W.S.S. pt.6

2.1K 303 37
                                    

"Ei, apa lagi yang ingin kau lakukan padaku? Apa kau tidak puas sudah menyebarkan rumor-rumor jahatmu itu kepadaku? Apa yang telah kulakukan padamu sehingga aku harus merasakan semua ini?" Nino menangis, ia berharap Sixx segera datang ke atap dan menolongnya seperti tempo hari. 'Sixx, kamu dimana. Cepatlah datang,' doa Nino terus-terusan di dalam hatinya.

"Di detik kau menolakku, Nin. Dari situ semuanya bermula."

"Apa aku salah jika menolakmu? Kubilang aku tidak mencintaimu, Ei."

"Cinta? Kau masih percaya hal bodoh seperti itu? Lantas, apakah Sixx mencintaimu sehingga kau mau menjadi pacarnya?"

"Ya, tentu saja dia menyukaiku."

"Bullshit!"

Nino semakin takut ketika mendengar Ei yang berteriak di depan wajahnya.

"Dia tidak mungkin pernah mengatakan hal itu padamu, Nin. Jadi kau tahu darimana jika dia menyukaimu?"

"Aku tidak perlu mendengar hal itu keluar dari bibirnya, dari perlakuannya pun aku sudah tahu."

"Jika benar pria itu mencintaimu, dia tidak akan mungkin berani menerima pernyataan cinta dari Wan kepadanya meski dia yang paling tahu bahwa dia sudah punya kekasih secantik dirimu!"

"Wan? Berhenti menyebarkan berita bohong lagi."

"Kau tidak percaya?" Ei mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan Nino apa yang ia rekam tadi ketika Sixx dan Wan berbicara di halaman belakang sekolah pas jam istirahat pertama.

Nino jelas bisa mendengar semuanya. Ia juga bisa melihat bagaimana Sixx membalas pelukan Wan. Hatinya sakit sekali. Ia pikir, Sixx juga punya perasaan yang sama dengannya. Namun siapa sangka jika ternyata Sixx menyimpan perasaan pada Wan untuk waktu yang sangat lama. Sedangkan dirinya, ia baru menyukai Sixx untuk waktu yang singkat, sangat singkat. Hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perasaan Sixx kepada Wan. Terlebih lagi, Sixx tidak ragu sama sekali ketika menerima Wan. 'Apakah benar rasa itu tidak ada sama sekali untukku, Sixx?' gumam Nino kepada dirinya.

Jadi, semua kecupan ringan yang dia berikan selama ini maksudnya apa? Semua hal-hal yang ia lakukan dengan Sixx yang selalu dilabeli oleh pria itu sebagai 'malam yang panjang' maksudnya apa? Ketika mereka melakukan persenggamaan yang melelahkan dan semua hal-hal manis yang mereka lakukan di ranjang setelahnya maksudnya apa? Perhatian yang Sixx berikan padanya akhir-akhir ini maksudnya apa? Semua usapan di kepalanya, kata 'Sayang' yang selalu Sixx ucapkan untuknya, hingga tatapan mata yang pria itu berikan kepadanya maksudnya apa? Nino tidak mengerti lagi.

Tidak ada hal lain yang ia lakukan saat ini kecuali menangis. Faktanya, Sixx tidak menyukainya. Tidak pernah sekalipun menyukainya. Yang dia sukai adalah Wan, sahabatnya sendiri. Dan bukan seorang pelacur sekolah seperti dirinya. Nino menyesal karena terlalu percaya diri selama ini. Kenapa pula ia bisa sebodoh itu untuk percaya kepada Sixx dan menyerahkan seluruh apa yang ia miliki kepada pria itu?

'Tapi aku sangat menyukainya,' cicit Nino di dalam hatinya.

Nino kemudian berpikir, jika seandianya ia berlari dan berbicara kepada Sixx sekarang, mungkin pria itu masih bisa mengubah keputusannya. Mungkin Sixx masih bisa menerimanya dan melupakan perasaannya kepada Wan. Sixx pasti punya perasaan kepadanya setelah apa yang mereka lewati bersama selama akhir-akhir ini, meski sedikit. Nino percaya bahwa ia masih memiliki kesempatan, meski kecil. Yang harus ia lakukan saat ini hanya menemui Sixx dan memintanya kembali, meski ragu.

Nino berlari ke pintu dan berusaha membukanya. "Kumohon, Ei. Buka pintunya!" mohon Nino kepada Ei yang tersenyum angkuh di hadapannya.

"Tidak, Sayang. Tidak sebelum aku bisa mencicipi tubuhmu yang molek itu." Ei kemudian mendekati Nino dan mulai melepaskan bajunya secara paksa. Pria itu membuka baju Nino dengan sekali tarikan dan membiarkan semua kancingnya lepas dan berhamburan di atas lantai. Nino semakin takut, tubuhnya tidak sebesar dan sekuat Ei.

Tales of WoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang