06

809 142 25
                                    

"UWAH, [name]-CHAN! SUARAMU SEMAKIN BERKEMBANG!" Teriak Mafu heboh.

Aku hanya menggaruk pipiku. "Te.. terima kasih."

Sudah dua hari sejak pertemuan kami di kafe, sekarang tempat kami beralih ke sebuah tempat karaoke yang sering dikunjungi Mafu.

"Sepertinya cukup untuk hari ini. Kau juga cepat dalam menghafal laguku, [name]-chan. Aku tidak salah pilih orang!" Mafu merapihkan gitarnya yang ia bawa.

Aku mengangguk. "Sejak dulu aku memang suka menghafal lagu, terlebih lagu mu. Setiap kau merilis sebuah lagu, aku langsung mencatat liriknya dan menghafalnya dengan cepat!"

"Woah, hebat!" Puji Mafu.

"Ah, bukan apa-apa, kok. Banyak juga orang diluar sana yang menghafal lagumu."

"Iya memang sih... Ah! Sudah mau malam, dan ini saatnya aku makan malam, kau mau mampir ke rumah ku?" Tanya Mafu bersemangat.

Aku sempat terkejut. Mafu mengajak ku ke rumahnya untuk makan malam?

"Apa boleh?"

Ia mengangguk cepat. "Tentu! Aku sudah memesan makanan ke rumahku, ayolah [name]-chan... Kasihan makanan ku terbuang~"

Kamisama, mengapa ia begitu manis?

"B.. baiklah aku ikut." Jawabku ragu.

"Yey!" Mafu bersorak kemudian menarik tanganku untuk keluar dari ruangan karaoke. "Iku yo, [name]-chan!"

Ini pertama kalinya tanganku di pegang oleh Mafu, senang sekali!

"M.. Mafu-san... Tidakkah sekalian kita rekaman dirumah mu saja?" Tanya saat di dalam mobil Mafu.

"Um... Boleh juga, jika masih belum stabil, kita buat musiknya dulu." Ucap Mafu dengan pandangan menatap jalan raya.

"Oke. Omong-omong Mafu-san... Aku masih tidak menyangka, kalau aku sedang diajak berkolaborasi denganmu. Bahkan aku tidak percaya kalau sedang di dalam mobil yang sama dengan orang yang selama ini aku idolakan." Ucapku.

"Pfft–" Mafu menahan tawanya. "Kau lucu, [name]-chan. Ya, mungkin kau benar hal hal seperti ini terdengar mustahil. Tapi kau melihat kenyataan kan kalau di samping mu ini adalah Mafumafu, orang yang kau idolakan."

"Hee, Iya iya." Ucapku bercanda.

***

Aku dan Mafu akhirnya sampai di apartemen Mafu, dan ternyata tidak ada apa apa. Bukankah tadi ia bilang sudah memesan makanan?

"Ano, Mafu-san. Bukankah kau sudah memesan makanan?" Tanyaku.

Mafu menggeleng. "Kapan aku bilang begitu?"

Aku terdiam..Ini telingaku yang salah, atau memang tadi Mafu salah bicara?

"Tapi tadi–" ucapan ku terpotong.

"Yang tadi, ya? Maksudku itu membeli bahan makanan, jadi kita akan memasaknya!"

"Oo.." tunggu sebentar. "Kau membaca pikiran ku lagi?!"

Mafu menggeleng. "Aku hanya menebak~"

Aku mengangguk. "Begitu rupanya. Ayo kita memasak. Aku akan membantumu."

Mafu tersenyum dan menarik tanganku ke dapur. Ia membuka beberapa bahan makanan dan mengambil peralatan masaknya.

Setelah memasak kira kira satu jam, kami selesai dan aku ingin memotong jeruk nipis untuk penambah rasa.

Tapi jariku malah ikut teriris. "Ah!"

Mafu segera menghampiriku dan mengambil kain kasa dan alkohol. Segera dia menarik tanganku lembut dan mencuci tanganku di wastafel untuk menghilangkan darahnya. Aku hanya diam selama dia melakukan itu, ia kemudian memberi jariku alkohol.

"Gomen kalau perih~" ucapnya sambil meniup pelan lukaku agar alkoholnya cepat kering.

Setelah selesai, ia memberi plester ke jariku dan mencium jariku. "Biar cepat sembuh hehe~"

Oke, wajahku memerah sekarang.

"Ano, [name]-chan duduk saja duluan, aku akan membawa makanannya kesana~"

"Ah, oke."

Setelah itu, aku berjalan ke ruang tamu dan duduk di lantai seperti kebiasaan Mafu saat vlog.

"He, kenapa duduk di lantai?" Tanya Mafu heran.

"Nyaman saja, hehe." Aku terkekeh. Kemudian ia memberiku semangkuk soba dan segelas minuman.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Matu penasaran, karena soba tersebut adalah buatan Mafu.

Aku berpikir sebentar. "Enak lho~"

Mata nya berbinar-binar melihatku. "Benarkah? Yey!"

Aku hanya terkekeh dan lanjut makan soba nya.

Selesai makan, aku mengecek ponsel ku dan terkejut. "Eh.. tidak sadar sudah jam sebelas malam."

Mafu yang masih memakan soba nya menoleh kearah ku. "Benarkah?! Berapa lama kita memasak?"

Aku menggeleng tidak tahu. "Sepertinya hanya satu jam, tapi bagaimana aku pulang ya?"

"Menginap saja malam ini di rumahku."

"Hah?!" Aku kaget.

Mafu mengangguk santai. "Iya, aku punya kamar tamu, kok. Kau bisa tidur disana kalau mau."

"B.. baiklah.. tapi aku butuh baju."

Mafu tersenyum. "Ada di lemari~ aku pinjamkan. Walau mungkin agak kebesaran untukmu, hehe."

Aku mengangguk pelan. Ayolah ada apalagi ini. Tadi aku diajak makan malam dengan Mafu, sekarang diajak menginap dirumahnya.

Benar benar keberuntungan atau memang takdir?

***

Gomen minna, ku baru update sekarang/dicakar readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gomen minna, ku baru update sekarang/dicakar readers

Kalo ada kekurangan di cerita, tolong komen ya :")

Vote dan komen kalian sangat berharga, dadah~

Fangirl to GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang