Sudah seminggu berlalu, Zaidan akan kembali bersekolah lagi. Dan oh ya seminggu ini pun aku terus mendatangi rumahnya untuk mencoba berteman dengan nya dan itu berhasil karna ku rasa sekarang dia sudah tak sedingin dulu. Panjang umur, aku bertemu dia di koridor sekolah, ku rasa dia akan menuju kelas sama seperti ku.
'Pagi Zaidan' -sapa ku yang menghampirinya
'Pagi' -jawab nya seraya menoleh ke arah dan tersenyum tipis pada ku
'Ingin ke kalas?' -tanya ku
'Ya' -jawab nya
'Jika begitu tujuan kita sama, mari ke kelas bersama hehe' -putus ku dengan ceria
Ya percakapan pun berlanjut, sebenernya aku yang mendominasi percakapan itu. Dia? Oh jangan ditanya, dia hanya menjawab seperlu nya bahkan tak jarang pertanyaan ku di acuh kan oleh nya.
❇❇❇Didepan kelas aku melihat mereka, raja dan ke empat temannya Jery, Ilham, David, dan Ali yang tengah menatap kearah kami dengan senyuman meremehkan. Aku menatap mereka dengan penuh kecurigaan, karna selama ini mereka tidak pernah berhenti membuat ulah dengan Zaidan. Tepat didepan pintu kelas
Dughh
'Hey apa yang kalian lakukan' -teriak ku terkejut karna melihat Zaidan yang sudah tersungkur di lantai
'Santai manis' -jawab Ali
'Hei bung lain kali hati hati nanti kau terjatuh haha' -sambung Ali dengan tawa nya yang terdengar menyebalkan di telinga ku
'Oh ayo lah Al, dia memang sudah terjatuh bodoh haha' -jawab David seraya memukul pelan pundak Ali
'Berhenti mengganggu nya, apa kalian tidak kasihan!' -Bentak ku seraya membantu Zaidan untuk berdiri
'Kasihan? Hoho untuk apa kasian sama orang seperti ini? Tidak kah kau lihat bahwa dia itu aneh dan menjijikan?' -jawab Ilham dengan nada yang meremehkan
'Diam! Jaga bicara kalian' -ujar ku sambil menunjuk Ilham
'Kenapa harus diam? Kami punya mulut.Dan dengar ini Mora, dia memang pantas diperlakukan seperti ini' -ujar Jery
'Pantas kata mu?' -tanya ku dengan geram
'Ya pantas bahkan sangat pantas, dia itu seorang pecundang tidak pantas berada disini. Sampah!' -jawab Raja dengan penuh penekanan disetiap katanya
Ku rasa kali ini mereka benar benar sudah kelewat batas, sontak ku tatap mata Zaidan untuk melihat bagaimana ekspresinya dan sungguh aku sangat sangat terkejut. Bukan, bukan lagi mata kosong yang dia perlihatkan tapi kali ini mata itu mata itu seolah olah menampil kan rasa benci yang teramat, dingin dan tak tersentuh. Mengapa? Mengapa rasanya aku tak mengenal dia, dia sungguh asing bukan seperti Zaidan yang ku kenal. Mengepal kan tangannya dengan erat dan oh ya jangan lupa senyum nya senyum yang lebih terlihat seperti seringai tapi hanya untuk sesaat dia tampil kan. Menoleh ke arah ku lalu pergi begitu saja tanpa berucap apa pun
'Zaidan kau ingin kemana? Pelajaran akan di mulai. Hei Zaidan' -teriak ku dengan kencang
Tidak ada jawaban dari nya bahkan untuk menoleh saja seolah segan
'Mengapa dia seperti asing, apa yang terjadi pada mu Zaidan? Apa yang kau sembunyikan? Sungguh kau membuat ku takut' -bisik batin ku dengan cemas
❇❇❇
YOU ARE READING
HIM
Short StoryTidak tidak, jika kalian berfikir aku akan menceritakan suatu kisah percintaan romansa ala anak SMA atau bahkan kisah percintaan Romeo dan Juliet yang berakhir dengan tragis maka kalian semua salah! Aku akan menceritakan tentang-Nya. Seseorang denga...