13. Ga usah dibaca!!!

8 1 2
                                    

Hey, gimana kabarnya reader? Sepi² aja nih cerita. Maafkan author yg ga jago bikin cerita. Lanjut ke part 14 saja. Disana Adi akan menjadi Juna dan Fras sebagai peserta. Okey, next ya.

***

Fras PoV

Fras merasa suhu semakin dingin. Ta ada guling, adanya 3 buah bantal, satu dipakai Mas Adi, satunya aku pakai, dan satu lagi bantal kotak berwajah Spongebob. Hahaha, ada-ada saja Mas Adi.

Aku mulai kedinginan, mana ga ada selimut lagi. Aku coba peluk Spongebob, ya ampun, dia mengecil dan mengempis dipelukanku. Ga lama, masih terasa dingin.

Terbesit olehku untuk menjadikan Mas Adi sebagai guling. Astaghfirullah. Haruskan? Ga ga', ga boleh. Tapi dingiiiin banget. Aku berperang melawan diriku sendiri. Aku merubah posisi tidurku jadi terlentang. Awalnya kami tertidur dengan posisi punggung kami saling berhadapan.

Aku deg-deg'kan. Aku ubah lagi posisi tubuhku menghadap punggung Mas Adi. Makin deg-deg'kan. Aku sedikit bergeser dan terus mendekat. Aku kalungkan tangan kananku ke arah punggung Mas Adi.

Oh Tuhan, andaikan stetoskop diarahkan ke jantungku. Mungkin akan terdengar seperti genderang perang. Dia diam. Huftt.. syukurlah. Akhirnya aku rekatkan tubuhku ke arah Mas Adi. Simetri bentuk tubuh kami.

Aku malah ga bisa tidur, panik dan berfikir ya ngga-ngga. Aku coba tenangkan diri, aku rilekskan tubuh ini. Ok, semua aman terkendali. Hingga si bangsat kecil bereaksi. Woyy, jangan saat ini. Woyy, stop stop. Aku ga bisa mengendalikannya. Dia terlanjur membesar. Haduhhh.

Hehe.. aku panik sumpah, tapi kok enak yaa. Tapi aku ga berani berbuat lebih. Aku takut Mas Adi marah. Hanya sesekali melakukan gesekan kecil, berharap makluk di depanku tak menyadari.

Dan bendaku makin menggila, berkedut serasa ingin keluar dari penjara segitiga. Tubuhku menghangat.. juga hatiku. Oh Tuhan, aku sekaratt.

***

Tuh kan, ngapain dibaca sih! lanjut aja ke episode 14, ini berkonten porno lho.

***

Adi PoV

Ihh.. ini apaan sih di belakang? Aku setengah sadar, ada tangan menyabuk dipinggangku. Ihhh.. tangan setan!!!. Oh ga dingg, aku tidur bareng Fras. Aku rasa tidak ada jarak diantara kami saat itu. Tubuh kami lekat dan sepertinya menempel. Kok bisa ya? Sepertinya kami terpisah jauh saat awal tidur tadi. Ga apalah. Hingga ada sesuatu benda ga wajar yang mengusikku di daerah pantat. Benda itu makin membuatku ga nyaman. Oh shittt, barang si Frasss. Haduh. Sesekali aku merasakan gesekan-gesekan tipis. Jantungku dok.. jantungku ga karuan. Aduh gimana nih?

Aku berafas panjang dan merubah posisi tidurku terlentang. Pura-pura ga sadar aja. Tubuh Fras tetap diam. Tangan itu kembali melingkar ke arah tubuhku. Barang Fras sekarang terasa menempel di sisi perutku. Aku bisa merasanya, karena tanganku ga sengaja menyentuhnya. Fras mulai menaikkan kaki kanannya ke pahaku, aku persis guling.

Oh tidaakkkk, bendaku ditindih kakinya, dia mulai bereaksi dan mulai membesar, aduh-aduh. Makin lama makin keras. Fras malah menggesek-geseknya lagi. Duh anak ini.

Aku tahu Fras sadar saat itu. Aku mau menyudahi semua ini. Kugerakkan tangan kananku, kugenggam barangnya. Kugerakkan jemariku perlahan. Aku raba barangnyanya sudah tegak. Aku remas perlahan.

"Mas Adi.." bisik Fras.
"Berisik ah..", bisikku balik.

Kakinya yang melintang disingkirkan. Mungkin Fras merasa ga enak. Kutarik tangannya, kuarahkan tepat di barangku yang setengah tegang. Saat itu kami sadar, bahwa kami saling pegang, yang bukan milik kami sendiri.

Deg-deg'kan ku hilang, rasa nyaman datang, rasa enak ini makin menjadi-jadi. Kami terus memainkan barang tegang ini. Aku sesekali melihat kepala Fras nya mendongak entah kenapa. Nikmat sepertinya.

Aku beranikan menembus pertahanan pertama Fras, celana pendeknya. Tanganku makin berasakan lekuk burungnya. Tak lama, aku beranikan memegang sang burung. Berdenyut njirrr.. Gundukan itu sekarang tak terbalut apapun.

Tangan Fras juga terus bergerilya. Mengelus-elus punyaku dengan mesra. Aku menggeliat keenakan. Aku buka celanaku, hingga aku benar-benar tak bercelana. Dia makin semangat, menggerakkan milikku ke atas dan ke bawah. Enaknya.

Aku juga mencumbu, menyelipkan gigitan-gigitan kecil ditelinga dan sekitar lehernya. Fras makin menjadi-jadi. Mendesah dengan nafas yang makin basah. Kupercepat tanganku memainkan barang miliknya.

hingga.. hingga waktunya..

"Mas, ada tissue?", tanya Fras.
"Mo keluar?", tanyaku balik.

"Iya bentar lagi..", jawabnya.

Aku ambil tissue di meja kamar dan kuletakkan di tepi kami. Kembali kuraih dan kumainkan cepat. 

"Mas.. Mas..", desah Fras.
"Iya.. ga usah di tahan", jawabku.

"Mas.. Mas.."
"Apa lagi?"

Hahaha.. dan melelehkan cairan putih kental dari ujung burungnya. Dia tampak lega. Mengambil nafas sementara sebelum melanjutkan tugas jahannamnya. Hahaha..

"Mas.. Mas..", ucap Fras.
"Ada apa?", jawabku

"Masih lama ya.. ?", tanyanya.
"Hahaha.. kenapa, capek ya?, jawabku.

"Pake punyamu tadi, biar cepet keluar", aku bilang itu ke dia.
Ih.. bener, aku merasakan sensasi berbeda. Kini aku terpacu dan mulai tak mampu menahan.

Aku menarik kepala Fras dan kubaringkan di atas dadaku. Dan.. cairan hangat itu menyembur keluar tanpa aku isyaratkan.

"Ihhh.. mas jorok!", keluhnya.
"Hahahaha"

***

Kalian yah, sungguh durhaka. Udah di warning ga boleh baca, malah dibaca. Dosa ditanggung sendiri ya.

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang