Chapter 9

22 3 0
                                    

"Za, di rumah aku lagi gaada siapa siapa"

"Ya aku tunggu mereka sampai pulang" dengan santai reza nyelonong masuk ke rumah gea setelah itu menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Emang kamu mau ngapain sih za?" Sembari mengguncang lengan reza, gea terus bertanya.Namun yang ditanya malah memejamkan matanya.Alhasil gea hanya bisa menghela napas dengan kelakuan kekasihnya ini.

Saat gea ingin beranjak tiba tiba lengan reza menahan hal itu membuat gea terjatuh tepat diatas tubuh reza.

"Aku mau seriusin kamu"

"Ha?" Gea masih tak mengerti apa maksud reza.

"Tutup mulut kamu sayang" reza terkekeh dengan kelakuan pacarnya ini

Kemudian gea bangun dari atas tubuh reza sembari menahan malu.

"Ihh za, maksud kamu tuh apasi? Jangan bikin penasaran deh."

"Kamu liat nanti"

🍁🍁🍁🍁🍁

Sesampainya di rumah gea, reza langsung menggandeng tangan gea masuk kedalam rumah. Bingung, tentu saja gea bingung atas sikap reza yang menurutnya aneh.

Gea berusaha melepas tangan reza.
"Za lepas, kamu mau ngapain sih sebenernya?"

"Ketemu mamah kamu." Jawaban itu sukses membuat gea bingung untuk apa reza bersikeras ingin menemui mamahnya.

"Iya, mau ngapain sih?"

"Nikahin kamu." Gila ni orang fikir gea.

"Astaga, Galucu reza udah mending kamu pulang. Lagian mamah gaada di rumah, jangan aneh aneh deh." Tak habis fikir gea dengan reza yang dengan tiba2 ingin menikahinya, dikira menikah sama dengan pacaran kali.

"Katanya mau diseriusin" tanya reza sembari menaik turunkan alisnya.

"Maksud aku tuh bukan gitu za, aku mau kita tuh serius sama hubungan ini tapi bukan menjurus ke pernikahan. Kamu kira nikah tuh gampang apa?"

Dengan nada menggoda Reza berkata "Tadi kamu bilang mau di seriusin"

Gea menghembuskan napas kasar, lelah dengan sikap reza sekarang. Tak lama Reza terkekeh sembari mengacak pelan rambut gea

"Aku bercanda sayang"

"Galucu" Tangan reza yang tadinya ada di pinggang Gea langsung di tepis kasar oleh Gea,
Dengan langkah cepat Gea pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan panggilan Reza.

Reza yang tau bahwa bercandaannya keterlaluan pun segera menyusul gea, dengan rasa bersalah reza mengetuk pintu kamar gea yang ternyata di kunci dari dalam.

"Sayang, buka dong pintunya."

"Maafin aku" Reza sangat tau sifat gadisnya ini. Sangat sulit membujuk Gea disaat Gadisnya benar2 marah. Bahkan Reza berfikir bahwa gadisnya ini berbeda dari yang lain. Saat gadis lain akan dengan senang hati memaafkan hanya dengan dibujuk oleh kata kata romantis atau dibelikan es krim, coklat, atau bunga. Justru Gea tidak mau jika ketika dia marah malah di sogok oleh hal hal seperti itu. Tapi bukan Reza namanya jika saat gadisnya marah ia tak melakukan apapun.

Reza kembali mengetuk pintu kamar gea. Dengan nada yang berbeda dari sebelumnya, kali ini nada bicara reza lebih terkesan dingin.

"Gea, aku bilang buka pintunya"

Benar saja tak lama kemudian Gea membuka pintunya dengan muka cemberut. Reza terkekeh pelan melihat wajah gadisnya ini. Menurutnya wajah Gea ketika marah itu sangat menggemaskan.

"Apa?" Tanya gea jutek.

Reza meraih tangan Gea kemudian berkata "Maaf"

Gea membuang muka "Gamau maafin"

"Gea please"

"Abis kamu ngeselin."

"Ya maaf, aku gatau kalau kamh bakal marah kaya gini"

"Terserah kamu lah, aku cape"

*******

Hello gaesssssssssss....
I'm back.
Jangan lupa VomentNya yaaaaaaa 😉
Salam Dari Author
Sorry kalau ada Typo2 😂



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang