1st Day

5.3K 191 2
                                    

Semester baru telah tiba. Kelaspun kini berganti. Anak-anak baru mulai masuk. Surga bagi anak-anak OSIS yang bisa dapat dispensasi buat ngospek anak-anak baru.

Ren tergopoh-gopoh memasuki lapangan yang sudah dipenuhi oleh anak-anak baru dan para senior. Sebisa mungkin dia berusaha untuk masuk kebarisan tanpa ketahuan seniornya. Jika sampai ketauan habislah dia.

Ia mengendap pelan melewati gerbang. Pos satpam yang berada digerbang tengah sepi. Dia bernafas lega. Ia kembali mengendap kebelakang menuju arah toilet. Ren berencana sembunyi disana sampai upacara selesai dan bergabung dengan yang lainnya.

Sejauh ini dia tidak berpapasan dengan orang lain disekolahnya. Ia bernafas lega. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya, begitu pikirnya.

Baru saja dia menyalakan keran air untuk membasuh wajahnya pintu dibelakangnya terbuka. Ren dengan jelas bisa melihat orang yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia juga memakai seragam seperti dirinya hanya saja badge dilengan kirinya memakai dua bintang. Itu artinya dia angkatan dua yang secara teknis adalah seniornya.

Ren gelagapan apalagi melihat pita biru di dada anak itu. Sudah jelas dia pasti ikut ngospek anak-anak baru. Anak itu juga dari tadi melihat Ren dengan tatapan curiga.

“ Loe ngapain disini? Pake bawa tas segala. Oohh loe pasti mau kabur kan. Hayo ngaku!” tuduhnya.

“ E e enggak kok. Aku cuma...cuma...,” Ren kebingungan harus menjawab apa.

“ Ah gue tahu. Loe pasti telat kan. Udah ngaku aja. Kalo loe nggak ngaku hukuman loe ntar gue tambahin jadi lebih berat!” ancamnya membuat Ren menciut.

“ I...iya aku tadi telat. Plis kak jangan kasih hukuman ya kak ya kak ya kak ya?”kata Ren memelas.

“ Hahaha akhirnya ngaku juga. Jujur ya gue tadi Cuma asal nebak doang. Tapi yaudah loe ikut gue dulu. Soal hukuman loe, eerr gue bakal mikirin soal itu ntar,” katanya sambil berniat menyeret paksa Ren ke lapangan upacara tapi Ren segera menghindar hingga tangan anak itu hanya bisa menggenggam angin. Dia menoleh.

“ Aku bisa sendiri kak maaf,” jawab Ren menghindarkan tangannya untuk disentuh.

Mereka berdua sampai tepat saat upacara selesai. Ren menoleh kesana-kemari. Dia lupa upacara ini juga adalah pembagian kelas. Dia menoleh ke kakak kelasnya yang tadi. Dia hanya cuek tak memperhatikan dan malah ngobrol sama temen-temennya.

“ Ren!”

“ Liz?”

“ Loh kok loe malah masih disini sih. Ayok ke kelas. Kita satu kelas loh,” katanya girang. Liza adalah satu-satunya yang tahu tentang rahasia Ren sebenarnya. Karena itu juga hanya Liza-lah yang paling bisa mengerti Ren.

Ren mengambil tempat duduk disebelah kanan, dua dari depan. Liza langsung ikut duduk disampingnya. Kelas mulai riuh. Beberapa dari mereka sudah ada yang mulai akrab ada pula yang masih malu-malu. Ren salah satunya. Dia dari tadi hanya asik ngobrol sama Liza tanpa memperhatikan yang lain.

“ Gimana Ren? Menurut loe ada yang oke nggak dikelas ini?” tanya Liza tiba-tiba. Ren memandang keseluruh penjuru kelas. Dia lalu menggelengkan kepalanya.

Pintu dibuka. Beberapa senior masuk kedalam kelas mereka berdua. Setelah menyapa penghuni kelas mereka memperkenalkan diri mereka.

“ Pagi semua. Kami berdua disini sebagai guide kalian. Nama saya Dea dan kakak yang ganteng disana itu Dika,” Dea menunjuk Dika sambil mengedipkan matanya kepada Dika dengan genit  hingga semua anak langsung menoleh kearah Dika.

Begitu menoleh Ren langsung memalingkan wajahnya lagi dan menutupinya dengan tangan.  Dika melihat apa yang dilakukan Ren. Dia penasaran ada anak yang tak ingin melihatnya.

PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang