Hari ini berbeda, Oranye tidak memakai baju yang pertama kali dia lihat di lemari. Karena hari ini dia akan pergi bersama dengan Adriana. Sebenarnya bukan hal baru jika Oranye dan Adriana pergi berdua karena diantara teman-temannya hanya Adriana dan Oranye yang mau pergi ke konser musik. bahkan diantara teman-temannya hanya mereka berdua yang punya niatan untuk membuat playlist berisi lagu-lagu favoritnya. Adrian, Joko, dan Minke mana peduli dengan hal seperti itu, "pencet shuffle langsung joget." Kata Joko.
Tapi entah apa yang membuat hari ini berbeda, mungkin ini adalah waktu yang tepat.
"tinnnnn tinnnnnnn" suara klakson mobil Oranye berbunyi. cepat- cepat Adriana keluar dari rumah, Adrian hanya melambaikan tangannya kepada Oranye dari balkon lantai atas.
"Hai" sapa Adriana ceria, "Iya" jawab oranye. diperjalan mereka berdua bernyanyi bersamaan dengan lagu yang di putar di radio. Tiba-tiba oranye berkata "Na, aku mau bicara tentang sesuatu." "kenapa?" jawab adriana. "Aku suka sama kamu, kamu jangan bingung. Dan kamu tidak perlu menjawab apa-apa." Gawat, ini pasti bukan waktu yang tepat untuk bicara tentang persaan, tapi setidaknya ini adalah waktu yang tepat bagi Oranye.
Kelanjutan dari 'kencan' mereka bisa dikatakan bencana alam. Mereka hanya diam-diaman hingga mereka sudah ada di depan rumah adriana lagi. "Terima kasih ya oranye" ucap adriana sambil tersenyum tulus. Ucapan itu di balas oranye dengan senyuman masam.
Sesungguhnya Adriana ingin mengatakan hal yang sama. Adriana juga suka kepada Oranye, tapi tadi Oranye sudah berkata agar Adriana tidak menjawab apa-apa. Mungkin dia gugup, pikir Adrina.
Sebelum turun dari mobil, Adriana menatap Oranye dengan dalam. Hati Oranye kebingungan besar sebab Adriana tidak pernah menatap mata orang lain lebih dari 5 detik kecuali dengan kembarannya. Oranye tersenyum tipis, lalu dengan penuh keraguan Adriana mengecup pipi Oranye singkat.
Hati Oranye tambah kebingungan yang sangat-sangat besar. Adriana sedang menundukkan kepalanya karena ia merasa telah melakukan kesalahan yang bodoh.
Sekarang atau tidak pernah, pikir Oranye. Dia mendekatkan tubuhnya kepada Adriana, dengan perlahan bibir mereka bertemu. Keduanya sama-sama canggung namun mau, ini ciuman pertama mereka. Keduanya saling bertatap lagi, namun mereka justru malah tertawa karena wajah mereka memerah seperti tomat. Oranye mengecup pipi Adriana sekali lagi dan mereka saling pamit satu sama lain.
Walaupun 'kencan' mereka aneh, Oranye merasa puas. Semua rencananya sudah dilakukan dengan upaya terbaik. Rasanya cukup untuk hari ini, Oranye pun tidur dengan nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
oranye
Short Storyoranye, yang sedang menghitung hari. ps. ini sebenernya tugas Bahasa Indonesia kelas 11 dulu. ditulisnya juga dalam dua hari, di taroh di sini biar bisa dibaca lagi dan jijik sendiri.💀