gue berkali kali mengumpat dalam hati. sumpah deh, hari ini kenapa sial banget sih?
gue pengen ngilang dari peredaran dunia dan muncul lagi di planet mars sebagai perakit ufo terbesar seantero luar angkasa.
" poin kamu berkurang 85." gila, sumpah gue mau ngumpat.
anjing.
oke udah, ada apa sih sama ketos gue ini? HAH?! gue salah apa sampai harus dikurangin sebegitu banyak poinnya?!
" lah, tiba tiba. apaan sih lo, ga jelas banget. haha."
" udah berapa kali kamu terlambat? y/n?"
" mana gue tau, lagian apa yang salah sih sama murid yang terlambat? masih untung punya niat sekolah. kalau tau kaya gini mending gue rebahan aja kali di apart."
" bentar? apart?"
" heem. kenapa? kaget gitu? mau nuduh gue aneh aneh?"
orang di depan gue, si bapak ketua osis yang terhormat. natap gue detail. bener bener dari ujung rambut sampai ujung kepala.
" ngapain sih? gue risih."
setelahnya dia terkekeh, eh ini gue takut. dia bukan psikopat kan?! YA SOALNYA SI BAPAK JUNHO YANG TERHORMAT TUH KAN TERKENAL DINGIN GITU, KALAU TERNYATA DIA DINGIN KARENA DIA SEORANG PSIKOPAT GIMANA?! TOLONGLAH GUE GA MAU MATI MUDA😭😭😭
" kenapa diem? gue bukan psikopat. santai aja." kan kan, kalau bukan psikopat apa? cenayang?
" lo bakal selamat kalau ga cari masalah lagi."
" anj--"
GILA SIH JUNHO. GUE GA BISA DIGINIIN WOY.
junho letakin telunjuknya di bibir gue biar berhenti dan tidak jadi mengumpat. sumpah ini gue mau melebur, engga bukan karena gue suka dia. tapi tapi, lo bisa bayangin ga sih?! seorang cha junho yang dingin kaya es batu dalam freezer sekarang natap gue tajam dengan posisi yang sangat dekat?! gimana ga modar sih gue?!
" ga mau cerita ke gue?"
gue natap junho dengan mata berkaca kaca. bukan karena apa. tapi, gue beneran seterharu itu. selama ini, ga pernah ada satupun orang yang bilang gitu ke gue.
"cerita aja, gue disini."
gue nunduk, nahan nangis. ga berani ngomong, gue takut. gue yakin bakalan nangis kalau cerita. bukan karena gue ga percaya junho. sejak awal dia menawarkan diri untuk cerita, gue sangat yakin untuk cerita ke dia. karena jujur aja, gue sebenernya capek juga mendem semuanya sendirian.
junho nepuk pundak gue, terus senyum. untuk pertama kalinya, dia senyum, ke gue. kalau ke yang lain sih junho murah senyum meskipun dia adalah seorang es batu.
" pulsek gue ke apart lo, boleh kan?"
gue ngangguk, masih sambil menahan tangisan gue. gue ga mau nangis, di depan junho. ga mau nangis di depan siapapun. gue cuma, ga mau terlihat lemah.
" sana ke kelas, lo ketinggalan pelajaran."
" makasih."
gue denger junho ketawa sebelum gue keluar dari ruang osis. gue ga mau ke kelas, gue ga mau ketemu siapa siapa hari ini, kecuali cha junho.
karena itulah, gue memilih pulang dengan alibi kalau gue sedang tidak enak badan. satpam sekolahpun ga perlu banyak tanya dan nuduh gue macam macam. karena dia tau percuma juga nahan gue. iya, gue emang terkenal bar bar. banyak yang ga suka.
gue melempar ponsel begitu sadar ada orang yang sudah berada di luar apartemen gue. gue membuka pintu dan menemukan cha junho yang masih rapi dengan seragam sekolah serta buah ditangannya.
dikira lagi jengukin orang sakit kali ya pake acara bawa buah buahan segala. emang cuma cha junho yang begitu, sepertinya.
" masuk." gue masuk ke dalam diikuti junho. cowok tinggi putih bersih tampan rupawan itu mendudukkan diri di sofa, sementara gue menuju dapur untuk membuat minuman walaupun cuma sirup dicampur es batu.
" nih jun." dia mengangguk, setelahnya?
kita diem dieman aja, gue ga tau mau mulai cerita dari mana. gue juga ga bakal cerita kalau ga ditanya. iya maaf, gue introvert.
" ga mau cerita?" kan kan, gue beneran mau nangis sekarang. ralat, gue udah nangis, hehe.
" apa gue harus cerita? gue rasa--"
" iya gue tau. lo, broken home ya?" gue ngangguk, junho cuma senyum tipis. cowok itu pindah posisi dan duduk disamping gue.
" terus?"
" nyokap gue udah nikah lagi, gue ga tau kabarnya sekarang gimana. yang gue tau, gue ga mau ketemu dia lagi." gue mulai cerita sambil sesenggukan dan junho masih setia jadi pendengar yang baik.
" gue, gue ga suka sama nyokap. engga, gue ga benci. karena gue juga sadar kalau dia yang udah ngelahirin gue. gue cuma, sedikit sakit hati waktu nyokap nyuruh gue mati. cuma karena gue ngebantah perintah dia."
" emang salah kalau gue ga nurutin keinginan nyokap? emang salah kalau gue ngelawan? gue cuma ga mau dijadiin mainan sama nyokap dan temen temen cowoknya. gue takut, gue takut jun."
gue liat junho kaget, gue liat dia beneran ga nyangka. tapi gitu faktanya. nyokap gue itu, suka main sama pria lain. dan gue berkali kali dihujat cuma karena gue ga mau ikut nyokap pergi, ke klub.
" ga lama setelah itu, orang tua gue berantem hebat. keduanya egois, gue ga bisa ngeliat mereka berantem terus, gue capek sama teriakan sana sini, gue cape denger mereka saling maki. akhirnya gue kabur kaburan, pulang tengah malam, main ke rumah temen dan ga inget pulang, ikutan balapan liar, dari situ gue mulai jadi anak nakal."
" gue pikir, ortu gue bakal marah atau apapun itu. gue pikir mereka perduli dan tanya kenapa gue kaya gini. tapi nyatanya? gue dibiarin gitu aja. nyokap makin menjadi sama temen temennya. dan bokap gue juga jadi sangat gila sama pekerjaannya. gue diabaikan, gue ga mau berhenti ngelunjak."
" gue dibentuk jadi anak yang keras karena perlakuan orang tua gue. gue cuma butuh kasih sayang. gue ga nakal jun. gue bukan kaya yang orang lain bicarain. gue ga sehina itu, gue cuma mau dilindungin." tau kenapa gue bilang begitu? semua orang sudah ngecap gue sebagai anak nakal. malah banyak yang ngatain gue kurang ajar, kurang belaian, dan segala ucapan kasar lainnya.
junho meluk gue, dan gue nangis sejadi jadinya disana. gue ga bisa tahan lagi. gue ga mau ditinggalin lagi.
" junho, gue takut. gue ga mau sendirian." junho ngelus pucuk kepala gue, dia meluk gue semakin erat. beneran meluk seerat itu, mengisyaratkan kalau sekarang ada dia. gue ga perlu merasa sendirian lagi.
" lo lucu kalau nangis." gue mukul pelan lengan junho, engga, gue ga marah. gue ga punya cukup kekuatan untuk marah atau meledak ke junho.
" jangan ngerasa sendiri ya. gue ada disini, gue percaya lo anak baik. gue percaya lo bisa berubah asal lo mau. gue bakal bantu."
" ga perlu bilang makasih, gue ikhlas. gue minta maaf karena ga pernah paham sama posisi lo. gue janji mulai sekarang akan selalu ada buat lo. y/n, janji ke gue ya. jangan mendem semuanya sendirian. gue nemenin lo disini, kapanpun lo butuh, lo bisa hubungi gue."
" jun,"
" udah jangan nangis lagi, ya. gue tau ini berat. tapi lo udah ga sendirian lagi. ada gue."
setelah bicara begitu, cha junho meluk gue, lagi. ga ada yang bicara setelah itu. kita berdua diem.
" lo tidur gih, gue disini kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita untuk kamu• X1 and PDX imagine
Fanfiction" cuma sekedar imajinasi." open request, bisa request anak pdx 101 juga🌻