6. Iri

729 97 1
                                    

Tuan Lee melempar setumpuk berkas ke arah muka Taehyung. Dia masih tak percaya telah memiliki dua anak yang sama sekali tak memiliki minat dalam dunia bisnis.

"Hasil apa ini, Taehyung? Cepat jawab!" bentak Tuan Lee.

Taehyung hanya menunduk, sama sekali tak berniat menimpali kemarahan ayahnya. Sejak kecil, dia sudah terbiasa dengan teriakan, cacian, bahkan pukulan. Untuk kesekian kalinya menghadapi lelaki paruh baya itu, Tehyung sudah tak merasa tertekan. Ia hanya menganggapnya angin lalu.

"Kalau nilaimu seperti ini terus, bisa-bisa kamu dikeluarkan!" imbuh Tuan Lee.

"Aku tidak peduli. Biarkan aku bebas menggapai impian seperti Jungkook," timpal Taehyung.

"Apa katamu? Kau ingin bebas?" Tuan Lee tergelak, merasa apa yang dikatakan Taehyung hanyalah sekadar lelucon. "Apa kau ingin hidup menjadi seorang penyanyi seperti Jungkook? Jangan gila, Lee Taehyung!"

"Aku tidak ingin menjadi penyanyi atau aktor seperti Jungkook. Aku hanya ingin menjadi seorang sutradara," jelas Taehyung. "Itulah impianku sejak kecil."

Plaaak

Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi Taehyung, membuat Taehyung tersenyum meremehkan, tak peduli jika sudut bibirnya sedikit berdarah. Tamparan itu adalah tamparan yang ia terima kesekian kalinya.

"Lalu bagaimana dengan perusahaan? Siapa yang akan meneruskan perusahaan, huh?" Tuan Lee mendelik seraya mendorong-dorong pundak Taehyung.

"Kenapa kau selalu memaksaku? Kenapa kau tidak pernah memaksa Jungkook untuk meneruskan perusahaanmu, ayah?"

"Yaaah! Lee Taehyung! Kau tahu sendiri bagaimana Jungkook. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain bermusik."

"...."

"Sejak kecil, kamu selalu mendapatkan peringkat satu di kelas. Sedangkan Jungkook? Sampai sekarang, dia bahkan belum hafal perkalian. Kalau bukan karena uang, dia mungkin tidak lulus dari ujian," sambung Tuan Lee sedih. "Satu-satunya harapan ayah adalah kau, Taehyung."

"Baiklah." Taehyung mengangguk. "Aku akan menuruti keinginanmu, ayah. Tapi ada satu syarat."

"Syarat apa?"

"Dengan meneruskan perusahaan itu, aku terpaksa meninggalkan cita-citaku sebagai sutradara. Itu berarti ayah telah merebut impianku. Tidak adil jika ayah hanya merebut impianku saja. Jadi, ayah harus merebut impian Jungkook juga. Kalau ayah melakukan itu, aku akan mewujudkan impian ayah dengan menjadi penerus perusahaan. Sebelum ayah melakukan itu, jangan harap aku mau bersungguh-sungguh kuliah!"

Ancaman yang terdengar sangat egois bagi Pak Lee. Tapi itulah luapan kemarahan dari Taehyung. Sejak kecil, ia selalu iri dengan apa pun yang dimiliki Jungkook. Di mata Taehyung, kehidupan Jungkook sangatlah sempurna. Tuan Lee tidak pernah memaksa Jungkook belajar atau pun mengikuti les ini dan itu. Hanya karena Jungkook terlahir sebagai anak slow learner yang sangat sulit memahami pelajaran, terutama matematika. Satu-satunya bakat yang dimiliki Jungkook adalah bermusik. Bahkan seluruh penjuru Korea menjulukinya "Jenius".

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Sabtu, 23 November 2019

Maaf baru update. Semoga kalian nggak lupa dengan cerita ini hahaha

Gomawo Taehyung SunbaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang