08

786 125 41
                                    

Beberapa hari kemudian, aku dan Mafu akhirnya menyelesaikan rekaman kami. Dan pengurus ilustrator dan pengurus movie nya juga sudah siap. Tinggal beberapa langkah menuju selesai keseluruhannya.

"Ini." Mafu menyodorkan sekaleng kopi hangat kepadaku yang sedang duduk santai di bangku taman.

"Ah, terimakasih." Jawabku sambil tersenyum dan kemudian mengambil kopi tersebut.

Mafu ikut duduk disebelahku sambil memakan ramen pedasnya. Dasar. "Kemungkinan besar, besok video nya selesai. Mari merayakannya lebih cepat!"

Aku menoleh. "Eh? Maksudnya?"

"Mumpung hari masih terang, ayo kita berkunjung ke beberapa tempat untuk merayakan keberhasilan video kolaborasi kita!" Ucap Mafu sambil menghirup kuah ramennya sampai habis.

Aku mengangguk setuju. "Baiklah, ayo." Ucapku setelah meminum kopi ku sampai habis.

Akhirnya aku dan Mafu memutuskan pergi ke mall terdekat.

"Ah, katanya Soraru-san dan temanmu itu jadi sering bermain game bersama ya untuk acara live mereka?" Ucap Mafu sambil mengendarai mobilnya.

Aku mengangguk. "Iya, live mereka tampak lebih hidup saat bermain bersama."

"Iya, Haruka-san sangat interaktif dengan Soraru. Mereka sangat cocok, haha."

"Lalu, apakah kita tidak cocok, Mafu-san?" Batinku.

Mafu melihat ku yang melamun melihat keluar jendela mobil tanpa menjawabnya. "Are? [Name]-chan sedang memikirkan apa?"

Mafu menusuk nusuk pipiku dengan jari telunjuknya berkali kali.

"Aa, ittai yo!" Ucapku sambil menggembungkan pipi.

Mafu terkekeh. "Maaf maaf~"

"Oh ya, setelah video kita nanti dipublikasikan, apa yang akan kita lakukan setelahnya?" Tanyaku penasaran.

"Hah? Maksud [name]-chan? Bukankah kalau sudah dipublikasikan itu berarti sudah selesai? Kita tinggal bagi hasil kan? Tidak ada yang perlu kita kerjakan lagi." Ucap Mafu.

"Ah... Iya ya..." Aku tersenyum canggung. Sebenarnya bukan itu yang kupikirkan. Maksudku adalah... Apakah setelah projek ini selesai, apakah kita akan tetap mengobrol seperti ini? Makan bersama, dan tertawa bersama.

***

"[Name]-chan, mau naik bianglala?" Ternyata Mafu mengajak ku ke wahana bermain yang cukup ramai.

"Ah? Boleh boleh!" Aku yang sedari tadi melamun akhirnya tersadar oleh pertanyaan Mafu.

Akhirnya kami menaiki bianglala dan melihat pemandangan yang cukup indah. Yah, walau masih siang, tapi setidaknya ini tidak begitu buruk.

"[Name]-chan, kau dari tadi melamun, ada masalah? Apa kau sakit?" Mafu memegang pipiku untuk mengecek suhu badanku.

Lantas pipiku memerah. "Ah, tidak! Aku tidak sakit kok."

"Tapi pipimu memerah!"

"Ah, aku tidak demam! Aku... Hanya... Mmm..." Aku bingung untuk menjawabnya. "Malu..." Ucapku berbisik.

"Hmm? Malu? Untuk apa?" Tanya Mafu sambil memiringkan kepalanya.

Ternyata dia mendengarku! "A... Ah... Aku hanya malu sekaligus senang karena aku bisa berbicara dengan idola ku seperti ini!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fangirl to GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang