balas dendam 🔞

1.9K 79 1
                                    

Jeonghan mengerjapkan matanya, kepalanya terasa berat dan pusing.

Kedua matanya membulat sempurna saat melihat keseliling sebuah gudang yang gelap. Ia panik! Jeonghan ingin lari dan pergi dari sana,tapi tidak bisa, Jeonghan baru sadar bahwa tangannya terikat oleh sebuah tiang dan mulutnya pun terplester dengan perban yang tebal.

Dengan sisa tenaga yang ada,Jeonghan mencoba agar tali yang mengikat tubuhnya bisa terlepas tapi percuma, itu malah membuatnya sakit.

"Kau sudah sadar?"

"Akhirnya setelah satu bulan, aku menemukan mu, kau seperti pengecut yang kabur begitu saja! Cks-cks!" lelaki itu meludahi wajah Jeonghan. Membuat lelaki berparas cantik itu semakin mengkerut takut.

"Mmmph!"

"Ah, aku lupa kau tidak bisa bicara"

"Ahhh!!!" rintih Jeonghan saat lelaki itu tanpa rasa iba melepas lakban yang memplester mulutnya dengan kasar.

"Apa yang kau mau, Mingyu!!"

Bukan menjawab lelaki itu, Mingyu menampar pipi kiri Jeonghan cukup keras hingga pipi pucat milik Jeonghan memerah.

"Kau tidak perlu berteriak tidak akan ada yang dengar"

Jeonghan menitihkan air matanya, ia sudah tahu bahwa hari ini akan datang. Dimana seorang akan membunuhnya.

Ini adalah konsekuensi menyakiti hati seorang Kim Hyoin. Banyak orang yang tidak tahu mengenai kakak lelaki dari Hyoin itu.

Kim Mingyu. Siapapun yang melukai Hyoin akan berhadapan langsung dengan Mingyu sang kakak yang begitu posesif.

Jeonghan adalah kekasih pertama Hyoin. Dulu ia pernah diancam akan dibunuh oleh Mingyu jika sampai mereka putus. Jeonghan tidak tahu alasan pasti kenapa Mingyu mengancamnya seperti itu.

"Kau sudah tahu apa yang aku mau darimu Jeonghan! Kau memperlakukan adiku sama seperti wanita jalangmu! Kau mempermainkannya! Kau menyakitinya! Bahkan kau buat dia menangis! Aku heran apa yang ia harapkan dari lelaki brengsek seperti mu?!" geretak Mingyu yang semakin membuat Jeonghan berkeringat dingin.

"Aku tahu, aku salah, tapi aku punya alasan sendiri! Jangan bunuh aku Mingyu-ssi! Aku mohon" pinta Jeonghan memelas.

Mingyu tertawa, "Tangismu palsu Jeonghan! Seharusnya saat aku tahu siapa kekasih adikku aku langsung saja membunuhmu!" Mingyu menggelengkan kepalanya lalu menjauh dari Jeonghan untuk mengambil sebuah samurai yang tidak jauh dari tempat Jeonghan di ikat.

Melihat itu Jeonghan memekik, panik, "Tidak aku mohon Mingyu-ssi! Maafkan aku, Maafkan aku telah menyakiti perasaan adikmu tapi aku tidak bermaksud begitu"

Mingyu menarik kasar dagu Jeonghan dengan sengaja membesetkan samurai kepipi yang ia tampar sebelumnya, membuat sang empunya meringis sakit saat darah segar mulai menetes.

"Berikan aku alasan yang jelas, Yoon Jeonghan!"

Jeonghan menggigit bibir bawahnya, ragu. Sungguh, rahasia ini hanya dia dan tuhan yang tahu. Bahkan kedua orang tuanya tidak tahu apa-apa.

"Kau tidak mau?" Mingyu kembali menaikan samurainya yang sempat ia turunkan.

"A- Aku akan menjelaskannya! Tapi tolong beri aku kesempatan!"

Mingyu mengeluarkan senyumnya. Lelaki bertubuh tinggi itu menjongkokan diri di hadapan Jeonghan yang sudah tidak berdaya.

"Aku seorang gay, aku berkencan dengan mereka untuk meyakinkan Ibu dan ayahku agar mereka tidak kecewa denganku. Aku memutusi mereka karena aku memang tidak bisa memiliki perasaan lebih kepada mereka. Aku tak ingin menyakiti mereka terlalu dalam sehingga aku hanya mampu memacari mereka kurang dari sebulan. Bahkan hanya seminggu. Tetapi tidak dengan adikmu, aku takut akan ancaman itu sehingga aku terus mengulur waktu" jelas Jeonghan dan kembali menundukan kepalanya, mungkin memang itu rahasia yang sepele bagi semua orang. Tapi tidak dengan Jeonghan.

Mingyu kembali tertawa dengan kerasnya, "Jadi kau hanya memanfaatkan perempuan itu bahkan adikku hanya untuk kau di pandang normal oleh orang tua mu?! Kau gila! Kau tidak tau pengorbanan mereka seperti apa! Bajingan!"

Dengan kasar Mingyu kembali menarik dagu Jeonghan, "Kau bilang kau gay?! Apa kau yakin dengan itu?! Atau hanya pendapat mu saja ?!" Mingyu menggengam erat samurai yang berada di tangan kanannya.

Jeonghan memejamkan matanya. Ia sudah pasrah, jika memang hari ini adalah waktunya untuk pulang.

"Kalau kau yakin kau tidak harus takut dengan pendapat orang! Dan dengan gilanya kau malah mengorbankan orang lain untuk ikut serta pada penderitaan yang kau buat sendiri!" Mingyu membuang muka Jeonghan cukup kasar hingga kepala Jeonghan terbentur tiang yang berada di belakangnya.

"Aku akan membuat mu membayar apa yang telah kau buat pada wanita di luar sana! Terutama adikku! Tapi sepertinya aku berubah pikiran, Aku tidak akan membunuhmu sekarang juga" Mingyu melempar samurai yang ada di tangannya.
"Aku akan menghabisimu secara perlahan. Aku ingin kau merasakan sakit yang tidak terlupakan! Aku akan buat trauma di ingatan mu, kau tak dapat menyakiti orang lagi sayang"

"Bunuh aku sekarang saja Mingyu!"

Mingyu menulikan pendengarannya. Ia tidak peduli akan teriakan memohon yang terus tertolantar dari mulut Jeonghan.

"Arghh!!" rintih Jeonghan kembali saat Mingyu kembali menyayatkan samurai di tubuhnya. Kali ini Mingyu membuat luka baru di bagian dadanya. Bajunya terobek begitu saja dengan darah yang mengalir.

Mingyu kembali menampar pipi pucat itu tepat di luka sayatan samurai sebelumnya membuat pipi Jeonghan kembali mengeluarkan darah segar.

Mingyu tidak peduli akan orientasi seksualnya. Ia hanya memikirkan balas dendam untuk adiknya.
Mingyu kembali melempar samurai itu kesembarang arah. Dengan perlahan ia membuka kain celananya.

"Ini akan cepat selesai dan tidak akan ada darah yang keluar lagi dari tubuhmu kalau kau menurut, mengerti?" tidak tanggung -tanggung, Mingyu kini menjambak rambut Jeonghan kebelakang dengan kasar.

Mingyu memasukkan kejantanannya ke dalam mulut Jeonghan. Tanpa membuang waktu Mingyu memajukan kejantanannya dengan kasar. Ia tidak peduli lelaki di bawahnya terus meronta karena kehabisan nafas.

Puas Mingyu puas melihat lelaki itu kini tengah kesakitan akibat perbuatannya. Bagi Mingyu ini ganjaran yang seimbang atas balas dendamnya.

"Jangan meronta! Kau sudah berjanji akan menurut!" sentak Mingyu melepaskan kejantanannya dari mulut Jeonghan dan kembali menampar pipi Jeonghan lebih keras dari sebelumnya.

Mingyu semakin brutal ia terus menyiksa lelaki yang sudah tidak berdaya di bawahnya. Tangan kekarnya merobek kasar kain yang tersisa, ia memasuki kejantanannya ke dalam lelaki itu tanpa ampun ia tidak peduli lagi sekalipun lelaki itu akan mati.


Setelah kepuasannya tercapai ia menembakan semua cairannya di dalam tubuh Jeonghan.

Sedangkan Jeonghan, lelaki itu sudah tidak sadarkan diri. Tubuhnya terasa sakit dengan sekujur tubuh yang dipenuhi luka sayatan dan kembali mengelurkan darah.

Mingyu merapihkan diri dan dengan acuh keluar meninggalkan Jeonghan dalam gudang begitu saja.

tbc

[2017 unknown date]
💜ily

Unpredictable [GyuHan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang