Dream; 6 : night changes

189 39 13
                                    

Hari ini, Seonghwa memintaku untuk menemuinya di perpustakaan kota, tempat dimana kita pertama kalinya berkenalan dan saling membuang pandangan karena malu satu sama lain. Seonghwa adalah tipe pria yang pemalu, tetapi ia serius dengan perasaannya dan tidak pernah bermain main dengan perasaannya.

Setelah turun dari bus dan berhenti di halte bus yang tak jauh dari perpustakaan kota, aku sudah bisa melihat Seonghwa dari kejauhan melambaikan tangannya kepadaku dengan senyuman yang manis. Tentunya dengan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya dari suhu yang masih terbilang dingin ini.

"Lama ya nunggunya? Maaf ya." Ucapku. Seonghwa menggeleng pelan.

"Yuk?" Seonghwa mengajakku. Aku membalasnya dengan senyuman. Sudah seperti kebiasaan sehari hari, aku merangkul tangannya tanpa malu, begitu pula Seonghwa yang menerimanya, ia tidak merasa keberatan ataupun canggung, kami sudah seperti sepasang kekasih, walaupun belum resmi.

Kalau boleh jujur, berdua bersama Seonghwa, sangatlah nyaman. Aku bersyukur bertemu dengan dirinya.

Kami masih berjalan dalam keheningan, aku hanyut dalam lamunanku dengan posisi masih merangkul lengannya.

Hyera.

Aku tersadar. Siapa yang memanggil? Ku lihat ke arah Seonghwa, tidak, dia hanya diam menikmati pemandangan sekitar. Orang orang yang berlalu lalang bahkan sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, tanpa seorang pun diantara mereka melirik kami berdua.

Aku kembali hanyut dalam lamunanku. Namun aku mendengar suara itu lagi.


Hyera..

Bangun...

"Hyera?" Seonghwa memecahkan lamunanku, aku sontak menoleh kepadanya dengan ekspresi bertanya. "Kamu ngelamun?" Seonghwa terkekeh.

"Eng, enggak kok." Balasku dengan sedikit tersipu malu.

Seonghwa meraih tanganku, di masukkannya jari jemarinya di sela sela jari jemariku. Hangat. Sementara diriku dingin. Aku menoleh ke arahnya, ia tersenyum. "Tanganmu dingin, pasti karena suhunya ya, yang masih dingin." Ucap Seonghwa. Aku mengangguk pelan.

"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanyaku penasaran. Seonghwa hanya menatapku.

"Nanti juga kamu tau."  Ia tersenyum kecil. Aku tertawa gemas melihat ekspresinya saat ini, dan Seonghwa tersadar bahwa dirinya telah di tertawakan olehku. "A-ada apa ra?" Ia tersipu malu.

"Haha, nggak, kamu lucu hwa." Ucapku disela ketawa.

"M-masa sih? Aku lucu?" Ia balas bertanya. Aku mengangguk pelan, Seonghwa memalingkan wajahnya karena malu.

.

Akhirnya kami tiba di tempat tujuan, ternyata taman hiburan di tepi pantai yang belakangan ini lagi ramai dikunjungi oleh orang orang. Walaupun sekarang masih siang, dan matahari terlihat menyinari kota dengan teriknya, tetapi suhu masih tetap dingin, orang orang yang mengunjungi taman ini mengenakan pakaian tebal agar tidak kedinginan.

"Ini dia tempatnya, gimana? Baguskan?"

Aku tercengang. Aku tak menyangka Seonghwa bakalan mengajakku ke tempat seperti ini. "Bagus banget, tumben kamu ngajak kesini, pasti ada sesuatu ya?" Tebakku. Seonghwa terkekeh.

"Apasih ra? Nggak ada kok." Ucap Seonghwa. Aku tidak mau kalah, aku tau wajahnya bukan mengatakan yang sebenarnya, ia berbohong. Aku terus menatapnya sampai ia mau jujur. "Baiklah kamu menang." Seonghwa pasrah.

Aku bersorak. "Yes, tuh kan, ga ada yang bisa kamu sembunyikan dariku." Aku kembali tertawa senang. Seonghwa menggeleng pelan.

Aku kembali merangkul lengan Seonghwa, ia mulai mengajakku berkeliling kesekitar taman sambil menunjuk ke beberapa spot yang menarik.

[✔︎] 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬[𝐎𝟏]-𝐈𝐧 𝐌𝐲 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang