60%

955 155 6
                                    

Focus: Yugyeom, Kei

29 April 2019

12.55

"—Gyeom!"

"YUGYEOM!!!"

Lelaki itu tersadar dari lamunannya, kemudian menghela napas. Dalam hati bergumam serta bertanya-tanya kenapa suara hantu perempuan —yang semasa hidupnya hingga sekarang dipanggil Kei— itu sangat nyaring? Rasanya Yugyeom bisa mati dua kali jika hantu itu terus berteriak kepadanya.

"Wah gila gua dikacangin. WOY SETAN!"

Yugyeom sedikit berdecak. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke bawah. "Apaan, sih, kak? Lo, kan, juga se— ANJING."

Buru-buru Yugyeom mengalihkan pandangannya dari Kei karena gadis itu menampakkan wujud aslinya.

"Hah? Gua anjing?! BANGSAT TURUN GAK LO DARI POHON GUA!"

Kei mengguncang pohon itu dengan kencang hingga beberapa buahnya berjatuhan. Sambil memeluk batang pohon, Yugyeom memejamkan matanya. "IYA IYA GUA TURUN! UBAH DULU WUJUD LU!"

Kei mendadak makin sewot. "SIAPA YANG BIKIN GUA KAYAK GINI?! NIH NIKMATIN PERBUATAN LO!"

Yugyeom membuka matanya. Terdiam merenungi kata-kata Kei. Gadis itu benar. Ini salahnya. Jika bukan karena keegoisannya, mungkin sekarang mereka sudah bahagia dengan anggota seadanya. Tiap weekend mereka akan pergi ke pemakaman untuk berdoa, kemudian berjalan ke warung tegal di dekat sana. Mungkin Jungkook atau Dokyeom akan meminjam gitar tua milik Pak Shindong, Si Pemilik Warung. Tertawa dan kadang suasana akan menegangkan ketika Eunwoo bilang ia melihat perempuan tak dikenal yang wajahnya hancur sebagian berdiri di balik pohon di dalam pemakaman. Setelah itu Eunha yang kepo akan bertanya pada Pak Shindong mengenai pengalamannya punya warung dekat dengan pemakaman. Dan sore hari akan mereka habiskan dengan makan mie goreng sambil mendengarkan kisah seram Pak Shindong.

Andai dulu Yugyeom bisa lebih bersyukur, mungkin kakak-kakaknya tidak akan hidup sebagai hantu bodoh yang diperbudak oleh iblis seperti ini.

Jika saja Yugyeom ti—

PLAK!

Yugyeom tersentak kemudian memegangi pipinya. Dua detik yang lalu, Kei baru saja menghentikan narasi Author dan menampar wajah menyedihkan Yugyeom.

PLAK!

Sekarang Yugyeom memegangi pipi yang satunya. "Kak...?"

"Dah impas." Kei menempatkan dirinya pada dahan di samping Yugyeom. "Sekarang lo gak usah merasa bersalah lagi, anggap aja yang tadi balesan dari perbuatan lo tahun lalu."

"Tapi, kan..."

Kei menoleh pada lelaki itu. "Keringanan? Sans. Kalo gua mau, gua bakal tampar lo lagi, kok. Kalo ketemu Mingyu, Dokyeom, Mina, sama Jungkook, mereka juga bakal gua tampar."

"Tapi, kak. Terlalu ringan. Seharusnya lu tonjok gua aja kayak Kak Taeyong sama Kak Sowon."

Kei menjitak kepala Yugyeom. "Ini bocah dikasih keringanan bukannya bersyukur."

Mata Yugyeom memanas. Hampir menangis karena terharu. Tangannya ia buka untuk memeluk gadis disampingnya. "Huhu sayang Kak Kei."

Tangan Kei reflek menahan wajah Yugyeom. "APA SIH JIJI."

"Yah padahal udah lama gak meluk orang."

Kei melirik Yugyeom yang kembali diam menatap orang-orang yang melewati jalanan sepi di depan pohon milik Kei. Gadis itu menghela napas panjang. "Tadi lo mikirin apa? Terus ngapain tumbenan ke sini? Biasanya yang ke sini Mina sama Jisoo."

«²» Endgame Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang