004

38 4 0
                                    

Budidayakan Vote Sebelum membaca ^^

Can You See My Heart?
©Wondermintt

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Vio datang!" Levio menengadahkan kepalanya ke seluruh penjuru rumah eyang nya itu. Sepi, tidak seperti biasanya.

lamunannya seketika buyar saat suara yang ia kenal terdengar di telinganya. "vio, tumben pulang kesini?"

"iya tante Na, Vio mau ketemu eyang sebentar." ucap Levio sambil menaruh tas nya di sofa ruang keluarga. ia pun langsung mencium punggung tangan Tante nya itu.

"oh, yaudah. eyang ada di atas. setelah ketemu eyang, bantu tante Na masak ya."

"iya tante Na." Levio segera melangkahkan kakinya menuju kamar eyangnya itu.

Ceklek'

Levio memasuki kamar dengan nuansa sangat kuno milik eyangnya itu. Lho? Tumben sekali suasana nya sepi, biasanya eyang menghidup kan radio nya.

"E-eyang?" lirih Levio sambil menatap ke arah eyangnya yang terduduk lemas disana.

Pemuda itu berlari menghampiri pria itu dengan mata berkaca kaca.

"Eyang kenapa? Hiks!" Tanya Levio sambil memeluk tubuh lemas itu.

Eyang menggeleng, lalu tersenyum tipis. Menghapus jejak jejak tangisan di pipi Levio. Tubuhnya kini mengisyaratkan sesuatu yang Levio tidak pahami.

"Eyang mau ngomong apa? Levio gak paham eyang mau apa.." monolog Levio.

"jaga rumah ini levio ," lirihnya pelan.

"Kenapa? Eyang mau pindah? Eyang gak nyaman dirumah ini?"

eyang hanya menggeleng, lalu kembali tersenyum.

"Eyang mau kamu hidup bahagia Vio..."

"....Jangan tinggal disana, kamu tidak boleh sengsara lagi." lanjut eyang

Levio menggeleng cepat, air matanya semakin deras.

"aku bahagia eyang. Aku suka hidupku yang sederhana..!"

"Ubah keputusan mu, dan tinggalah disini..."

Iya, dia tau apa yang eyang nya mau. Eyang sangat menyayangi nya, dia tidak bisa membiarkan cucunya hidup lebih susah lagi.

Hingga satu bulan berlalu, hidup Levio berubah... Sangat berubah.

Jika dulu dia harus mati matian bekerja untuk menghasilkan uang, kini ia hanya perlu berdiam diri menikmati hidupnya sekarang.

Tinggal dirumah yang sangat besar, sendirian.

Dia tidak berani untuk mengajak kakaknya, Adibara untuk tinggal bersama. Kenapa? Almarhum Eyang tidak mau rumah yang ia tinggalkan ini menjadi rusak karena perlakuan kak Adi yang suka membawa banyak wanita masuk.

Sungguh, Hidup kaya bukan hal yang ia suka.

Ini membuatnya sangat tertekan, terlebih lagi dengan perlakuan teman teman sekolahnya saat mengetahui hidup Levio sekarang.

"dia kaya karena sudah membunuh eyangnya"

"apa dia menjadi pelacur untuk hidup kaya?"

"waketos itu, murahan."

"entah apa yang ia pakai agar menjadi kaya secepat itu..."

Hey! Itu menyakitkan.

Mengapa satu bulan berlalu terlihat sangat berbeda, apa yang salah dengan hidup lama dan hidup baruku? Batinnya ditengah tengah lamunan.

"Dor!" teriak Alona.

"Ish! Lu mau gua mati cepet gara gara dikagetin gitu?!" dengus Levio.

"Hehe lagian ngelamun bae, kek bocah nolep. Kenapa sih?" Tanya Alona mendudukkan dirinya disamping Levio.

"...Lon, gua berubah gak sih?"

"Hah? Berubah? Nggak ah biasa aja."

"Gua yakin pasti ada yang salah..."

Alona mengedipkan matanya, otaknya terlihat sedang mencerna perkataan Levio itu.

"Gak berubah sih Lev, cuma lu kan sekarang tercukupi, jadi kalau gua ngajak belanja lu mau bayarin uang makan gua hshs!" kekeh nya.

"ck! Bukan yang kayak gitu..."

"...apa salah karena hidup gua lebih baik sekarang?" ragunya.

Alona menggeleng, mengambil kedua tangan sahabatnya itu lembut.

"Levio, hidup lu berubah karena tuhan udah nentuin kebahagiaan lu. Stop nethink an gitu! Jangan dipikirin omongan orang. Gua yakin kok eyang lu ngelakuin ini demi lu juga." ucapnya panjang lebar.

"...tapi"

"shuutt! Bentar lagi rapat osis, mending sekarang kita makan siang. Mumpung masih ada waktu istirahat!"

Levio mengangguk. Benar juga apa kata si lemot Alona ini, lebih baik dia membuang jauh jauh pikiran buruknya lalu nikmati apa yang seharusnya ia dapatkan.

°•°

"kamu kenapa jadi gini sih dave?!"

"apa karena si...pelacur itu?!

"ohhh! Dia jadi kaya begitu karena deketin kamu kan?!"

"a-apa apaan sih kak? Siapa yang kakak maksud?!"

"LEVIO LAH SIAPA LAGI?! KALIAN AKHIR AKHIR INI PUNYA HUBUNGAN DEKET, DAN AKU GAK SUKA!"

PLAK!

"YAKK! APA APAAN LU NGATAIN TEMEN GUA PELACUR?!" Ucap Alona dengan mata memanas.

Iya, dari tadi Levio dan Alona mengintip pembicaraan antara Kak Nadia dengan Dave. Dan Alona gak suka itu, bener bener menjengkelkan mulut kakak kelas gila yang satu ini.

"HEH! MAKSUD LU APA MAIN NAMPAR GUA KAYAK GITU HAH?!"

"LOH? SUKA SUKA PRINCESS LAH MAU NGELAKUIN APA KE BABU!"

"YAKK! LOH TUH..!!"

"Stopppppp!!!" Levio berteriak menghampiri mereka bertiga.

"Kak, apa apaan sih kayak gitu? Malu maluin saya kamu tuh!" bentak Dave dengan nada dinginnya.

"Dave, a-aku.."

"Berhenti sekarang, atau saya yang berhenti buat deketin kamu." ucap Dave menunjuk wajah Nadia.

Ia berjalan meninggalkan ketiga orang yang masih terpaku berdiri disana.

Tapi sebelum itu ,

"Kamu, ikut saya." ucap Dave tepat di samping Levio.

Levio menunduk pasrah, apa lagi yang mau cowok itu lakukan? Menghukumnya seperti saat itu?

Enyahlah kau Dave, batinnya.

°•°

Astagfirullah maafin aku,
Ini di unpublish aja gimana?

Sepertinya akan random dan tidak masuk akal wkwkwk!

Aku harap kalian gak bosen sama cerita ku yang ngebosenin ini :(

Sampai ketemu nanti-!

Rayz

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can You See My Heart? [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang