(8)

65 11 3
                                    

Teman-teman nya masih mengejarnya. Na Yoo berlari ke arah lantai atap sekolah. Dan segera mengunci pintu ketika dia sudah sampai.

Dia mendekap bagan itu erat-erat. Seakan-akan bagan itu adalah nyawanya sendiri.

Dia mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Mencari oksigen untuk mengisi kembali paru-parunya yang hampir kosong.

Dia menoleh ke kiri kanan. Dan ketika dia memandang ke depan, dia agak terkejut. Di sana ada seorang gadis yang berdiri di pinggiran pembatas gedung dengan ruang kosong di depannya. Yang jika jatuh akan langsung mati seketika.

"Kang Mi Ra!"

Na Yoo berlari ke gadis yang ternyata Mi Ra itu.

"Kang Mi Ra!"

Na Yoo sampai di dekat Mi Ra. Dan Mi Ra memandang ke bawah, ke arah Na Yoo yang memperlihatkan wajah khawatirnya.

Jangan-jangan gadis itu akan bunuh diri. Bunuh diri karena semua perbuatannya.

"Bahaya di situ."

Mi Ra memandangnya.

"Turunlah! Mi Ra, ku mohon turunlah!"

Mi Ra memandangnya datar.

"Kim Na Yoo, senang kau sekarang?"

Na Yoo hanya diam. Dia sekarang benar-benar merasa khawatir.

"Setelah membuat teman-teman yang lain memperhatikanmu. Dan menjadikan ku tak terlihat. Kau bahagia?"

Nada suara pada pengucapan Mi Ra semakin tinggi.

Na Yoo menggelangkan kepalanya dengan sedih.

"Tidak. Sama sekali tidak bahagia. Ayo turunlah!"

"Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kau yang lakukan ini semua?"

Na Yoo diam. Dia menundukkan kepala dalam-dalam.

"Iyakan?"

Na Yoo kembali menatap Mi Ra.

"Aku hanya ..... Ingin mereka kembali seperti dulu lagi. Hanya ......"

Na Yoo menggantung kata-katanya. Dia kembali mengingat ketika mereka berempat bersama. Tertawa dan melakukan semua hal bersama. Dia hanya ingin kembali seperti dulu lagi.

"Mi Ra, turunlah....."

Na Yoo mengulurkan tangannya untuk membantu Mi Ra turun. Mi Ra menyambut tangannya itu dan turun.

Na Yoo tersenyum. Tetapi Mi Ra memandangnya dengan marah.

"Kau ingin membuat semuanya kembali seperti sebelumnya?"

Mi Ra menatap lekat-lekat Na Yoo.

"Satu-satunya cara adalah kalau kau pergi dari hadapanku untuk selama-lamanya. Supaya aku tak pernah melihat mu lagi."

Mi Ra mendekatkan bibirnya ke telingan Na Yoo.

"Kau mati saja."

Kemudian Mi Ra menabrak bahu Na Yoo keras dengan bahunya.

Na Yoo terpaku di tempat. Perasaan sedih dan frustasi menelusup ke dalam dirinya.

Ketika Mi Ra pergi, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki. Dia memandang ke arah pintu yang sudah terbuka.

Tampak teman-teman sekelasnya mulai berlari ke arahnya. Na Yoo tidak bisa menghindar lagi. Dia tidak bisa berlari kemana-mana lagi.

Akhirnya teman-teman mulai memperebutkannya. Menariknya ke sana kemari seperti barang.

The Nightmare TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang