[5] Warmth

528 52 0
                                    

Ha Rin duduk di sisi ranjang sementara Jungkook mengambil kotak obat. Jungkook menghela napasnya melihat Ha Rin, sungguh dirinya merasa sangat bersalah. Dan juga otaknya kini sedang penuh tanya, mengapa rasa bersalah Ha Rin harus membuatnya bertindak seperti itu. Jungkook tahu ada sesuatu yang belum ia ketahui dari Ha Rin, sepertinya dia harus mencari tahunya lebih cepat.

"Rin" Jungkook duduk disamping Ha Rin. "kemari, aku akan mengobatimu" ia menarik bahu Ha Rin untuk menghadapnya.

Dengan telaten Jungkook mengobati bibir Ha Rin yang terkelupas akibat gigitan yang terlalu kuat. "pasti rasanya sangat perih" Jungkook meniupnya dengan lembut untuk menghilangkan perihnya.

"sekarang bibir ini milik Jeon Jungkook. jadi kau tidak boleh menyakitinya" Jungkook memajukan wajahnya mengecup tepat diluka bibir Ha Rin membuat sang pemilik tersentak.

"tuhkan rasa manisnya berkurang" Jungkook pura – pura kesal membuat Ha Rin memandangnya.

"dan tangan ini juga milik Jeon Jungkook untuk di genggam, kau tak boleh menyakitinya. Jeon Ha Rin milik Jeon Jungkook. Dia tak boleh lecet sedikitpun. Mengerti?" – "ralat sedikit, kecuali aku sendiri yang membuatnya lecet" Jungkook menyunggingkan senyum nakalnya.

"dasar mesum! Apa yang kau pikirkan?" racau Ha Rin. Bagaikan tukang sihir, Jungkook bisa secepat kilat membuang rasa bersalahnya begitu saja.

Jungkook kembali tersenyum kali ini lebih lebar, senang melihat Ha Rin kesal seperti ini. "emm, memangnya aku memikirkan apa?" Jungkook malah semakin merapatkan tubuhnya menyimpan kotak obat di atas nakas.

"aku.. tidak tahu" ucap Ha Rin terbata.

"kau sudah tahu"

Ha Rin kini bahkan sudah terjatuh terbaring diatas kasur "mau aku yang memulai, atau kau? Sepertinya kau juga ingin sampai – sampai tahu apa yang kupikirkan" Jungkook mengurung Ha Rin dengan kedua tangannya.

"ingin apa? Jung, jangan macam – macam!" Wajah Jungkook terlampau dekat dengan wajah milik Ha Rin, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.

Ha Rin memejamkan matanya, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Bersikeras otaknya menolak, tapi tubuhnya seakan lumpuh.

Chup. Bibir basah Jungkook mendarat dengan lembut di dahi milik Ha Rin.

"sampai aku dapat izin darimu aku takkan melakukannya. Ayo, kau belum makan" Jungkook menarik istrinya untuk beranjak dari ranjang.

Ha Rin pikir setelah menikah dia bisa menghindari Jungkook. Nyatanya tidak sama sekali. Jungkook tak pernah kehabisan cara yang selalu membuatnya menolak untuk menghindar.

***

Selepas sarapan, Jungkook ikut membantu Ha Rin membereskan barang gadis itu. Sekarang ruang kerjanya tak hanya memiliki satu meja, tapi ada dua karena satu lagi milik Ha Rin.

Meja kerja Jungkook digunakan saat pekerjaannya di kantor sebagai pimpinan Golden Co. belum selesai ia akan menuntaskannya di rumah. Sedangkan Ha Rin, katanya ia butuh meja kerja agar lebih nyaman untuk mendesain. Pekerjaan yang istrinya geluti yaitu sebagai tim desain kemasan produk di Musky Co. perusahaan parfum ternama di negerinya.

Dan kini mereka tengah duduk bersantai di depan TV setelah semuanya selesai di susun dan di bereskan.

Satu lagi hal baru, Jungkook tak pernah tahu jika menonton TV itu akan senyaman ini saat bersama gadis yang tengah menyandarkan badannya di dada bidang Jungkook. Tentu saja Jungkook tidak melakukannya dengan mudah gadis itu mana mau, ia melakukan berbagai macam rayuan dan paksaaan, hingga jurus terakhir berkata sebagai bonus karena sudah membantu berbenah yang akhirnya Ha Rin pasrah dan menurut karena Jungkook cukup banyak membantunya tadi.

The Untouched GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang