[END] Dream; 10: the end of the dream

251 39 11
                                    

Setelah dirawat cukup lama di rumah sakit, akhirnya Hyera dapat menghirup udara segar kembali, ia sudah pulih dan dapat melanjutkan aktivitasnya kembali sebagai mahasiswa.

Hyera tidak mungkin akan melupakan momen momen yang indah, yang sudah ia lewati bersama pria yang sangat ia cintai, tidak akan ia lupakan. Tidak ada pria yang bisa menandingi cinta pertamanya, meskipun ia lebih sempurna dari pada Seonghwa, tetapi cinta pertama tetap menjadi cinta pertama yang tidak bisa tergantikan.

Hari ini Hyera pergi ke pemakaman umum untuk mengunjungi peristirahatan terakhir Seonghwa, dengan membawa sebuket bunga dan juga diary yang selalu Seonghwa tulis, Hyera percaya kalau Seonghwa mengetahui kedatangannya.

Ini adalah dunia nyata, dan bukan lagi sebuah mimpi. Kenyataan meskipun kejam sedikit pun harus diterima.

Hyera tiba di depan peristirahatan terakhir Seonghwa, ia berdiri tepat di depan peristirahatan terakhirnya Seonghwa. Ia meletakkan sebuket bunga yang ia bawa ke atas gundukan tanah tersebut. Sambil menatap dan berdoa, Hyera menangis setelahnya. Ia masih tidak percaya, pada saat kecelakaan itu Seonghwa mengorbankan dirinya demi melindungi orang yang ia cintai.

Tangisannya pecah, ia masih tidak bisa menerima semua ini, walaupun sudah berkali kali ia terus mengingat, bahwa kenyataan harus di terima.

Untuk kali ini.

Ia rasa ia tidak bisa menerimanya.

Berselang beberapa menit, seseorang menyodorkan selembar tisu kepada Hyera. Hyera tersadar dan menoleh ke orang tersebut. Hongjoong. Sahabat terbaik Seonghwa turut hadir menemani Hyera. Hongjoong tersenyum kepadanya.

"Tisu?" Tawarnya. Hyera menerima, ia mengusap air matanya yang deras itu.

Hongjoong menghela napas. "Aku turut berduka. Selama kamu dirawat dirumah sakit, jujur, aku memikirkan bagaimana perasaanmu ditinggalkan oleh seseorang yang kamu cintai." Ucapnya dengan sedikit getaran. Ia seperti akan menangis untuk yang kesekian kalinya.

"He's good you know? Ia sangat baik, kamu ga salah pilih, begitu juga dia."

Hyera tak bergeming, ia hanya mendengarkan ucapan Hongjoong.

"And, he's a good friend to me."

Gadis itu melirik ke pria yang berdiri di sebelahnya. Ia melihat air mata Hongjoong yang sebentar lagi akan membasahi pipinya.

"Kamu, ga sakit kan?" Hyera membuka suara, ia bertanya kepada Hongjoong.

"Sakit apa?"

"Kamu tau, sakit hati ditinggal selamanya oleh orang terdekatmu. Ku lihat kalian sangat dekat, bahkan tidak terlihat seperti sahabat, terlihat seperti saudara bagiku." Ucapnya. Mendengar itu membuat emosi Hongjoong meningkat, ia semakin tidak bisa menahan air matanya.

"Haha. Iya. Tentu aku sakit, dan kamu juga pasti merasakan itu." Jawabnya. Hongjoong segera menghapus air matanya yang sudah turun membasahi pipinya.

.

Hyera dan Hongjoong keluar dari tempat pemakaman umum setelah mengunjungi peristirahatan terakhir Seonghwa dan mencoba untuk merelakannya. Hongjoong melirik, ia melihat Hyera masih menitikkan air matanya yang belum puas keluar dari pelupuk matanya.

Hongjoong meraih tubuh Hyera lalu memeluknya.

"Jangan nangis lagi."

Hongjoong mengusap pelan kepala Hyera, mencoba untuk menenangkannya. Dan pelukan ini, mengingatkannya kepada Seonghwa yang selalu memeluknya dalam kehangatan.

"Terkadang, melepaskan adalah cara terbaik untuk menerima kenyataan."

Kehadiranku selalu ada bersamamu

Kehadiranku selalu ada bersamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—End—

[✔︎] 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬[𝐎𝟏]-𝐈𝐧 𝐌𝐲 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang