Tiada obat,
Pada ujung kuku-kuku runcing
Yang menancap dalam, membekas ceruk sabit
Menggumpal nanah, dan sisa bekas darah amis,
Jua pada tamparan panas yang mendarat ringan dipipi,
Serta makian menggema hancurkan mimpi,Tanpa seuntai tisu kau tiada beri
Pedulipun tak kudapat
Hanya emosi yang tak kunjung mereda,
Amarah yang tak jua menguap,Ku susah meratapi pedih menjalar hati
Mendekap perih yang merasuk dalam diri
Isak hanya sisakan buliran tangis yang tlah kering,
Ketika tangan mulai menggapai,
Ucap cinta yang tak sengaja 'khilaf'
Terdengar berulang kali terucap,
Manis kata, sejuk mata
Buat hati tertawan mesra
Ku maafkan lalu pasrah saja
Dalam pelukan sang kuasa...
Puisi ini hanya untuk mengekspresikan perasaan tak dihargai, dan perlakuan dia yang tak bisa membersamai.
Remember_
