Pagi itu matahari bersinar terang. Hangat mentari menyeruak ke dalam hati kami. Musik jazz klasik makin membuat pagi terasa asri.
"Mas mau aku masakin?", tanya girang Fras.
"Hey, ga usah panggil mas kenapa?""Ga enak, kalo langsung panggil nama, ga sopan", katanya.
"Iya dah, terserah. Emang kamu bisa masak?", aku nyinyir ke dia."Loh meremehkan, di Malang biasanya yang masak aku, kadang masak bareng sama ibu", jawabnya sewot
"Wokey, yok masak bareng", jawabku. Fras membalas dengan senyuman.Aku memerintahkannya untuk segera mandi. Harus belanja ini itu ke pasar.
"Udah sono mandi!", perintahku.
"Hayuk bareng", jawabnya meringis."Gausah manja, udah gedhe masa mau dimandiin, kaya bayi aja", jawabku.
Seketika bibirnya mengerucut dan manyun. Justu itu lucu dan rasa-rasanya aku ingin menampar bibirnya dengan raket nyamuk. Haha.
Mandi udah.
"Gimana, ke pasar dianter apa berangkat sendiri?", tanyaku.
"Ya dianter dong, masa' sendirian?", jawabnya manyun lagi.Kami berangkat dan tiba di pasar. Aku mengikutinya berbelanja. Persis mengantarkan mak-mak belanja. Jalannya cepet banget. Nawar ini itu, astaga anak ini, nyaingin mak aku.
Muter-muter, bolak-balik, ke satu bilik, pergi ke bilik lain, ga cocok harganya, eh balik ke bilik pertama. Kan anjing. Gue yang nganterin aja sampe malu njirr. Nih bocah ga punya malu. Eitt.. kok aku pake kata ganti 'gua' ya? Ekeke.
Setelah setengah jam kami tawaf, muter-muter tak terhitung jumlahnya, berpuluh-puluh bilik dan penjual kami singgahi, kami akhirnya pulang. Wushh.
Aku bongkar semua belanjaannya.
"Ini dimasak semua?", tanyaku.
"Ga mas, sebagian aja", jawabnya.Hadeeeee, kenapa ga beli secukupnya aja. Katanya, sisa bahan-bahannya bisa dimasak besok atau lusa.
Aku ambil pisau dan baskom kecil kebelakang. Aku bermaksud membantu dia mengupas wortel, kentang dan bawang-bawangan.
"Ga usah mas, biar aku aja", katanya.
"Serius nih?", tanyaku."Iya, mas masak nasi aja", katanya.
"Wokee".."Mas, duduk manis aja, liat BL ato apalah", jelasnya.
"Ok, awas ya, aku gamau aku sakit perut, mual, mencret lho. Yang bersih kalo nyuci, apalagi ikannya. Duluin ngiris sayur, ikannya belakangan. Jangan ada mix knife. Saya gamau sayur sop-nya amis. Tahunya di rendem dulu pake air garam biar ada rasanya!", bacodku."Astaga mas", dia melongo.
"Hahaha..", aku tertawa jahat."Siap-siap pressure test ya kamu!", kataku.
"Juahat sumpah".***
Aku setelkan dia saluran receh di televisi, semacam nyanyi-nyanyi. Aku memilih untuk bersih-bersih rumah. Aku pikir, tak pantas jika aku rebahan nontol BL, sedangkan mak-mak satu ini sedang masak.
Jam 9 kelar semua, saatnya icip-icip masakan.
"Mak Frasdian, silahkan. Apa ini. Jelaskan?", tanyaku.
"Pressed Toufu with Garlic and Chili Sauce, terus ini Mix Vagatable Soup", jawabnya sok PD. (Namanya maksa njerr)"Appetizer-nya?", aku menanyakan makanan pembukanya.
"Hmmm.. bentar-bentar..", dia membuka HP-nya."Oww.. Boiled Rice Cake with Thousand of Sesame Seed", jawabnya.
"Haaaa.. opo kui cuukkk!""Onde-onde mas", jawabnya hina.
***
"Mari makan!", seru Fras.
Aku mulai icip-icip sebelum memakannya. Lantas Fras bertanya:
"Pie.. pie rasane?""Dari semua yang tersaji, yang paling enak adalah... ", aku berhenti sejenak.
"Apa.. apa?"Jeng-jeng.. "Nasi Putih"
"Bangkeee.. lue mas", jawab Fras. Hahaha. Aku tertawa puas."Liat nih tahunya, matengnya ga rata. Sambelnya juga, dikit amat, pelit amat, tomat cabe sepasar loe beli, tapi yang disambel se cruttt gini.. ehhh... Terus soup-nya, tebal potongan wortel dan kentang ga sama. Trus ini apa, haduhhh... batang seledrinya ga dibuang. Hikss", hahaha.
"Yodah, ga usah dimakan", Fras sewot."Heyy, nasinya kok empuk ya, wangi.. kamu kasih softener ya mas?", ledek Fras.
"Softener palalu"."Pake Magic-com kan tadi?"
"Iya", jawabku."Kok bisa enak gini hasilnya", tanya Fras.
"Mau tau?""Iya-iya mas", tanya Fras.
"Gak ah, ntar ama pembaca di tiru, aku ketik di WA aja ya, whahahaha""Biasa aja, berasnya dicuci, kasih garam dikit, kasih daun pandan, setel Magic-com ke Punel. Hwekk. Juna kok", aku mulai sombong.
"Huffttt.. iya deh.. iya""Ok Mak Fras, besok kamu Pressure Test!", kata Juna.
"Iya, kapan-kapan mas"***
Malam telah tiba. Silahkan pejamkan mata anda. Auuuuuuu.
Sayangnya, Fras telah pamit sore tadi. Meninggalkan sedikit kisah indah dan sebongkah panci, juga piring yang belum dicuci.
***
Udah aku istirahat dulu, aku nungguin respon kalian dulu. Kalo ga ada yang respon, aku istirahat lagi. Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdose
Teen Fiction[ON-Progress] Hei, aku Adi. Singkat kata, hidupku baik-baik saja, keluargaku, temanku, kerjaanku, hobiku, semua baik-baik saja. Hingga di suatu titik dimana aku merasakan kehampaan yang mendalam. Seperti ada yang kurang dalam diri ini. Entah apa. Hi...