part 4

8 1 0
                                    

Author POV

Koridor sekolah mulai sepi. Hampir semua siswa sudah memasuki kelas mereka masing-masing karena bel telah berdering 5 menit yang lalu.

Beberapa anak OSIS berkeliaran mengurusi urusan mereka masing-masing. Tak terkecuali Flica.

Dia menyiapkan beberapa berkas yang diminta oleh pembina OSIS nya. Kebanyak anak OSIS kelas 12 tidak begitu mengurusi anak-anak kelas 10, beberapa dari mereka hanya bekerja di ruang OSIS ataupun ruang panitia pelaksanaan MOS. Seperti Flica yang sebagai membantu pembina OSIS.

Setelah pekerjaan Flica selesai, ia duduk di depan kelas 10 IPS 1. Sembari mengawasi anak-anak kelas 10 jika ada yang keluar kelas.

Flica tidak sendiri, ia bersama Fajar. Sahabatnya di OSIS sekaligus sahabat Edwan sejak mereka kelas 9 SMP.

Pandangan Flica menyebar, menatap taman yang ada di samping gedung, kemudian beralih ke lapangan basket yang cukup jauh dari tempat ia duduk, sampai pandangannya mengarah ke kelas 11 IPS 2 yang berada di deretan gedung kelas 11. Selatan lapangan basket.

Lebih tepatnya berseberangan dengan gedung kelas 10 yang berada di Utara lapangan basket.

Tak sengaja pikiran Flica kembali pada kejadian di pagi hari ini. Saat ia bertengkar dengan Edwin, dan ada Sam sekaligus di situ.

"Woy! Ngelamun mulu! Mikirin apaan si?" Fajar menyenggol lengan Flica untuk menyadarkan lamunannya.

"Gada!"

"Bohong banget! Lo kan biasanya cerewet. Diem gini gue jadi ngerasa ga guna banget, kek patung." Kesal Fajar.

Flica masih diam, enggan menjawab pertanyaan Fajar yang tidak penting.

"Tuh kan diem! Mikirin Edwin ya? Gue masih bingung deh bentuk kebohongan apa yang Edwin lakuin sampe Lo semarah ini sama dia."

"Iya Lo bingung karena Lo pura-pura gak tau! Justru yang bingung itu harusnya gue, kenapa Lo smpe bilang gak tau Edwin bohong apa. Bahkan gue sempet curiga, apa Lo juga bohongin gue?!" Suara Flica mulai mengeras sampai Juan mendatangi Flica dan Fajar.

"Apaan si ribut-ribut gak jelas!" Sebagai ketua OSIS yang tegas, Juan memang harus bisa menjadi penenang suasana.

"Sans Ju, gada masalah kok. Flica aja yang selalu berpikiran negatif tentang gue!" Dengan tatapan menusuk dan seakan menuduh Fajar memojokkan Flica.

"Gue gak bermaksud nuduh Lo. Masalahnya Lo itu temen baiknya Edwin, bahkan Lo yang dulu bantuin gue pacaran sama dia. Masa sampe apa yang dia lakuin di belakang gue, Lo gak tau!" Emosi Flica sudah mulai memuncak. Juan yang berada di sana segera mencairkan suasana.

"Stop guys, please di dalem ada anak-anak yang lagi ospek, kalo sampe mereka denger kalian berantem kan bikin nama baik OSIS kita buruk. Mending gue peluk, sinih sinih!" Dengan seringainya Juan duduk di antara Flica dan Fajar.

Di saat Juan hendak merangkul Flica,

"Ekhmm!!"

Fifi, kekasih Juan saat ini.

"Eh bebeb, hehe mau ngerangkul Fajar kok, bukan Flica" ucap Juan dengan mengulurkan tangannya dan mengacungkan kedua jarinya membentuk piece.

Juan memang tegas sebagai ketua OSIS, namun dia sangat klemer-klemer jika ada Fifi.

Btw, ketos sebelum Juan itu kak Firman. Kebetulan yang mungkin memang takdir, kan Firman itu saudara Juan, dan adik kak firman sekarang kelas 11, anggota OSIS juga.

Bisa saja 3 periode ketua OSIS SMA ini berasal dari 1 keluarga, lucu memang.

Dari mereka kelas 11, sampai sekarang kelas 12 masih bersahabat. Seperti Flica, Fifi, Aini, Rina, Iqbal, dan beberapa anak OSIS kelas 11.

Bedanya, dulu mereka sebagai adik tingkat, sekarang mereka yang jadi kakak tingkat.

Di luar OSIS, Flica bersahabat bersama Fajar, Shafa, dan Edwin. Sebenarnya mereka berempat bisa di bilang duoble couple. Karena Fajar dan Shafa sepasang kekasih, yang kebetulan Flica yang membantu mereka pacaran. Lucu memang, Shafa sahabat Flica saat kelas 11, dan teman sekelas Edwin saat kelas 10. Dan Fajar teman sekelas Flica saat kelas 10. Kalian bingung? Lupakan saja hehe

Back to topic.

Melihat Juan dan Fifi yang berantem manja, Flica merasa risih. Ia pergi tanpa mengucapkan satu katapun.

"Flic, mau kemana? Gue becanda!" Fifi merasa tidak enak kepada Flica. Dia tidak benar marah kepada nya karena dekat dengan Juan.

"Dia bukan marah ke Lo kok!" Fajar mengikuti Flica pergi, merasa ia akan jadi obat nyamuk di situ.

"Jar, bentar! Gue mau ngomong pribadi sama Lo!" Juan menahan Fajri agar tidak pergi. Kini ia sudah kembali serius.

***

Tidak ada semangat di wajah Flica. Kini sudah memasuki hari ke tiga MOS. Artinya semua rasa lelah akan berakhir.

Beberapa anak OSIS kelas 11 dan 12 sedang mengatur barisan peserta MOS. Mereka akan melaksanakan upacara penutupan.

Setelah semua barisan rapi, anak OSIS berbaris di samping barisan peserta MOS.

Selesai mereka upacara, Flica kembali ke ruang OSIS berniat untuk beristirahat.

"Ca!" Suara lembut memanggilnya dengan badan yang menghalangi langka Flica.

Dengan malas ia menatap pria di hadapannya. "Apa si? Gue capek pengen istirahat!" Flica berusaha melangkah menghindari Edwin.

"Bentar! Aku mau ngomong!"

"Gue lagi capek! Pengen istirahat!" Dengan langkah pasti Flica meninggalkan Edwin ke ruang OSIS. Kali ini tidak ada halangan.

Bel pulang sekolah telah berbunyi sekitar 1 jam yang lalu, beberapa anggota OSIS belum pulang karena Menyelesaikan urusannya masing-masing.

"Guys, abis ini main yok, butuh refreshing nih!" Ajak Aini kepada anak-anak OSIS yang masih ada.

"Berangkat!" Ucap Nathan, anak OSIS kelas 11, saudara Juan yang juga adik kak Firman.

"Gue gak ikut ya!" Dengan sigap Flica mengambil tasnya dan bergegas pergi.

Beberapa menatap Flica bingung dengan sikapnya, bahkan ia pergi tanpa say goodbye.

"Gue juga balik!" Ucap Fajar kemudian mengejar Flica.

Baru sampai di parkiran, Fajar segera memangil Flica.

"Kenapa?" Masih dengan tatapan malas yang Flica lontarkan.

"Jadi kebohongan yang Lo maksud itu antara Edwin sama Lena?" Tanya Fajar dengan hati-hati.

"Gak usah sok bego deh!" Masih dengan wajah masamnya, kemudian Flica berjalan meninggalkan Fajar.

"Bentar Flic!" Fajar mengejar Flica kemudian menyodorkan ponselnya.

Tertera chatnya dengan Edwin.

Flica mengambil ponsel tersebut.

Chat tanggal dimana Edwin pergi sama Lena.
*Edwin bucin
Jar!!

Fajarrr*
Oyy!

*Edwin bucin
Nanti kalo Flica tanya gue di mana, bilang lagi sama Lo ya! Soalnya gue bilang kalo nge-game bareng Lo

Fajarrr*
Lha gak berani gue! Tau sendiri Flica ngamuknya gimana kalo di bohongin.
Lagian Lo mau kemana si? Tumben aja boong.

*Edwin bucin
Gue mau beli hadiah buat dia. Biar surprise jadi jangan bilang²

Fajarrr*
Oalah gitu. Oke deh aman!

*Edwin bucin
Sip, thanks my broo


***

SAMplukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang