part-5 putus

9 1 0
                                    

Flica tertegun setelah membaca chat Fajar dengan Edwin. Yang dibohongi bukan hanya Flica saja, tapi Fajar juga demikian.

"Jar, sorry!" Flica merasa bersalah karena telah memarahi Fajar kemarin.

"Iya gapapa, gue ngerti kok perasaan Lo. Gue juga kaget waktu tau Edwin sekarang kaya gitu. Sekarang dia juga jauhin gue, dia kayak marah ke gue." Jelas Fajar.

"Ya udah, Lo pulang gih, udah sore!"

"Lo mau gue anter gak?"

"Gak usah, gue pesen ojol aja." Dulu Flica jarang membawa kendaraan karena sering di antar jemput oleh Edwin, dan sekarang ia tidak membawa karena hari ini motornya harus di service.

"Serius nih?" Tawar Fajar kembali.

"Iya serius. Dah sanah, sapa tau mau bucin, kasian Shafa nungguin." Flica mendorong lengan Fajar agar lekas pergi dari hadapannya.

Ia berjalan menuju gerbang sekolah dengan lesu. Tangannya menggenggam ponsel dan akan memesan ojol melalui aplikasi di handphone nya.

Hampir ia memencet tombol pesan, seseorang mengambil ponselnya. Flica hampir panik. Hampir.

Orang yang mengambil ponselnya tetap diam di hadapannya, Flica mengarahkan pandangannya ke wajah di hadapannya.

"Lo?"

"Hai kak!"

Tebak siapa..
Ya, Sam!

"Sini hp gue!" Flica berusaha meraih ponselnya yang di genggam Sam.

"Gue anter ya kak!" Pinta Sam. Kemudian ia memainkan hp Flica untuk me-cancel pesanan ojol-nya. Setelahnya di kembalikan hp Flica.

Flica mengecek ponselnya dan di dapati aplikasi ojol tersebut sudah di keluarkan.

"Gak deh, makasih!" Flica beralih untuk meninggalkan Sam.

"Gue disini sampe jam segini sengaja nunggu Lo, kak!" Teriak Sam yang sudah di belakangi oleh Flica.

What? Nunggu gue? Batin Flica.

"Gue lagi males bercanda!" Balas nya tanpa membalikkan badannya.

"Gue serius. Gue pikir kakak bakal pulang sama kak Fajar tadi. Ternyata enggak!" Kini Sam sudah berada di hadapan Flica.

"Lo nguntit gue?" Sungguh Flica sedang tidak ingin di ganggu saat ini.

"Enggak kak. Tadi niatnya nungguin. Pas kak Flica keluar ruang OSIS, ada kak Fajar di belakangnya, jadi gue mau nyamperin gak berani." Jelasnya dengan hati-hati.

"Ngpain Lo nunggu gue?" Masih dengan tatapan malas.

"Tadi pagi gue liat kak Flica di anter, jadi kemungkinan pulangnya bakal di jemput"

"Trus?"

"Dari pada kakak lama nungguin jemputan, jadi gue pengen nganter kakak." ucap Sam dengan senyuman manisnya.

"Gitu doang?" Flica mulai merasa tidak enak. Ada yang aneh, sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Ada lagi si!" Sam menggaruk tengkuknya karena grogi.

Alis mata Flica naik turun menandakan ia menunggu ucapan Sam yang berikutnya.

"Pengen ngajak kak Flica ke toko buku! Hehe."

Flica berpikir panjang. Ia sedang ingin sendiri. Tidak ingin di ganggu. Tapi kasihan Sam, ia sudah menunggunya satu jam lebih di sekolah. Berhubung Flica juga suka membaca, akhirnya ia mau menemani Sam ke toko buku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMplukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang