03

822 149 13
                                    

Gommen minna kemarin ada kesalahan, so ku unpublish lagi :v

Jangan lupa voment!

***

Sabtu...

Ahh! Aku sudah tidak sabar memikirkan kira-kira lagu yang akan aku buat bersama Lunar seperti apa. Pagi ini tidak biasanya, aku bangun pagi dan sekarang sudah siap siap pergi ke pantai!

Aku juga bahkan buru buru menghubungi Lunar.

Me :
Lunar!
Lunar!
Hey! Ayo balas!

Lunar-san :
Apa? Aku masih terlelap dalam
tidur ketika kau menghancurkan
mimpi indah ku di atas panggung.

Me :
Haha, aku cuma mau bertanya,
nanti jadi kan?

Lunar-san :
Iya, tentu saja.

Me :
Oke! Aku menyayangimu!
Dadah!

***

Aku sendiri juga tidak mengerti mengapa sekarang aku sedekat ini dengannya. Padahal waktu kita bertemu sampai sekarang baru tiga hari. Inikah yang disebut takdir pertemanan? Entahlah.

Pukul 08.30 pagi, aku dan beberapa temanku berkumpul di depan universitas dan menaiki minibus.

Sepanjang perjalanan menuju pantai, aku hanya bersenandung kecil dan sesekali melihat twitter.

Tak ada update dari Mafu. Aku menghela napas panjang dan melirik teman disebelah ku.

"Nee, Yui-chan. Sebenarnya, aku ada acara lain di pantai. Jadi kemungkinan besar aku tak akan ikut kalian bermain. Boleh izinkan aku?"

Yui hanya melirik sekilas dan mengangguk. "Ya, terserah. Tapi ingat, traktir aku!"

Aku mengangguk ria dan memeluk teman terbaikku ini.

***

Setelah sampai di pantai, aku segera menuju tempat aku dan Lunar bertemu. Tidak jauh dari tempat penginapanku kok. Hanya sekitar 200 meter dari penginapan, ada sebuah kedai minuman. Dan kami bersepakat bertemu disana.

Aku memasuki kedai minuman tersebut dan melambai kearah seorang gadis berambut hitam dengan jepit berbentuk bulan terjepit di poninya.

"Lunar-san! Konnichiwa!" Aku menunduk untuk memberi salam.

Lunar tersenyum dan kemudian menyuruhku duduk di hadapannya. Terlihat, sebuah es limun sudah ada di mejaku. "Uwah, arigatou!"

Lunar mengangguk. "Nee, [name]-chan. Menurut mu bagaimana lagu ini?"

Lunar mengambil handphone dan headset lalu memberikannya padaku. "Dengarlah." Kemudian ia menyalakan musik.

Aku terdiam. "Uwah! Bagus! Aku suka!" Aku berdiri mendadak, membuat mata semua orang di dalam kedai tertuju kearahku.

"Ah. Maaf!" Aku menunduk malu.

"Jadi? Rekaman sekarang? Tanya Lunar.

Aku mengangguk cepat. "Tentu! Ayo!

***

Bulan ini, aku dan Lunar berencana mempublikasikan 3 lagu. Satu lagu original kami, dan dua lagu cover.

Lagu original kami berjudul "[your tittle]" Dan kami akan mengcover lagu "I Sleep Well" dan "Yuudachi" dari AtR. Hebat bukan? Unit baru ini sudah mau coba-coba lagu yang bisa dibilang sulit untuk dinyanyikan.

Apalagi aku kebagian role Mafu. Highnote nya itu, lho. Untung saja aku bisa menyamakan tingginya dengan suara Mafu. Kalau tidak, bisa bisa besok suaraku menghilang.

Akhirnya dari pagi sampai malam aku hanya berada di studio bersama Lunar. Membuat lagu dan mengeditnya. Aku bertugas untuk mixing, dan Lunar composer dan aransemen nya.

"OWATTAAAAAAAAA!!!" Aku berteriak ketika akhirnya lagu ketiga lagu kami selesai.

Lunar tersenyum bangga. "SETELAH INI KITA AKAN TERKENAL!"

Aku mengangguk. "Ya walau perjalan kita pasti masih panjang."

"Yeah! Sekarang tolong bantu aku membuat caption untuk di upload di youtube dan niconico."

Hari ini kami akan mengupload lagu 'i sleep well' dulu.

Besok baru 'Yuudachi' dan minggu depan baru lagu original kami. Karena aku belum membuat illustnya, jadi rilisnya akan diundur, hehe.

Malam ini aku memutuskan tidur di rumah keluarga Lunar yang tidak di tempati.

"Lunar-chan. Dimana orang tuamu?" Tanyaku saat sedang bermain gitar di teras, dan Lunar berada disebelahku.

Hari sudah malam, di pantai udaranya sangat sejuk, jadi aku bisa refreshing sebentar setelah mengeluarkan suara ku daritadi.

Lunar menunduk. "Gimana ya bilangnya? Orang tuaku sudah lama bercerai, dan aku tinggal bersama ibuku. Tapi beberapa tahun ini ia tinggal di luar negeri dan malah menikah dengan orang lain tanpa sepengetahuanku. Awalnya ia juga sering mengirimkan aku uang. Tapi sejak beberapa bulan lalu, ia benar benar tidak mengirimkan uang sampai hari ini."

Aku menatap Lunar sedih. "Ah, maaf aku tidak bermaksud."

Lunar menggeleng. "Haha, tidak apa. Lagipula sekarang aku sudah bisa mendapatkan uang sendiri, dengan menjadi utaite!"

"Sebenarnya aku orang yang susah bersosialisasi. Saat aku bertemu denganmu, aku memberanikan diri untuk berduet denganmu hari itu, tak ku sangka kau mau. Kini ketika aku sudah mengenalmu, aku merasa ada tempat dimana aku bisa bersandar lagi."

Aku tersenyum. "Begitu kah? Kalau begitu aku siap mendengar seluruh hari-hari mu!"

Lunar membalas senyumanku. "Arigatou, [name]-chan." Lalu ia merogoh sesuatu dari kantongnya. "Ini untukmu! Anting-anting ini kita bagi dua. Satu untukku, dan satu lagi untukmu."

Aku menerima anting dari Lunar dan memakainya di telinga kananku, sedangkan Lunar di kiri. "Arigatou, Lunar-chan."

"Jangan panggil aku Lunar jika disaat tidak ada fans, namaku Haruka."

Aku mengangguk. "Oke, Haruka-chan, yoroshiku!"

"Un. Yoroshiku mo. Besok kau bisa ikut aku ke pantai untuk pengambilan foto perdana kita, tidak? Aku membawa kamera, hehe."

Aku mengangguk. "Iya bisa, kok."

Besok pasti adalah hari yang menyenangkan.

***

Nee minna, bagi kalian yang merasa ceritanya belum sampai ke inti, sabar dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nee minna, bagi kalian yang merasa ceritanya belum sampai ke inti, sabar dulu ya.

Sebentar lagi akan masuk ke inti kok. Ga percaya? Tunggu aja chapter berikutnya.

Fangirl to GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang