The Truth

Page. 7 - Saint

Maaf yah baru update, soalnya akhir-akhir ini i'm busy jadi belum sempat lanjutin ceritanya. So selamat membaca.

Hari ini adalah hari keberangkatan ku ke bangkok, aku benar-benar harus mempersiapkan diri dan terus berdoa dalam hati semoga ini adalah pilihan terbaik.

At Bandara Internasional Chiang mai

Aku dan Ae sedang berada dicafe bandara sambil menunggu penerbanganku, sedangkan mean ia sedang pergi ke toilet dulu. Aku juga sekalian menunggu kedatangan earth dan plan, mereka bilang mereka sedang dijalan dan sebentar lagi akan sampai ke bandara. Padahal aku sudah bilang ke mereka buat tidak usah mengantarkan kepergian ku, karena ku pikir aku kan hanya pindah ke bangkok bukan ke luar negeri, tapi mereka tatap saja menolak dan memaksa untuk mengantarkan ku. Setelah 10 menit mean datang dan masuk ke cafe, ku lihat wajahnya terlihat sedang kesal

"Ada mean, mengapa wajah mu ditekuk datang-datang?" Ujarku bingung
Ketika mean hendak menjawab telepon ku  berbunyi dan terlihat nama plan tertera dilayar jadi langsung saja ku angkat

"Halo plan"

"........"

"Aku sekarang sedang berada dicafe"

"........."

"Ya, baiklah. Ku tunggu..."

Lima menit kemudian masuklah plan dan earth ke dalam cafe, aku segera melambaikan tangan ke arahnya dan ia berjalan ke arahku, saat mulai dekat mean dan plan terlihat sangat kaget

"Kau.." ujar mean dan plan bersamaan, karena kaget

Aku, earth dan plan diam bingung melihat mereka berdua, dalam hati ku kira mereka berdua mungkin saling kenal, kerena aku memang belum saling mengenalkan mereka berdua, soalnya mean jarang-jarang datang ke chiangmai dan plan juga sibuk dengan cafenya

"Apa kalian saling kenal?" Ujarku membuka suara

"Tidak" ujar mean kalem

"Dia siapa saint?" Ujarnya lagi

"Oh, dia plan yang sering ku ceritakan padamu. Aku belum memperkenalkan kalian berdua karena kalian kan sibuk terus setiap kali aku mau ajak saling bertemu"ucapku

"Oh.." ujar mean dengan cuek

Aku jadi tambah bingung melihat sikap mean, mengapa dia terlihat kesal terhadap plan. Dan plan juga bersikap cuek melihat mean berwajah ditekuk seperti itu.

"Berapa menit lagi keberangkatan mu saint?" Ujar plan membuat kebingungan ku terhenti

"Oh, 30 menit lagi plan"

"Uhm aku akan merindukan mu saint dan juga Ae" earth menunjukan wajah sedih
Sedangkan ae hanya duduk tenang mendengarkan ucapan earth itu.

"Oh ayolah earth kita bica videocall jika kau merindukan kami, lagi pula aku kan cuman pindah ke bangkok bukan ke luar negeri, jadi saat hari libur panjang aku dan ae bisa bermainke chiangmai" ucapku

"Tapi kan kalau videocall tidak cukup, dan mengunggu hari libur panjang juga lamaa"

"Tenanglah earth, aku akan membuka cabang cafe lagi di bangkok dan kau nanti akan jafi managernya disana" ujar plan tiba-tiba yang membuat  semua orang kaget

"Apa? Mendadak sekali" ujar ku

"Oh, sebenarnya aku sudah merencanakannya dari beberapa bulan yang lalu, tapi aku terlalu sibuk jadi lupa deh ngasih tau kalian" ucap plan enteng

"Hah, tapi kan aku masih bekerja dimall juga plan" ucap earth

"Oh kalau itu kau keluar saja dari sana, lagian nanti saat kau jadi  maneger gaji mu akan lebih besar dari yang sekarang" ucap plan dengan entengnya lagi, aku hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarkan plan dan sepertinya sudah biasa dengan sikapnya plan. Sedangkan mean cuman diam mendengarkan sambil cemberut.

"Sungguh, yasudahlah." Ucap earth pasrah saja, lagian kalau emang gajinya lumayan kan ga bisa ditolak sayang banget.

Tak terasa sudah 20 menit berlalu, 10 menit lagi persawat akan berangkat jadi aku mau checkin, jadi aku masuk ke dalam setelah selesai menyampaikan salam perpisahan ku kepada plan dan earth. Saat didalam pesawat ae tidur dan aku tidak bisa tidur karena dadaku terus berdebar karena sebentar lagi aku akan menginjakan kakiku di bangkok. Aku juga jadi sedikit tertekan karena memikirkan kejadian lampau yang pernah ku alami. Dan mean yang melihatku gelisah hanya bisa menenangkan ku dengan menggenggam tangan ku.

.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa buat vote, comment dan follow guys.