Dream; 2 : bertemu dengannya

373 46 34
                                    

Aku terus terusan menghentakkan kakiku berkali kali di atas tempat tidur, menutup wajahku dengan bantal dan berteriak seperti orang gila. Aku menyingkirkan bantal yang menghalangi wajahku, memberikan paru paruku kesempatan untuk bernapas lebih luas.

Ayo Hyera, sadarlah. Kau baru saja bertemu dengannya, setidaknya berkenalan dahulu dengan dirinya. Aku menepuk kedua pipiku dengan kasar, hingga aku kesakitan sendiri dan meringis kesakitan. Dasar aku.

"Nak, sayang, makan dulu yuk." Panggil ayah dari bawah sana. Aku membalas panggilan tersebut dengan berlari keluar dari kamar.

Keluargaku berkumpul, keluarga kecil yang beranggotakan tiga orang ini, cukup membuatku nyaman dan ku anggap sebagai rumah. Kami makan bersama di meja makan. Jantungku masih berdegup kencang, pikiranku masih membayangkan wajah tampan Seonghwa. Sial.

"Nak," lamunan ku pecah ketika bunda memangilku. Aku menoleh ke bunda. "Kenapa kamu dari tadi senyum senyum?" Tanya bunda heran dengan tingkahku yang tidak kusadari sedari tadi. Aku berpura pura tidak tau.

"Gimana?"

"Ah, ayah tau, anak ayah lagi jatuh cinta ya??" Goda ayah yang duduk di sebelahku. Wajahku semakin memerah. Malu.

"Astaga." Bunda mendekatkan dirinya padaku. "Siapa dia nak?" Bunda terkekeh. Aku menjauhkan pikiranku sejauh mungkin supaya tidak ter ucap secara frontal olehku.

"Bundaaa..." aku menatap bunda lemas. Namun bunda hanya tertawa gemas.

Aku melihat ayah masih tersenyum gemas kepadaku sambil menikmati makan malamnya. "Jika kamu serius dengannya, dan dia serius denganmu, jangan di sia siakan nak. Ayah dan bunda bakalan dukung kamu." Aku hanya terdiam mendengar ucapan ayah, ayah tidak pernah seserius ini denganku.

Sinar mentari pagi menembus masuk kedalam kamarku yang begitu gelap, dan sinar itu menyilaukan wajahku yang masih tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari pagi menembus masuk kedalam kamarku yang begitu gelap, dan sinar itu menyilaukan wajahku yang masih tertidur. Setengah sadar, alarm pagi dari hp menggangguku. Tanganku meraih hp yang terletak tak jauh dari kasurku. Jam berapa sekarang? Setengah delapan aku ada janji dengan Laura untuk menemaninya ke perpustakaan kota.

"Arrgh." Aku bangkit dengan lemas dan terpaksa, rambutku berantakan, tubuhku bau masam, dan mukaku kumal. Segera mungkin aku berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap siap.

Hanya mengenakan baju santai dan simple, toh aku cuma nemanin Laura ke perpustakaan kota. Cukup dengan sweater panjang berwarna kuning dan celana levis hitam yang membentuk lekuk kaki rampingku. Untuk merapikan rambut panjangku yang berantakan, aku memutuskan untuk menguncir kuda rambut panjangku itu.

Dan selesai. Astaga, aku terlihat seperti akan berkencan dengan Seonghwa. Ucapku dalam hati sambil bercermin melihat diriku.

Perpustakaan kota tak jauh dari rumahku, jadi aku hanya mengambil bis satu kali setelah itu berjalan menuju perpustakaan kota yang tak jauh dari terminal pemberhentian bis umum. Aku membetulkan posisi tote bag yang ku bawa bersamaku.

Dari kejauhan, aku sudah bisa melihat Laura yang tengah berdiri di depan pintu utama perpustakaan untuk menungguku. "Laura!"

Laura menoleh ke asal suara, senyumannya mengembang, gadis itu berlari kecil mendekatiku lalu menggenggam kedua tanganku. "Gue kira lu bakalan molor ra, biasanya kan hari libur lu bangun siang." Sindirnya tepat di hadapanku.

"Hehe. Iya serah lu." Aku melihat gadis itu melihat penampilanku dari ujung rambut ke ujung kaki. Lalu tersenyum menggoda.

"Rapi amat lu, mau kencan ya sama Seonghwa?" Godanya padaku. Cih, ge ernya kebangetan deh.

"Ish apasih, nomernya aja belum ada gue, mau kencan lagi sama dia." Aku memutar bola mataku menanggapi tingkah sahabatku itu. Ku lihat Laura hanya tertawa dengan tingkahku.

"Yaudah yuk masuk, gue udah daftarin nama lu di buku pengunjung." Laura menarik tanganku masuk menuju perpustakaan kota yang besar itu.

Aku hanya membuntuti Laura kemana ia pergi, sesekali aku melihat lihat dan membaca sekilas buku buku yang tersusun rapi di rak rak yang besar itu.

Aku juga melihat rak yang megah tersebut dari atas ke bawah, Laura sudah pergi jauh dan aku tertinggal, bodo amat, sementara aku tertarik pada sebuah buku yang berada di bagian atas, tapi apalah dayaku, tinggi ku tak bisa meraih buku tersebut hingga aku sedikit kesusahan untuk mengambil buku tersebut walaupun sudah berjinjit.

"Uft!" Sedikit lagi ujung jariku menyentuh buku yang ku tuju.

Namun sebuah tangan yang terlihat gagah namun lembut itu menyalip tanganku yang hendak meraih buku yang ku inginkan. Aku mengembungkan pipi kesal. Ia dengan mudahnya meraih dan mengambil buku tersebut, hingga kusadari, tubuh dari orang yang menyalip tadi bersentuhan dengan punggungku, dan aku bisa merasakan setiap hembusan nafas yang di keluarkan oleh seseorang tersebut. Mukaku lantas mengeluarkan warna merah merona.

Sial Hyera, sadar, ini bukan seperti di drama drama yang biasa kau tonton.

Aku mencoba untuk berbalik badan untuk mengetahui siapa orang tersebut yang menyalipku. Mataku lantas membulat setelah mengetahuinya, jantung ku berdegup kencang. Sejak kapan Seonghwa ada disini?

Posisi kami sangatlah tidak normal bagiku, aku seperti terhimpit oleh Seonghwa, tubuhku sudah bersandar di rak buku yang besar itu, dan Seonghwa seperti mengunciku agar posisiku tetap seperti ini dan tidak bisa pergi darinya. Ya Tuhan tolong, aku masih sangat polos.

Bolehkah aku memaki sekarang? Pria itu malah tersenyum manis kepadaku. Dan jantungku masih berdegup kencang.

"Mau ambil buku ini?" Tanyanya padaku sembari menunjukkan buku yang ku maksud yang dimana sedang ia genggam.

"I-iya." Jawabku dengan sedikit gugup. Ia terlihat merenggangkan posisinya, akhirnya, kesempatan untukku bernapas. Pria tersebut menyerahkan buku yang ku incar. "Ini."

Aku menerima dari genggamannya. "Terima kasih." Aku membuang muka, namun Seonghwa terlihat berusaha untuk melihat wajahku.

"Kamu yang kemarin kan?" Aku tersentak, lalu mengangguk. "Kita belum berkenalan," ucapnya, ia mengulurkan tangannya. "Namaku Park Seonghwa." Aku hanya memerhatikan tangannya dan merasa ragu untuk membalasnya. Karena jantungku yang sudah tidak kuat untuk berdegup lebih kencang lagi.

"Kang Hyera." Akhirnya ku balas juga uluran tangannya. Tangannya begitu gagah namun lembut. Pria itu tersenyum manis kepadaku.

"Kamu juga kemarin di kelasnya Mr. Robert ya?" Ia memulai basa basi denganku.

"Iya, aku juga melihatmu datang bersama temanmu." Balasku.

Dan keadaan kami sekarang sangatlah canggung. Seonghwa menepuk pucuk kepalaku sambil tersenyum. "Aku duluan ya, sampai ketemu besok di kampus." Pria itu pergi sembari melambaikan tangannya. Dan Seonghwa pun hilang dari pandanganku. Aku memegang pucuk kepalaku yang baru saja ia tepuk, aku tak menyangka akan hal ini.

 Aku memegang pucuk kepalaku yang baru saja ia tepuk, aku tak menyangka akan hal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oleng Seonghwa mode on

[✔︎] 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬[𝐎𝟏]-𝐈𝐧 𝐌𝐲 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang