Hari senin adalah hari berkumpulnya para siswa dan siswi SMA Garuda 2 untuk melihat dimana kelas mereka masing-masing.
Suasana sangat riuh termasuk Caitline yang senang karena dia bisa naik kelas dua belas bersama teman-temannya.
"Akhirnya kita bisa sekelas lagi ah seneng banget deh." Ailen dengan sangat senangnya sambil memeluk sahabatnya.
"Ih apaan si Alien lebay bangett." Tiba tiba Caitline yang merinding karena Ailen memeluknya.
"Heh! Nama gue bagus-bagus Ailen diganti Alien bener-bener yaa lo!" ujar Ailen dengan kesal, karena gara-gara dia, teman yang lainpun juga ikut memanggil dengan sebutan makhluk asing itu.
"Hehe bercanda, Abis mukanya mirip Alien sih." Suara Caitline dengan tertawa yang keras dan terbahak bahak akibat melihat kekesalan dari muka Ailen.
"Enak aja, muka gue turunan Prancis gini, mata lo tuh katarak!" ucap Ailen dengan mimik muka yang memendam kekesalan.
"Tunggu, Prancis? Ga salah nih? Prapatan Ciamis dong hahah." Giliran Adeena tertawa terbahak-bahak.
"Siapa yang keturunan Prapatan Ciamis? Kamu Lenn? Jadi bohongin kita berdua?" ujar Caitline dengan polosnya dan kaget karena Ailen berbohong kepadanya.
"Astaga ya Tuhan, sabarkan Ailen punya temen kayak mereka, capek ngomong gak ada habisnya." Ailen sambil mengangkat kedua tangannya.
"Kenapa kaya begitu? Engga dikasih uang jajan ya sama Tante, engga usah ngemis begitu juga malu-maluin Caitline aja, nih aku baik hati dan tidak sombong jadi aku kasih kamu, ambil nih," ucap Caitline karena merasa iba sambil merogoh sakunya.
"Wah bener bener ni!! Jadi pengen makan orang nih gue!" ujar Ailen yang sudah dari tadi memendam kesal dengan Caitline.
"Udah tau dia begitu, masih aja diladenin." Adeena sudah sakit perut sedari tadi tertawa karena melihat kedua tingkah laku temannya.
"Aku ikhlas kok ngasih uangnya, engga usah diganti enggak apa-apa kok, kalo mau makan orang?Kayaknya Adeena aja soalnya dagingnya tebel." Caitline yang merinding karena Ailen berbicara seperti itu, dan ia langsung pergi meninggalkan temannya.
"Eh, Caitline mau kemana. Aduuhh, lo si Len kaburkan tuh anak, takut gara-gara lo bilang kaya gitu." Adeena dengan sambil melototkan matanya.
"Kok jadi gue yang disalahin sih? Ini yang beloon siapa dah?" tanya Ailen.
"Kayaknya lo deh, udah ketularan si Caitline haha, sama sama beloon." Adeena sambil tertawa karena melihat mimik wajah Ailen.
"Enak aja disamain sama panci item," ucap Ailen dengan juteknya.
"Allahumaa, sedihnya udah kaya pacar tiba-tiba ninggalin tanpa sebab akibat." Ailen langsung mengejar Adeena untuk menyusul Caitline.
🌻 🌻
Sambil berlari dan niat masuk ke kelas, tapi Caitline pun mengurungkan niatnya, ia malah berbelok ke arah kantin karena sedari tadi perutnya minta diisi, tapi ia lupa kalo uangnya itu sudah dikasih ke Ailen.
"Bi Inah pesen bakso satu porsi dong, terus sama es jeruknya satu, cepet ya Bi, kasian nih cacing-cacing di perut Caitline." Sambil mengelus perutnya karena tidak sabar ingin memakan bakso itu.
"Engga apa-apa deh makan dulu, nanti Ailen ke kantin aku minta balikin lagi uangnya," ucapnya dalam hati.
"Siap Neng, Bibi buatin dulu," kata Bi Inah dan selang beberapa menit pesenan pun datang. "Ini dia baksonya dan es jeruknya, selamat menikmati Neng."
"Waw, hehe, makasih ya Bi." Langsung dia memakan dengan lahap baksonya seperti tidak dikasih makan dua minggu.
Tiba-tiba Pak Herman datang selaku guru killer olahraga sambil membawa penggaris kayu panjang untuk melihat siapa yang bolos di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci
Teen FictionBerawal dari pertemuan tidak sengaja sampai berakhir dengan dendam yang tidak pernah berakhir. Hanya dendam,dendam dan dendam itulah yang ada di pikiran mereka berdua. "Lo ga takut? Disini kita cuman berdua?" ujar Dipta. "Kalo kita cuman berdua dan...