Mata Irene melotot tak percaya setelah melihat berita di televisi. Dia menjatuhkan remote control di atas lantas dengan mata terbelalak tak berkedip, juga tubuh mematung.
"Apa? Tidak mungkin! Tidak mungkin Jungkook Oppa akan berhenti berkarir." Irene menggeleng tak percaya.
"Sekali lagi saya mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya pada agensi dan para fans yang kecewa atas keputusan saya." Terlihat seorang lelaki tampan menunduk, meminta maaf dengan ratusan kilatan cahaya kamera yang menyorotnya.
"Huh Lee Jungkook, ya?" tanya Hoseok yang tiba-tiba duduk di samping kanan Irene.
"Sekarang kabar apa lagi yang dia buat?" kini Soekjin datang dari arah dapur seraya membawa secangkir coklat panas, lantas duduk di sebelah kiri Irene.
"Aku sudah menduganya kalau dia akan keluar dari dunia entertaiment." Hoseok beropini. Sementara Irene masih mematung tak percaya dengan berita yang barusan ia dengar.
"Iya." Soekjin mengangguk. "Dia pasti terkekang dengan tuntutan agensi dan para fans. Apalagi dia terlahir dengan sendok perak di mulut. Mudah saja keluar seenaknya."
"Wajahnya seperti anak manja."
"Setuju." Seokjin kembali mengangguk.
"Yaaah Oppa!" tegur Irene kesal. "Jangan menjelek-jelekkan Jungkook Oppa di depanku!" Irene menghantam muka Seokjin dengan bantal, lalu beralih menghantam muka Hoseok.
"Jungkook Oppa? Sejak kapan Jungkook mau jadi Oppa-mu? Seharusnya kau memanggilnya Ajussi. Dan dia memanggilmu Ajumma." Hoseok tergelak yang diikuti tawa renyah Seokjin.
"Yaaah!" bentak Irene mengacak rambut. Dia beranjak seraya mengentak-entakkan kaki menuju kamar, lalu membanting pintu. Merebahkan diri di atas kasur lalu menangis sepuasnya.
"Sudahlah. Buat apa kau menangisinya?" Seokjin membuka pintu kamar Irene. "Dia hanya seorang idol manja yang terlahir dengan sendok perak di mulut."
Hoseok berdecak. "Aneh sekali. Kau menangisi seorang pria yang bahkan tidak pernah kau temui sebelumnya."
"Aku pernah menemuinya!" bentak Irene.
Irene mengingat kejadian enam tahun yang lalu, saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama, lebih tepatnya saat Jungkook belum menjadi seorang penyanyi. Irene pernah bertemu Jungkook kala itu.
Mereka dipertemukan saat hujan. Irene tengah menunggu di depan mini market seraya memperhatikan bulir-bulir air yang turun deras dari langit mendung. Irene melihat sisa uang di saku bajunya, lalu menghela napas saat menjumpai sebuah koin yang tak cukup bila ia belanjakan membeli payung plastik.
"Ambillah!" seorang bocah tampan menyodorkan sebuah payung pada Irene. Bocah tampan itu tersenyum, meraih tangan Irene lalu meletakkan salah satu payungnya di telapak tangan Irene. "Aku beli dua. Tidak mungkin aku menggunakan keduanya, kan?"
Irene masih terpukau dengan ketampanan bocah itu. Dilihatnya name tag siswa bernama Lee Jungkook yang tersemat di jas hitam seragam bocah itu. Hingga beberapa tahun kemudian, Irene melihat bocah tampan itu di berbagai siaran televisi, membuatnya yakin untuk menjadi fangirl Lee Jungkook.
❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Minggu, 24 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo Taehyung Sunbae
Fanfiction"Terima kasih, Taehyung sunbae. Aku memang penggemar Jungkook. Tapi aku ...." kata Irene tercekat. Irene, seorang gadis biasa jurusan manajemen di salah satu Universitas ternama di Korea. Tak ia sangka jika ia satu kampus dengan Taehyung yang merupa...