Page.3 - Saint

1.1K 114 1
                                    

          Paginya saat terbangun ku pandangi wajah buah hatiku yang masih terlelap ada rasa bahagia sekaligus kesedihan, bagaimana aku tidak sedih, aku merasa wajah putraku makin hari semakin mirip dengan wajah pria itu yang selama ini ingin ku lupakan tetapi tidak bisa. Tak terasa sebulir air mata menetes disudut mataku, saat menyadarinya aku pun segera menyekanya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah juga menyikat gigi. Saat keluar kamar mandi ku dengar handphone ku berdering ada panggilan dari Mean tamanku saat aku masih tinggal di Bangkok. Segera ku angkat

“Hallo Mean” Sapa Saint

“Oh hallo saint, bagaimana kabarmu dan Ae?” Jawab mean

“Aku dana Ae baik, Bagaimana dengan keadaanmu?” Ujar saint

“Aku baik, Oh iya saint saat ini aku akan berangkat ke ChiangMai untuk urusan pekerjaan, nanti aku akan mengunjungi rumah mu saat sudah sampai. Aku merindukan mu juga Ae” Ujar Mean

“Oh baiklah, akan ku tunggu. Pasti ae akan sangat senang akan saat mendengar kedatangan mu” Ujar Saint tersenyum mendengar kabar itu.

“Oke, kalau gitu aku tutup dulu yah teleponnya, sampai ketemu nanti, aku akan menghubungi mu saat sudah sampai chiangmai” Ucap mean

“Baiklah, hati-hati dijalan mean” ucap saint lembut, lalu ia mematikan teleponnya.

Lalu  berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, kali ini aku  menyiapkan toast bread egg juga susu untuk kami berdua. Lalu ku bangunkan Ae dan kami pun mandi lalu bersiap setelahnya pergi ke dapur untuk sarapan.

“Ae hari ini uncle mean akan datang untuk mengunjungi kita” Saint memberitahukan berita bahagia pada ae

“Benaran papi? Yes, nanti Ae bisa ajak uncle mean untuk main bersama.”  Ujar ae dengan semangat

“Bagaimana saat kita pulang nanti kita mampir ke chiangmai market buat beli bahan” ujar saint

“Oke papi, tapi jangan lupa masakin makanan kesukaan Ae juga yah” ucap ae

“Baiklah, nanti pasti papi masakin juga kok” ucap saint tersenyum

Selesai makan dan membersihkan piring kami berangkat ke tempat kerja dan seperti biasa saat diperjalan kami akan bertemu earth dan berangkat bersama. Saat kami berjarjalan terlihat sekali earth khawatir dan ingin menanyakan sesuatu, namun sebelum ia membuka mulut aku terlebih dahulu memberitahukannya bahwa kita akan membicarakan hal itu saat sudah sampai di tempat kerja.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang