungkin. Tak mungkin suaraku dibilang bagus oleh Mafu-kun, haha." Gumam ku tidak jelas.

"Dor!" Tiba-tiba Hikari dan Hikaru mengejutkan ku dari belakang. Aku melonjak dari kursi karena kaget dan memarahi mereka. "Kalian menyebalkan."

Mereka terkikik geli melihatku. "Makanya kalau melihat twitter jangan dihayati sekali, sampai bermonolog begitu. Dia kenal kau saja tidak." Sindir Hikaru dengan mulut sepedas wasabi yang kumakan kemarin malam.

"Iya, iya. Aku tahu." Jawabku malas.

Tak lama, seseorang masuk ke ruangan dan berdiri di atas podium dosen. "Minna! Bagaimana kalau Sabtu-Minggu ini kita menginap di pantai?" Ternyata itu Ken, bukan dosen ku.

Semua orang berbisik-bisik sambil memikirkan keputusan mereka.

Tak lama, Yui, Hikari, Hikaru, Itsuki, dan beberapa orang lainnya mengangkat tangan. "Kami ikut."

"Baiklah, yang mau ikut, silahkan maju dan bayar lima ribu yen perorang!" Ucap Ken sambil memainkan bolpen ditangannya. "[Name], kau tidak mau ikut?" Teriak Ken.

Aku mendongakkan wajahku dan berpikir. "Besok akan kuputuskan."

***

Pulangnya, aku merebahkan diri di kasurku. Lalu, aku teringat dengan Lunar-san dan segera menghubunginya.

Me :
Lunar-san, ini aku, [Name]. Aku
cuma mau bertanya, seandainya
aku menerima tawaranmu, kita
akan membuat lagu pertama kita
dimana dan kapan?

Lunar -san :
Hmm, aku sudah memikirkannya.
Kemungkinan seandainya kau me-
nerima tawaranku, aku ingin segera
membuat lagu weekend ini di pantai.
Bagaimana menurutmu?

Bagaimana ini? Apa aku terima saja, ya? Ya, baiklah akan kuterima. Lagipula ini kesempatan untuk mengenal Mafu-san.

Dengan cepat, aku mengetik balasan dengan senyum terlukis diwajahku

Me :

Ah, pas sekali! Teman kuliah ku juga mengajakku ke pantai. Baiklah, Lunar-
san, aku menerima tawaranmu!

Lunar-san :
Benarkah?! Oke. Kita sepakat bertemu di pantai hari sabtu!"

Me :
Oke, aku akan membawa gitar.

Akhirnya aku memutuskan menjadi utaite juga, haha.

Dan ini akan menjadi awal perkerjaan baruku!

Dengan cepat, aku meng-update twitter ku.

[Your account] "Akhirnya aku akan memulai karir baru!"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fangirl to GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang