"Dito!"
Aku menaiki rumah pohon tempat aku dan Dito janjian. Tempat yang hampir setiap hari kita kunjungi sepulang sekolah, yang sudah seperti rumah kedua bagi kita. Aku membuka pintu kayu dan masuk kedalam. Dari atas sini aku bisa menikmati pemandangan yang indah serta angin semilir yang memberi suasana nyaman dan tenang.
"Dito!" panggilku lagi.
Aku melirik kesetiap sudut ruangan, tapi tak kulihat batang hidungnya sama sekali. Aku beralih menatap meja tempat ku dan Dito biasa mengerjakan tugas ataupun sekedar bermain UNO, kulihat kotak berwarna merah dan sepucuk surat diatasnya. Aku tak sengaja melihat nama si pengirim surat cinta itu, dan anehnya itu membuatku kesal.
"Sorry telat Dar." ujar laki-laki bebaju putih yang baru datang itu, masih dengan nafas yang terengah.
"Hm." jawab Dara cuek dan kembali melirik sebuah kotak dan secarik kertas tadi.
"Kenapa? Naksir sama tu kotak?"
"Ngapain juga naksir sama barang pemberian cewek lo." jawab Dara ketus.
Masih duduk dan mengalihkan pandangan ke luar jendela.
"Kenapa sih Dar, cewek siapa?" tanya Dito mencoba mendekati Dara.
Tangan ku refleks mendorongnya lumayan keras dan tak sengaja membuatnya jatuh.
"Lo kenapa? Gue salah apa?"tanya Dito dengan alis yang naik keatas.
"Gue nggak papa dan lo nggak salah apa-apa, gue cuma bosen aja hampir tiap hari gue mesti dengerin curhatan lo tentang ribuan pengagum rahasia lo, dan lo seenaknya jadian sama mereka dan tiba-tiba putus gitu aja bikin gue kesel sama lo."
"Kenapa? Lo cemburu ya?" kata Dito dengan tampang yang nyebelin dan seperti nada meledek. Tangannya mencubit kedua pipi bakpau milik Dara dan menggerakan tangannya ke depan ke belakang.
"Sakit Dito!"
"Ha ha ha...Biarin abisnya lo nggemesin."
"Emang gue panda,nggemesin."
Dito masih tertawa geli sambil berdiri didepan Dara, kemudian mengacak-acak poni kesayangan Dara.
"Rusak tau poni gue."
"Ha ha ha, yang bener,cewek-cewek itu yang cemburu sama lo, dan yang mesti lo tahu gue sama dia itu nggak ada hubungan apa- apa, dia bukan cewek gue dan lagi nggak ada cewek yang sedeket ini sama gue kecuali lo, harusnya lo bersyukur dong."
"Siapa yang peduli sama hubungan lo sama dia. Oh, jelas beda dong ceritanya, lo sama gue itu udah ditakdirin bareng sejak lo baru lulus SD dan kita sahabatan udah lama, jadi nggak ada yang boleh cemburu sama gue.''
"Ya mangkanya lo tuh harus bersyukur bisa sedeket ini sama gue."
"Jadi masalahnya itu, gue bosen aja liat lo dan ribuan penganggum rahasia lo. Sedangkan gue cuma bisa jadi penonton lo kaya nyamuk, gak guna tau. Sementara gue? Setiap kali gue deket sama cowok, lo langsung sewot dan lo selalu bilang kalo cowok itu gak baik lah apa lah dan begonya lagi, gue percaya dan nurutin kata-kata lo."
"Lo cewek kedua yang spesial dihidup gue setelah nyokap gue Dar." ujar Dito sembari mendekap Dara dipelukkannya.
Suasana seketika menjadi hening, hanya terdengar hembusan angin dan dedaunan yang gugur.
"Lo bukan hanya sekedar sahabat bagi gue, terkadang lo bisa jadi sosok adik maupun kakak buat gue, lo selalu ada buat gue saat gue butuh. Lo satu-satunya yang spesial buat gue, lo yang paling istimewa. Jangan iri lagi ya.''ucapnya lirih di telingaku.
Dito melepas pelukannya dan mencium lembut keningku. Muka gue seketika merona
dan rasanya jantung gue berdebar lebih cepat dari biasanya ngeliat tingkah Dito ke gue. Ucapan Dito barusan beneran bikin gue melayang. Senyuman yang terlukis dibibirnya terlihat lebih mempesona hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone
RomancePersahabatan antara laki-laki dan perempuan? Aku nggak yakin kalo persahabatan ini bisa bertahan tanpa adanya perasaan cinta... Tapi bagaimana jika keduanya saling menyimpan perasaan dan akan menikah suatu saat.