Sesuatu yang baru

12 3 0
                                    

Ya di depan kelas sudah ada murid baru yang bernama eni, semua pandangan teman sekelas hanya tertuju kepada dia, ya kuakui dia memang cantik dan kelihatan manis, tapi aku tak menatapnya seperti murid sekelas yang lainnya.

Ketika guru menyuruh eni untuk duduk bersebelahan denganku, semua tatapan murid murid tertuju tajam kepada arahku, diwaktu pelajaran dia tak mengobrol dengan ku satu kata pun,  ya itu mungkin logika yang cukup masuk akal jika dia tak mau berbicara denganku, tetapi dia bahkan tdk berbicara dengan seoarang pun yang ada dikelasnya.

Karena tidak pernah berkomunikasi dengan teman sekelasnya yang dia dapatkan adalah respon yang negatif dari teman temannya
"Ihhh sombong amat tuh orang, mentang mentang dia cantik, dia jadi nyuekin kita semua. "
"Iya tuh, dasar cewe tdk jelas. "

Btw, saat pertama kali datang aku juga sudah diperlakukan seperti itu, jadi ingat masa lalu hehehe, aku jadi sedikit penasaran dengannya, karena kita diperlakukan sama mungkin kita akan sedikit klop dalam berkomunikasi.

Jadi keesokan harinya saat ingin kuajak untuk obrolan sedikit
"En... "
Dia pun seketika langsung lari dan meninggalkan aku saja, aku menyusulnya yang mungkin sedang menuju ke arah toilet perempuan.

Ternyata dia menuju ke atap sekolah dan memegang pagar sambil bilang
"Jangan dekati aku, aku tidak mau berteman dengan siapa siapa"
" Mendengar hal itu kelihatannya dia pernah mengalami hal yang tak mengenakkan dalam hidupnya.

Ya aku berteriak dari ujung
"Bagaimana jika kau menceritakan sesuatu kepadaku"

Dia tetap memegang pagar itu sehingga membuat sedikit grrrr, aku mendekatinya dan memenangkan punggungnya dan berkata
"Lihat ke atas, lihat ke arahku. Kamu ini selalu melihat ke bawah. Makanya kamu terjebak dalam kesendirian, mungkin di hadapanmu cuma ada jalan yang kelam. Tapi kamu harus tetap yakin dan melangkah maju. Percayalah kalau bintang-bintang akan menerangi jalanmu, walaupun cuma sekilas ."
Setelah aku mengatakan itu, entah mengapa dia memelukku, aneh. Aku kira dia akan memarahiku karena aku menceramahi nya.

Dan memang benar, dia memiliki masalah, tahun lalu dia mengalami kegagalan dalam kontes piano yang ia hadapi, karena tau eni ini kalah, orang tuanya menjadi keras terhadapnya, membuat dia sangat tertekan dan tak bisa apa apa, jika berhadapan dengan orang lain. Dan masalahnya sekarang adalah ia diperintahkan ayahnya untuk mengikuti kontes piano sekali lagi.

"Bagaimana jika aku bantu? "
"Kamu bisa? "
"Ya, sedikit heheh, semoga setidaknya kehadiranku ini membantu, dan membuatmu juara " Aku menjawab sambil meyakinkannya
"Itu sungguh mustahil, lawanku di sana cukup sulit"
"Mustahil atau tidaknya, biar Tuhan yang memutuskan, berusahalah dari sekarang. "
"Kapan kita bisa latihan? "
"Kita bukanlah Chopin. Cukup bermainlah dengan tulus dimana saat hatimu sudah siap untuk bermain piano dan menemuiku lagi"
"Hmmm oke akan aku pikirkan"

Ya keesokan harinya dia membuatku tertawa, dia cukup konyol ternyata

Dilanjutkan dibagian berikutnya ya 😁

This Time I WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang